Nazaruddin Menghilang Atau Di Hilangkan?
6 July 2011 | 8:11 am | Dilihat : 1085
Dalam kasus Nazaruddin mantan bendahara Partai Demokrat, terdapat dua hal yang mesti diperhatikan. Pertama pada saat setelah Nazar ke Singapura, beredar SMS gelap yang mendiskreditkan pemerintah, Partai Demokrat dan Presiden SBY. Kedua, informasi ketidak beradaannya di Singapura.
SMS gelap itu beredar di kalangan wartawan dan jejaring sosial pada akhir minggu ke empat Mei lalu. Dalam pesan singkat itu disebutkan, Nazaruddin kecewa dan mengancam akan membongkar sejumlah kasus yang disebut melibatkan Partai Demokrat. SMS itu juga menyinggung soal pribadi Presiden. SMS menggunakan nomor Singapura. Pesan juga menyebar melalui Black Berry dan jejaring twitter.
Presiden menanggapi penyebaran berita gelap pada hari Senin (30/5) "Fitnah itu seribu persen tidak mengandung kebenaran. Katanya ada megaskandal Century. Itu lagi, itu lagi. Disebutkan ada tindakan saya yang tidak terpuji. Ada lagi dikatakan Partai Demokrat mempunyai tabungan Rp 47 triliun. Dan, bagi orang itu (yang menyebarkan SMS) Partai Demokrat yang harus menjelaskan. Siapa yang menuduh, siapa yang menjelaskan? Dan, lebih banyak lagi. Naudzubillahimindzalik," tegasnya.
Aparat yang berwenang dan Menkominfo hingga kinipun tidak dapat membuktikan siapa si pengirim SMS. SMS gelap tersebut hingga kini tidak dapat dibuktikan, hanya sedikit titik terang muncul dari team IT Kompas yang menyebutkan bahwa SMS dikirim dari Jakarta dengan menggunakan nomor Singapura.
Memang dari beberapa acara talk show, dua orang menyebutkan bahwa Nazaruddin memang berada di Singapura, mereka adalah OC Kaligis (pengacara Nazar) dan Ruhut Sitompul dari Partai Demokrat.
Nah, berita terbaru yang mengejutkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Singapura menyatakan, Nazaruddin tidak ada di Singapura. Informasi ini telah disampaikan ke Pemerintah Indonesia beberapa minggu yang lalu, jauh sebelum dirinya dinyatakan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantas Korupsi pada 30 Juni 2011. Singapura selalu bersedia untuk bekerja sama dengan otoritas penegakan hukum Indonesia terkait kasus ini maupun yang lainnya. Demikian seperti Siaran Pers Kementerian Luar Negeri Singapura, Selasa (5/7/2011).
Ketika memasuki Singapura, Nazaruddin belum terdaftar tersangkut kasus atau berstatus tersangka. Sehingga Singapura tidak memiliki alasan untuk mencegah atau mengusir Nazaruddin. Saat ditanya mengenai keberadaan Nazaruddin saat ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Singapura menyatakan tidak mengetahuinya. "Saya tidak tahu karena kami tidak melacak siapa pun yang telah meninggalkan Singapura. Pihak Indonesia sebelumnya sudah diinformasikan tentang segala informasi yang dimiliki Singapura terkait dengannya."
Dari dua informasi diatas, penulis mencoba mengkaitkan dengan beberapa kasus yang terjadi di tanah air, khususnya serangan bom buku. Pada saat talk show di dua stasiun TV, dan diwawancarai oleh Okezone.com, penulis menjelaskan bahwa bom buku adalah sebuah bentuk serangan teror dengan tujuan mendelegitimasi pemerintah. Masyarakat dibuat paranoid dengan bom buku atau parcel. Mereka dibuat tidak percaya kepada aparat keamanan dan pemerintah. Penulis meyakini bahwa serangan bom buku di design khusus, bukan hanya sekedar serangan kecil. Walau pelaku tertangkap, penyidikan hanya sampai dijaringan 'cut out' saja, sementara agent action dan agent handler sebenarnya tidak terbongkar.
Kini penulis melihat bahwa kasus Nazar nampaknya juga mulai dimanfaatkan oleh kelompok anti pemerintah yang memainkan Nazar sebagai kartu dengan kredibilitas tinggi. Mereka melengkapi serangan demi serangan dan tanpa membayar, media sudah mengiklankan gratis. Inilah permainan ilmu teror dan intelijen tingkat tinggi. Lihat SMS pada akhir Mei, diberitakan dimana-mana. Media dibuat demam Nazar, semua membahas Nazar tanpa jalan keluar, gelap dan semakin gelap. Informasi Nazar menyebabkan tingkat kerusakan psikologis kredibilitas dan citra pemerintah menjadi tinggi dimata masyarakat.
Kini puncaknya, sebuah berita mengejutkan, pemerintah Singapura melansir berita, menyatakan Nazaruddin tidak berada di Singapura. Dalam artikel terdahulu, dengan judul 'mengukur keselamatan Nazar', penulis menyarankan agar yang bersangkutan segera kembali ke Indonesia saja, keselamatannya terancam. Penulis agak meyakini Nazar akan ada yang memanfaatkan dan bukan tidak mungkin dia akan digarap oleh para 'cleaner'.
Kemungkinan bahaya yang mengancam Nazar datang dari orang yang khawatir dari Indonesia, kelompok pencari keuntungan (semacam Mafia, Triad), dan yang paling berbahaya adalah kelompok teror yang anti pak SBY. Pengorganisasian bom buku saja sudah menggunakan ilmu dan kaidah intelijen. Sulit dibuktikan dalang sebenarnya. Pemerintah Singapura juga termasuk yang tidak nyaman dengan keberadaan Nazar di negaranya. Bisa saja mereka mengeluarkan atau mengusirnya dengan diam-diam, karena kini Nazar yang tanpa paspor adalah pendatang illegal disana.
Penulis khawatir kita akan semakin sulit menemukan Nazar, karena pemerintah Singapura dengan tegas sudah menyatakan Nazar tidak berada di Singapura. Paspornya sudah dicabut, berarti kalau dia keluar Singapura, bisa juga ada yang membuatkan paspor palsu. Dengan uang mudah membuat paspor palsu, seperti kasus Gayus. Nazar justru akan jauh lebih aman apabila menyelundup kembali ke Indonesia, banyak rute tikus di perbatasan yang sering dipergunakan para teroris.
Kini tidak ada pilihan lain dari Nazaruddin, segera menyerahkan diri kepada polisi atau KPK, justru dia akan lebih terlindungi keselamatannya. Mestinya semua warga negara Indonesia membantu memberikan informasi keberadaan Nazar, sebagai sumber informasi yang sangat penting. Mampukah kita menunjukkan kredibilitas kita untuk menangkap Nazar? Yang harus dijawab beberapa instansi pemerintah, Nazar itu menghilang atau dihilangkan? Mampukah kita?Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net/?p=2584 )
Ilustrasi : Nazaruddin (arsipberita.com)