Strategi Mendatang Partai Demokrat

1 May 2010 | 3:26 am | Dilihat : 523

Partai Demokrat dapat di katakan sebagai partai muda, partai yang lahir saat terjadinya reformasi di Indonesia. Dalam perjalanannya setelah berhasil masuk ke jajaran papan tengah pada pemilu 2004, dan menjadikan Ketua Dewan Pembina-nya menjadi Presiden, maka pada pemilu 2009, Partai Demokrat secara mengejutkan telah memenangkan pemilu. Partai ini mampu menaikkan perolehan suaranya secara spektakuler, hampir 300%, dari 7,45% pada 2004 menjadi 20,85% pada tahun 2009. Dengan strateginya yang disebut oleh Ketua Dewan Pembina, Pak SBY sebagai strategi putih, Partai Demokrat mampu mengungguli perolehan suara baik PDIP maupun Partai Golkar sebagai seniornya.

Sebelum kita masuk kepada substansi pembahasan, sedikit disampaikan pengertian strategi. Kata "strategi" sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang artinya "komandan militer" pada zaman demokrasi  Athena. Menurut kamus wikipedia, strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Sementara taktik adalah  cara pencapaian tujuan dalam tingkat operasional pelaksanaan yang mempunyai rentang waktu yang relatif pendek.   Dalam militer, strategi digunakan untuk memenangkan peperangan sementara taktik lebih digunakan untuk memenangkan pertempuran.

Nah, kini kita melihat bahwa Partai Demokrat sedang mempersiapkan sebuah persiapan perang, yaitu perebutan konstituen, merancang strategi untuk tahun 2014 serta mempersiapkan panglima mandalanya. Kenapa penulis menggunakan istilah militer?. Karena Partai Demokrat disiapkan sebagai partai dengan model manajemen militer, dimana komando serta rentang kendalinya jelas. Keributan serta munculnya faksi yang biasa terjadi di partai politik dapat tereliminir dengan ketatnya kodal internal. Keampuhan kepemimpinan Pak SBY dalam mengendalikan Demokrat menjadikan beberapa yang tidak puas  dapat dinetralisir dan diakomodasikan dengan piawai.

Partai Golkar dan PDIP sebagai pesaing Partai Demokrat seharusnya lebih menghitung strategi Partai Demokrat yang walaupun elit politiknya banyak yang menilai kurang mumpuni, tetapi tertutup dengan strategi serta nama besar Ketua Dewan Pembinanya. Bahkan penulis melihat bahwa Pak SBY dalam membangun kebesaran partainya, citra serta kekuatan sebagai pemimpin, berada diatas kepemimpinan Pak Harto. Dalam kondisi keterbukaan, penegakan demokratisasi dan kebebasan, Partai Demokrat mampu di pimpinnya hingga meraih kenaikan suara sekitar 300% pada 2009 dibandingkan pemilu 2004. Sementara Pak Harto yang mampu menjaga suara Partai Golkar 70% hanya pada saat beliau menjadi Ketua Dewan Pembina dengan kekuasaan dan pengendalian penuh dinegara ini sebagai presiden, yang lebih menjurus kepada power otoriter. Nah, mari kita bahas strategi Partai Demokrat menuju 2014.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok menyatakan bahwa Partai Demokrat sedang mempersiapkan sebuah draft strukur baru menjelang Kongres yang akan dilaksanakan pada 21-23 Mei 2010. Menurut Mubarok, dalam draft diusulkan, kekuasaan tertinggi berada ditangan majelis tinggi. Selanjutnya dijelaskannya bahwa majelis tinggi beranggotakan ketua dewan pembina, ketua umum,dan ketua dewan penasihat. "Struktur ini dibuat untuk menghindari ketua umum yang otoriter sehingga dia menguasai semuanya," katanya.

