Peran Ibu Ani Bagi Pak SBY

11 September 2009 | 12:24 am | Dilihat : 117

Kita semua tahu bahwa Ibu Ani yang bernama lengkap Kristiani Herawati adalah isteri Pak SBY, yang  kembali terpilih menjadi Presiden RI untuk periode 2009-2014. Khusus mengenai Ibu Ani ini, penulis pernah membuat sebuah artikel di Kompasiana  pada bulan November 2008 dengan judul, "Ibu Ani Yudhoyono Yang Tangguh." Disitu digambarkan bagaimana perjuangan beliau sebagai isteri yang selalu setia mendampingi sang suami dalam suka dan dukanya dalam mengarungi kehidupan ini.

Bagi masyarakat Indonesia, peran seorang isteri demikian pentingnya, karena isteri yang "mapan dan mumpuni" adalah bagian dari kehidupan seorang suami, mapan berarti dia sudah matang, mantap sebagai isteri yang pantas disandingkan, mumpuni yang oleh masyarakat Jawa biasa disebut sebagai "suluh ing pepeteng, damaring bawono," perannya demikian besar dalam memberikan penerangan, menerangi hati suami. Masyarakat Jawa itu menyebut istrinya sebagai  "Garwo" atau sigaring nyowo, yang berarti belahan jiwa. Disinilah peran isteri para pria jadul, maksudnya yang sudah berangkat tua (termasuk penulis), isteri sebagai belahan jiwa dari sang suami. Tetapi kini yang banyak terjadi pada  jaman modern ini justru peran isteri sering  disepelekan, bahkan beberapa menjadi korban KDRT (kekerasan dalam rumah tangga).

Nah, pada hari Rabu (9/9) pada saat Pak SBY berulang tahun, saat dilaksanakannya acara syukuran sederhana dikediaman pribadinya di Cikeas, Ibu Ani menyampaikan "Atas nama anak-anak saya ucapkan selamat ulang tahun,” kepada Presiden SBY. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Ani menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah memberikan ucapan ulang tahun kepada Presiden SBY (termasuk yang memberi selamat di Kompasiana pastinya). Kemudian Ibu Ani menyampaikan hadiah kepada sang suami yaitu AKA. Bukan senjata AKA, tetapi sebuah singkatan. Dimana A pertama yang dimaksud adalah Air, Presiden SBY diharapkan menjadi air yang memberikan kesejukan. Sedangkan K berarti Kompas, diharapkan Presiden SBY dapat menjadi penunjuk arah bagi keluarganya dan seluruh masyarakat Indonesia. Sedang A yang terakhir artinya Api, yang menurut Ibu Ani, api itu memberikan energi dan semangat. Kesimpulannya “Kami berharap agar presiden sebagai api bagi keluarga dan masyarakat Indonesia tetap terus bersemangat dalam bekerja demi menyukseskan bangsa,” tegasnya.

Acara dilanjutkan dengan potong tumpeng, dimana kemudian potongan tumpeng diberikan Presiden SBY kepada tiga wanita yang dicintainya. Potongan pertama diberikan kepada ibunda tercinta, Ibu Habibah Sukoco. Tumpeng kedua dan ketiga disampaikan kepada ibu mertuanya, Ny.Sunarti Sarwo Edhi Wibowo, dan kepada sang istri yang telah mendampinginya selama 33 tahun.

Dari acara tersebut, terlihat peran tiga wanita penting dalam kehidupan Pak Presiden kita, ibunda Habibah Sukoco, adalah ibu kandungnya yang selalu dihormati dan ditempatkan pada posisi utama, karena bagi seorang muslim, kita harus selalu memohon ridho kepada orang tua, Allah tidak akan memberi kita ridho kalau orang tua tidak memberikan ridho. Kemudian wanita kedua adalah  Ny.Sunarti Sarwo Edhi Wibowo, beliau adalah ibu mertua yang melahirkan isterinya, ridho dan doa ibu isterinya menjadi penguat dan perekat baginya dalam menjalankan tugas berat dalam memimpin negeri ini.

Wanita ketiga adalah isterinya, dalam peran sebagai Garwo, maka ibu Ani adalah pendamping yang sangat faham dengan suka dukanya tugas sang suami dalam mengemban amanah. Dalam hidup, manusia penuh dengan kekurangan pasti membutuhkan tempat  'outlet', dimana pada kondisi tertentu seorang manusia pasti akan mengeluarkan keluh kesahnya. Nah disinilah peran si Garwo tadi, dia sebagai isteri yang mapan dan mumpuni, terlatih, akan mampu menerima outlet, dan membesarkan hati si suami.

Dari acara sederhana tadi, ada pelajaran yang mungkin bisa kita petik. Betapa besar peran seorang wanita bagi seorang pria. Penghormatan yang diberikan oleh Pak SBY dalam kedudukannya yang demikian tinggi sebagai  presiden dalam menghargai Ibu kandung, ibu mertua dan isterinya mungkin adalah salah satu kunci suksesnya. Disinilah rahasia Allah yang kita tidak tahu, yaitu urusan ridho. Kalau seorang ibu memberikan ridho dan mendoakan putranya dengan tulus, Insya Allah seseorang akan mendapat ridho Allah SWT. Dengan ridho Allah, sebuah sukses jelas akan sangat mungkin diraihnya.

Yang kedua peran isteri yang faham dengan posisi sang suami, mampu menerjemahkan peran dan tugas suaminya sebagai pemberi semangat untuk tetap giat bekerja, memberi kesejukan serta memberikan arah kepada bangsa ini agar dapat meraih kesuksesan. Jelas sukses yang dimaksudkan adalah tercapainya cita-cita bangsa ini dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Kemampuan yang dimiliki serta luasnya wawasan yang dimiliki Ibu Ani jelas tidak didapatnya secara singkat, tetapi telah dilaluinya perjalanan panjang, baik pengetahuan serta pengalamannya. Oleh karena itu bagi mereka yang nanti bercita-cita akan atau disiapkan sebagai capres pada 2014, jangan hanya menyiapkan suaminya saja...tetapi siapkan juga isterinya, begitu bukan?

Berkaitan dengan bulan suci Ramadhan ini, tidak ada salahnya penulis mengingatkan, bagi mereka yang orang tuanya masih ada, inilah kesempatan emas kita, mintalah maaf kepada orang tua, mintalah ridhonya, berlututlah, peluklah  ibu anda saat Idul Fitri nanti tiba, saat dia masih bisa dipeluk. Mungkin selama ini ada kesalahan kita yang mengganjal dihati orang tua, mohonlah agar dimaafkan, Insya Allah, Ridho Allah akan kita terima, nah kalau kita mendapat ridho Allah...apalah yang sulit didunia ini, semua kesulitan akan teratasi. Bagi yang orang tuanya sudah tiada, doakanlah dia, karena setiap saat beliau selalu menunggu doa anak-anaknya yang soleh. Semoga bermanfaat.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana

Sumber: http://www.kompasiana.com

This entry was posted in Umum. Bookmark the permalink.