Meninjau Pacific Air Forces

26 October 2009 | 3:26 pm | Dilihat : 575

Saat menduduki jabatan sebagai Sekretaris Kepala Staf Angkatan Udara (Sekkasau) dengan pangkat Kolonel, penulis pada tanggal 18-24 Mei 1996 mendapat tugas mendampingi Kasau pada kegiatan Pacific Air Chief Conference di Amerika Serikat.

Air Chief Conference adalah kegiatan gathering para Kepala Staf Angkatan Udara dikawasan Asia Pasifik, dengan host Panglima Angkatan Udara AS di Pasifik (Pacific Air Forces Commander/COMPACAF), yang saat itu dijabat oleh General John. G Lorber (perwira tinggi berbintang empat).

Acara dilaksanakan di dua tempat yaitu di PACAF Headquarter di Pangkalan AU Amerika di Hawaii (Hickam Air Force Base) dan Pangkalan AU Amerika di Alaska (Elmendorf Air Force Base). Kegiatan tersebut lebih diutamakan sebagai ajang pertemuan pimpinan AU untuk dapat saling bertukar pikiran tentang Angkatan Udara.

Gathering dihadiri oleh Kasau dari negara-negara Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Kamboja, Philippina, Indonesia, Banglades dan Australia. Selama enam hari para Kepala Staf AU yang diundang beserta seorang perwira pendamping, diberi penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab Panglima AU Pasifik serta dilakukan diskusi tentang perkembangan Angkatan Udara didunia.

Kesempatan peninjauan fasilitas AU Amerika Serikat dan pesawat-pesawat tempurnya merupakan pengalaman yang tidak terlupakan. Terutama peninjauan ke Elmendorf Air Force Base di Alaska yang sangat sulit untuk dikunjungi oleh orang luar selain personil AU Amerika Serikat yang ditugaskan ke Alaska atau personil AU negara lain yang terlibat dalam latihan bersama dengan USAF.

Dari Markas Besar PACAF di Hickam Air Base, rombongan Air Chiefs diajak tour oleh Panglima AU Pasifik General Lorber menuju ke Alaska. Penerbangan menggunakan pesawat Komando Panglima Pacaf, KC-135 (tanker) yang sebagian dimodifikasi menjadi pesawat VIP. Pesawat dilengkapi dengan fasilitas dan jaringan komunikasi kodalud (komando pengendalian udara) Panglima AU Pasifik, serta peralatan canggih lainnya.

Penerbangan dari Hawai ke Alaska ditempuh dalam 6 jam. Saat memasuki wilayah Alaska pesawat VIP di-intercept dan dikawal hingga mendarat oleh dua buah pesawat F-15 Strike Eagle USAF. Setelah mendarat di Elmendorf Air Base, rombongan diberi kesempatan melakukan peninjauan beberapa pesawat tempur F-15 dan pesawat E-767 airborne warning and control system yang selalu disiagakan dalam 24 jam, lengkap dengan persenjataannya.

Saat itu di Alaska saat musim panas, tetapi suhu berkisar antara 2-10 derajat celsius, salju terdapat dipuncak bukit. Beruntung saat itu udara bersih, tidak terdapat angin yang terkenal dengan sebutan bloody windy, yang menyebabkan dinginnya menyengat dan bahkan dapat membunuh manusia. Menurut personil Air Base, pada saat winter pangkalan selalu diselimuti salju hingga semeter tebalnya, setiap saat run way harus selalu dibersihkan agar dapat dipergunakan untuk take off dan landing pesawat.

Pangkalan Elmendorf terletak dekat dengan kota Anchorage. Elmendorf adalah fasilitas AU terbesar di Alaska dimana terdapat beberapa markas militer AS, yaitu Alaskan Command (ALCOM), Alaskan NORAD Region (ANR) dan Eleventh Air Force dan 3rd Wing. Pangkalan ini selalu disiagakan dalam 24 jam sehari, karena merupakan perisai udara Amerika Serikat terhadap kemungkinan serangan udara dari arah utara.

Kini pada tahun 2009, pangkalan Elmendorf selain ditempati oleh pesawat tempur F-15 Strike Eagle juga diperkuat oleh pesawat tempur siluman F-22 "Raptor" (lihat foto)  yang sangat canggih dan sementara ini hanya dimiliki oleh USAF. Dengan sistem pertahanan gabungan antara NORAD, ALCOM dan kombinasi pesawat tempur tercanggihnya, kelihatannya sulit bagi mereka yang akan menyerang AS menembus dari arah Utara dan dari Barat.