Mubarok yang juga Ketua Tim Sukses Pemenangan Anas Urbaningrum  juga mengatakan bahwa dalam struktur baru nanti juga ada pembagian koordinator wilayah (korwil). Tugas utama korwil adalah pemenangan pilkada dan pemilu nasional. Sementara Sekjen Demokrat Amir Syamsudin mengatakan  ketua umum tidak akan kehilangan fungsi strategisnya. "Ketua umum dan sekjen akan tetap memegang peranan penting di partai," katanya. Keduanya ini  nantinya yang akan memutuskan hal-hal yang diatur dalam UU terkait partai politik. Namun, untuk hal-hal di luar itu, seperti pembentukan badan kehormatan, merupakan bidang majelis tinggi.

Menurut Ketua DPP Partai Demokrat Wayan Gunarsa dalam struktur baru itu nantinya akan ada banyak bidang-bidang baru disesuaikan dengan pemerintah. Setidaknya, tidak jauh berbeda dengan susunan di Kabinet Indonesia Bersatu II. Jumlah pos baru diperkirakan akan berjumlah sekitar 100 pos. Kalau nanti menang dan menjadi partai penguasa Demoktrat bisa membantu menyukseskan program pemerintah. Kalau kalah Partai Demokrat bisa memberi kritikan yang membangun terhadap pemerintah.

Selain pembenahan struktur organiasasi, Partai Demokrat juga sedang mempersiapkan para calon Ketua Umum partai. Sementara yang sudah melakukan deklarasi adalah Andi Alfian Malarangeng dan Anas Ubaningrum. Marzuki Ali diketahui belum secara resmi melakukan deklarasi. Calon Ketua Umum Partai Demokrat Andi Mallarangeng yakin dirinya akan mendapat dukungan dalam pertarungan memperebutkan kursi Ketum PD dalam kongres, Mei mendatang. Andi merasa yakin akan memenangkan persaingan ini karena didukung oleh putra Pak SBY, Eddie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang bersama Andi telah melakukan safari.

Menteri Pemuda dan Olahraga ini mengklaim mendapat dukungan 80 % dari seluruh DPD dan DPC se-Tanah Air. Keterlibatan Ibas jelas mendapat restu ayahnya, dimana Pak SBY justru menunjukkan bahwa dialam demokrasi setiap kader diijinkan bersaing dengan sehat. Jadi dalam hal ini belum tentu juga Andi akan menang dari Anas. Ini akan menjadi tontonan menarik apabila Andi yang didukung penuh Ibas putra presiden nanti ternyata kalah, bukti sebuah sikap demokratis sang pemimpin. Mestinya Andi jangan terlalu percaya diri, kasus Aulia Pohan adalah bukti sebuah konsekwensi SBY sebagai pimpinan nasional dan ketaatannya kepada hukum dan demokrasi.

Pemilihan calon ketua umum Partai Demokrat kini menjadi lebih bernilai strategis dan penting. Dikatakan oleh Wakil Sekjen Partai Demokrat Yahya Sacawirya, "Partai Demokrat ini kan partai terbesar di Pemilu 2009. Wajar kalau kandidatnya tidak hanya mencari ketua umum partai, tetapi mungkin juga untuk capres 2009." Selanjutnya dikatakan bahwa ketua umum adalah kader terbaik yang dimiliki partai. Maka wajar kiranya jika partai yang bersangkutan mengajukan ketua umum sebagai capres di Pemilu. Yahya yakin, partai akan lebih maju jika mengajukan capres yang berasal dari kader partai, bukan dari figur luar. Dia menilai Anas dan Andi adalah kader terbaik Demokrat. Keduanya memiliki semua kriteria, baik untuk ketua umum maupun capres pada Pemilu 2014 nanti.

Dalam perkembangan terakhir, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok menyampaikan syarat calon ketua umum diperlonggar dari kongres sebelumnya. Menurut Mubarok, ada tiga kriteria besar bagi calon ketua umum yang akan maju dalam kongres nanti. Syarat tersebut adalah memiliki kemampuan dan integritas, diterima oleh semua kader, dan memiliki kartu anggota partai. Sedangkan dalam AD/ART partai sebelumnya disebutkan bahwa kandidat diharuskan memiliki pengalaman sebagai pengurus partai minimal dua tahun. Pandangan ini mendapat tentangan dari beberapa kader partai. Apakah ini sebuah isyarat bahwa menjelang Kongres nanti akan dimunculkan lagi beberapa tokoh besar yang telah ada di Demokrat?

