Suporter Malaysia Takut Ke-GBK
29 December 2010 | 2:42 pm | Dilihat : 4507
Kemarin Pray dan cucu-cucu dibelikan kaos warna merah, kata si Granny, buat mengingatkan dan nambah semangat, paling tidak doa katanya buat Timnas Garuda yang nanti sore akan bertanding melawan Timnas Harimau Malaka. Nah ini hanya sekelumit kisah semangat seorang warga negara terhadap kesuksesan dan keberhasilan serta pasti juga gengsi bangsa ini. Mulai dari Presiden hingga rakyat kecil demikian merindukan sebuah prestasi internasional, walau ini adalah pertandingan sepak bola tingkat kawasan Asean.
Suasana the real final, walau menurut koran di Kuala Lumpur Indonesia Tertekan, menjadikan pertandingan final leg kedua ini menjadi begitu besar gregetnya. Kita kalah 3-0 di Leg Pertama, tetapi ingat kita pernah menggulung Malaysia 5-1 saat persaingan di grup. Disinilah semua berharap cemas, hati berdebar mengharap Tim Garuda akan bermain seperti diawal kompetisi, superior tanpa terkalahkan.
Nah, nanti sore sekitar 88.000 (atau lebih) penonton akan memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk memberikan dukungan kepada perwakilan bangsa ini. Masalah utamanya karena pesaingnya adalah Tim milik Malaysia, dimana negara tersebut terekam masyarakat banyak menimbulkan masalah kepada bangsa Indonesia.
Diantara penonton, yang semuanya bersatu dalam seragam merah, terdapat pendukung militan dari klub-klub fanatik seperti Jack Mania (Anak Betawi), Bonek (Bondo Nekat) Surabaya, Singo Edan (Arema/Malang) dan pendukung klub lainnya. Suporter itu biasanya kalau timnya kalah sering tidak terima, terus rusuh. Katanya itulah darah muda yang membela klub masing-masing. Jangankan suporter lawan, polisipun mereka lawan, dilempari batu, kereta api juga banyak dirusak, dilempari.
Suporter GBK berbeda dengan suporter yang ke KL. Para suporter Timnas Garuda yang ke Stadion Bukit Jalil KL itu kebanyakan kelas menengah keatas, mereka fanatis, tetapi kelasnya bukan yang suka berkelahi. Karena mereka kelompok yang agak agak berada, mesti punya paspor, bayar tiket pesawat saja Rp1,5 juta/PP. Nah, Kalau suporter yang Rabu sore (29/12) nanti adalah pasukan tempur yang suka berantem itu di GBK, cukup beli tiket Rp50 ribu.
Membaca kondisi ini, maka para suporter Malaysia jelas takut untuk memberikan dukungan ke GBK. Penulis menyebutnya mereka sekelas suporter jago kandang. Kalau berani mereka pasti datang, iya kan?. Menurut Menpora Malaysia, Dato Ahmad Shabery Cheek, pendukung Malaysia tidak seperti pendukung Indonesia yang saat tanggal 26 itu berjumlah 15.500 orang. Sebagian TKI, selain itu juga penonton yang khusus datang dari tanah air. Memang orang Indonesia dikenal berani, merdeka saja pakai bambu runcing berani melawan Belanda yang bersenjata lengap, berbeda dengan kemerdekaan Malaysia pastinya. Untung saat di KL itu para suporter Indonesia tidak rusuh, nampaknya mereka tahu resikonya besar, hukum disana demikian ketat dan tidak peduli, siapapun akan berurusan dan masuk jail kalau melanggar.
Bagaimana di GBK nanti?. Kita lihat sedikit kebelakang. Setelah kita sepakat melakukan reformasi, melaksanakan demokrasi kebebasan, maka mulailah euforia kebebasan, rakyat merasa negara ini milik mereka, mereka bebas berdemo, bahkan merusak tempat ibadah, menyerang polisi, membunuh petugas (Koja), main bakar dan tindakan anarkis lainnya. Rasanya demikian banyak orang yang menjadi mudah beringas, main hakim sendiri, main gebuk urusan belakangan.
Nah, pasti membaca situasi dan kondisi ini para suporter Harimau jelas tidak berani masuk kekandang Garuda di GBK, siapa mau cari penyakit kan?. Salah-salah pulang nama. Menurut Ketum PSSI Nurdin Halid katanya hanya ada 60 tiket di SUGBK yang diminta Malaysia untuk leg kedua nanti. Kabarnya maksimal penonton Malaysia paling banyak hanya 150 orang.
Dengan dukungan penonton fanatis sebanyak 88.000 orang, dengan suara menggelegar, sedikit atau banyak, konsentrasi pemain Malaysia pasti akan terpengaruh, bisa saja, kita lihat nanti, biasanya ada yang iseng melakukan tindakan tidak terhormat seperti. Walaupun Polri akan mengerahkan 9.000 personilnya. Nah kalau tekanan atau Perang Urat Syaraf (propaganda plus kegiatan) terus dilakukan penonton maka besar kemungkinan para Harimau-harimau muda Malaka itu gentar dan menjadi ciut, bisa-bisa berubah menjadi kucing Melaka yang akan dicengkeram Garuda. Nanti kita lihat mentalitas anak asuh Rajagobal itu.
Sebenarnya di GKB, seperti pesan Menpora Andi Malarangeng, agar masyarakat yang menonton bisa berjalan tertib. Tidak mengganggu jalannya pertandingan. Reputasi bangsa ini dipertaruhkan, apakah kita akan jadi bangsa yang kasar tidak taat hukum?. Mari kita doakan semoga nanti sore pertandingan berjalan aman, lancar, sukses dan Timnas Garuda menang. Nanti nyanyikan bersama dengan semangat "Garuda di dadaku"...Walau masih agak pesimis, harapan harus tetap ada, dan kita akan diuji apakah kita akan terlihat menjadi bangsa yang ikhlas dan mau menerima kekalahan dengan terhormat atau bangsa bar-bar yang menyukai anarkisme. Yang penting akan nampak nanti sore di GBK, rakyat bersatu dalam sebuah kostum merah dengan lambang Garuda dipimpin oleh Presidennya. Judulnya "Ini sudah dijalan yang benar"...Semoga Allah melindungi pertandingan nanti sore dan melindungi bangsa ini, Amin.
PRAYITNO RAMELAN, Beserta Cucu-cucu mendukung Timnas Garuda.
Sumber: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2010/12/29/suporter-malaysia-takut-ke-gbk/
(Dibaca : 730kali)