Tetapi ironisnya dengan perlengkapan dan peralatan tercanggihnya tersebut ada kerawanan sistem pertahanan udara AS. Yaitu pernah terjadinya kegagalan sistem pertahanan udara berlapisnya menangkal dan mengantisipasi serangan terhadap dua menara WTC pada tanggal 9 September 2001 oleh kamikaze teroris. Kedua menara runtuh bukan dengan serangan bom dan explosive, tetapi dengan serangan the other explosives yaitu bahan bakar pesawat, yang dibawa oleh pesawat angkut maskapai sipil. Masalah ini kelihatannya terjadi diluar dugaan dan perkiraan dari sistem pertahanan udara mereka.

Itulah salah satu sebab AS demikian bencinya kepada teroris dan kemudian menempatkannya sebagai musuh utama. Hanya teroris yang mampu mempermalukan negara super power ini justru di main land-nya, jelas harga diri bangsa Amerika sangat terpukul. Tak ada gading yang tak retak, demikian juga, secanggih apapun sesuatu didunia ini, ada saja kelemahan, kekurangan dan kerawanan. Itulah manusia, tidak ada yang sempurna, ini sebuah pelajaran bagi kita semua, oleh karenanya negara kita tidak boleh lengah walau kita sudah merasa sehebat apapun.

Sekilas tentang Pacific Air Forces (PACAF)

Pacific Air Forces yang bermarkas di Hickam Air Force Base, Hawai, adalah satu dari sembilan Komando Utama Angkatan Udara Amerika Serikat. PACAF adalah komponen udara dari Komando Pasifik Amerika dan merupakan salah satu dari dua Komando Utama Angkatan Udara AS diluar benua Amerika. Komando satunya adalah United States Air Forces in Europe (USAFE).

PACAF yang diresmikan pada tanggal 1 Juli 1957 adalah redesign dari komando utama sebelumnya yang bernama Angkatan Udara AS Timur Jauh (United States Far East Air Forces). Misi utama PACAF adalah mensiagakan kekuatan angkatan udara dan angkasa luar untuk mendukung kepentingan Amerika diwilayah Asia Pasifik baik dalam keadaan damai, situasi krisis maupun perang. Wilayah tanggung jawab PACAF dari bagian barat Amerika hingga bagian timur Afrika, dari Arctic hingga ke Antartika.

Area tersebut merupakan wilayah dimana terdapat lebih dari 44 negara dengan penduduk yang berjumlah mendekati dua milyar orang. Komando ini memiliki sekitar 45.000 personil militer dan sipil, dilengkapi dengan 300 pesawat tempur dan penyerang. Pacific Air Forces pernah terlibat dan mempunyai pengalaman dalam perang dunia kedua, perang Korea, perang Vietnam dan Operasi Desert Storm 1991.

Dislokasi Kekuatan Udara Pacific Air Forces

1. Fifth Air Force – Yokota Air Base, Tokyo, Japan

  • 18th Wing- Kadena Air Base, Okinawa Prefecture, Japan(Pesawat : F-15C/D, KC-135R, HH-60G, E-3 Sentry
  • 35th Fighter Wing- Misawa Air Base, Aomori Prefecture, Japan(pesawat : F-16CJ/DJ).
  • 374th Airlift Wing- Yokota Air Base.(C-130E,C21A,UH-1N)
  • 605th Air and Space Operation Center-Yokota Air Base.

2. Seventh Air Force (AFKOR)- Osan Air Base, South Korea.

  • 8th Fighter Wing-Kunsan Air Base-South Korea (F-16CG/DG, F-16C/D)
  • 51st Fighter Wing-Osan Air Base(A-10/OA, F-16CG/DG, C-12)
  • 607th Air and Space Communication Group-Osan Air Base.
  • 607th Air and Space Operation Center
  • 607th Air Support Group- 607th Air Support Operatin Group.

3. Eleventh Air Force- Elmendorf Air Force Base, Alaska.

4. Thirteenth Air Force (AFPAC)-Hickam AFB, Hawaii (Seasonal).

  • 15th Airlift Expenditionary Group-Hickam AFB(Seasonal)(C-17, C-37, C-40)13th Air Expenditionary Group-Hickam AFB (Seasonal)
  • 613th Air and Space Operation Center-Hickam AFB.
  • 613th Support Group-Hickam AFB.
  • 36th Wing-Andersen AFB Guam (no aircraft assigned).

PRAYITNO RAMELAN

(Sumber: opini-prayito.ramelan)

Sumber: http://teknologi.kompasiana.com/internet/2009/10/26/meninjau-pacific-air-forces/ (Dibaca: 886 kali)

This entry was posted in Kedirgantaraan. Bookmark the permalink.