Nah, dari beberapa perkembangan informasi tersebut, sangat jelas terlihat bahwa Pak SBY telah banyak mengambil pengalaman terjadinya perseteruan  internal dari sebuah partai politik. Dengan dibentuknya majelis tertinggi, maka akan sulit bagi Ketua Umum Partai Demokrat mendatang untuk berbuat semaunya, merebut dan menguasai parpol. Nampaknya Posisi ketua umum hanya berada pada tataran pelaksana taktis, pelaksana dari taktik dalam memenangkan pertempuran di wilayah-wilayah. Untuk penentuan strategi penting tetap dipegang oleh Pak SBY yang diperkirakan akan menjadi ketua majelis tertinggi, sekaligus ketua dewan pembina, dibantu ketua dewan penasihat dan ketua umum partai. Penentuan capres juga akan berada pada majelis, bukan wewenang ketua umum.

Penerapan majelis tertinggi ini mirip dengan posisi Ketua Dewan Syura partai Islam yang kedudukannya lebih berkuasa dibandingkan Ketua Dewan Tanfidz. Tetapi dari pengalaman yang terjadi pada PKB, wewenang Ketua Dewan syura yang saat itu dipegang oleh Gus Dur dapat dilumpuhkan dan kemudian direbut oleh Ketua Dewan Tanfidz. Dalam sistem kepartaian di Indonesia, yang diakui oleh pemerintah adalah Ketua Umum dan Sekjen Partai, sedangkan Ketua Dewan Syura hanya diakui internal Partai. Kecuali apabila kedudukan Ketua Dewan Syura demikian kuat seperti yang terjadi di PKS. Nah, dalam posisi ini, pembenahan yang dilakukan Partai Demokrat nampaknya memang telah dipersiapkan dengan matang. Demokrat telah berbenah selangkah lebih maju, mereka mempersiapkan kader-kader mudanya, mempersiapkan partainya menjadi maju dan modern.

Disatu sisi nampak sedikit ganjalan bagi para calon ketua umum, dengan mulai diangkatnya isu "penghijauan", sektarianisme, primordialisme, serta kader asli dan imitasi di tubuh Partai Demokrat oleh fungsionaris DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Munawar Fuad Noeh. Dia menengarai, saat ini ada upaya untuk membelokkan arah dan khittah Partai Demokrat. Isu tersebut dibantah oleh Ketua Badko HMI Sumut, Syamsir Pohan. Dikatakannya, "Tidak ada urusan HMI dengan suksesi partai Demokrat. Persoalannya Bang Anas Urbningrum mantan ketua umum PB HMI, Bang Andi Malarangeng alumni HMI Jogja, Bang Marzuki Alie alumni HMI Jakarta,  maju sebagai kandidat ketua umum Partai Demokrat itu persoalan pribadi mereka dengan partainya." Isu ini sedikit banyak diperkirakan akan bisa mengganggu posisi ketiga-tiganya.

Itulah sebagian persiapan yang dapat direkam dari para pemimpin Partai Demokrat dalam mempersiapkan  partai yang maju dan modern. Strategi dan manajemen partai yang memadai akan memperkokoh persatuan diantara kader partai. Partai Demokrat telah menjadi lebih dewasa dan piawai untuk menyelamatkan,mempertahankan dan meningkatkan perolehan suaranya. Mereka mulai menggeliat dan akan berusaha mengejar target 30% pada pemilu 2014 hingga mereka lebih kuat dan tidak tergantung parpol lainnya. Memang Demokrat tidak lepas dari deburan ombak dan riak gelombang yang akan terus menerpa, dan semuanya tetap akan di jaga pada satu tangan yaitu Pak SBY. Kekuatan, citra dan kredibilitas SBY adalah kekuatan utama Demokrat, tetapi apakah pernah dipikirkan bahwa itu juga merupakan kerawanan?.

PRAYITNO RAMELAN, Pemerhati Intelijen, Penulis Buku Intelijen Bertawaf.

Sumber: http://politik.kompasiana.com/2010/05/01/strategi-mendatang-partai-demokrat/ (Dibaca: 988 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.