Old Soldier Is Back Dan Bantahan SBY
16 July 2009 | 11:28 am | Dilihat : 315
Setelah mem-posting artikel "Intelijen Mataram, Kenapa Ada Yang Menang Telak?", Old Soldier ini dipaksa istirahat oleh dokter. Kepala belakang kok pusing, rasanya seperti dijepit tang. Menurut dokter itu disebabkan karena kurang tidur, darah menjadi agak kental. Hehehe...ya senyum-senyum saja, maklum setelah almost sixty two ini, menulis adalah bagian dari upaya mempertahankan kecerdasan dan stabilitas ketuaan (bukan kemudaan) di usia senja. Tujuannya hanya satu, meneruskan pengabdian hingga diakhir hayat melalui penulisan, diskusi, pencerahan, peluasan wawasan, mengajak publik berfikir secara rasional dan realistis.....dan berbaik hati mestinya. Nah pagi ini walau kondisi belum pulih penuh, penulis sengaja membuat tulisan ini karena membaca berita tentang bantahan SBY terhadap berita, isterinya Ny.Ani Yudhoyono yang akan dicalonkan sebagai capres pada 2014. Sebelum mengulas penjelasan SBY tersebut, Old Soldier yang kembali menulis akan menyapa dahulu para penanggap yang demikian antusias bergabung diblog ini.
Penulis sudah memohon maaf kepada para penanggap di artikel Intelijen Mataram itu, karena tidak bisa menjawab satu persatu tanggapan para pembaca dan blogger budiman. Membaca tanggapan-tanggapan tersebut penulis hanya menulis satu tanggapan yang menjelaskan "Tanggapan akan memperkaya khasanah kompasiana. Sangat menghargai dan menghormati semua tanggapan dan komentar yang tetap disampaikan dengan santun. Berbeda pendapat atau teori adalah lumrah, apalagi dibidang yang bukan ilmu pasti seperti matematika. Perbedaan cara pandang ada disemua bidang, dari agama, ilmu kedokteran, teori ekonomi sampai dengan ilmu perang. Karena apapun teorinya, mengenai rincian kenapa sesuatu berhasil atau gagal, adalah hak prerogatif semata milik Allah SWT. Manusia hanya sebatas bisa berencana, meskipun dilain pihak harus diingat, salah satu sifat Allah SWT adalah maha adil. Selalu memberi hadiah yang sesuai dan terbaik kepada manusia yang berusaha meminta kepadaNya. Nah soal sang manusia, puas, bersyukur atau kecewa dengan yang didapatnya, ini adalah urusan masing-masing individu manusia." Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada perhatian para penanggap atas doanya. Semoga Tuhan YME yang membalas budi baik dan keakraban anda sekalian.
Pagi ini penulis membaca berita, SBY tidak sependapat, membantah berita yang beredar di masyarakat bahwa isterinya Ny. Ani Yudhoyono digadang-gadang untuk menjadi capres pada 2014. Banyak orang, pengamat dan mungkin dari kubu SBY sendiri yang mencoba memancing pendapat pemimpin blok Cikeas itu. Rupanya pemenang pilpres'09 (sementara masih versi quick count) itu tidak bisa dipancing sekenanya, sepertinya beliau membaca berita tersebut agak berbau "killing ground." Bayangkan apabila berita tersebut dibiarkan, SBY dianggap akan membentuk dan menghidupkan budaya dinasti. Jelas akan negatif nilainya. Memang kalau dilihat, pendapat yang mengajukan Ny Ani Yudhoyono untuk dijadikan kandidat kuat capres di tahun 2014 ya tidak salah, namanya juga hak seseorang. Hanya yang tidak pas adalah iklim politik masa kini, masih banyak yang belum "luruh" hatinya dengan kemenangan mutlak SBY-Boediono itu. Pasti akan banyak memunculkan komentar kurang baik dan merugikan.
Pada Selasa malam (14/7), Pak SBY mengatakan "Saya kaget, keluarga saya kaget. Ibu Ani disebut-sebut sebagai salah satu calon presiden 2014. Saya dengan keluarga membacanya terkejut betul dan ini bisa menimbulkan image, atau persepsi yang keliru." Selanjutnya dikatakannya "Kami sekeluarga sudah merancang kedepan, kalau tugas kami selesai, kami akan kembali kemasyarakat menjalankan tugas-tugas kemanusiaan. Tidak lagi dalam pemerintahan dan ikut membantu pemerintahan dari luar. Tidak ada satupun niat apalagi isteri ikut-ikutan pemilihan presiden lima tahun mendatang karena kami yakin akan banyak lahir pemimpin setelah kami. Kami justru mendorong dan memberikan ruang bagi munculnya pemimpin-pemimpin baru yang akan memegang estafet kepemimpinan. Regenerasi itu penting."
Nah, dengan demikian maka jelas sudah klarifikasi SBY tentang masalah isterinya. Kini yang sedang terjadi nampaknya para pendukung SBY, walau jagoannya sudah bisa dipastikan akan kembali menjadi pimpinan nasional periode 2009-2014, mulai berfikir. Mereka takut dan tidak tahu siapa figur Partai Demokrat yang akan dijadikan capres 2014, dimana SBY tidak bisa nyapres lagi. Mungkin karena terobsesi dengan karier Hillary Clinton, maka munculah nama Ny.Ani Yudhoyono itu. Menurut penulis, semestinya mereka pada tenang-tenang saja. SBY dengan perangkatnya telah membuktikan kepiawaiannya berhasil menaikkan perolehan suara Partai Demokrat pada 2009 ini sebesar 300% dibandingkan pileg 2004. Kemudian berpasangan dengan Boediono yang bukan orang partai mampu menang mutlak dan kembali menjadi presiden.
Dari pernyataannya diatas, nampak jelas dasar pemikiran SBY. Pada 2014 yang akan bersaing menjadi pemimpin nasional dan menerima tongkat estafetnya adalah pemimpin baru. Dilengkapi dengan penjelasan kata "regenerasi", maka jelaslah arah capres Partai Demokrat adalah kaum muda atau menengah. Memang saat ini belum ada kader Demokrat yang sangat menonjol, mungkin hanya Anas Ubaningrum yang paling menonjol, itupun masih perlu banyak sekali dipoles. Karena itu bisa saja SBY pada 2014 memainkan kartu luar, mengambil generasi muda yang potensial dari luar partainya. Ini mungkin akan bisa dilihat nanti, siapa profesional atau politisi muda yang akan didudukannya di Kabinet.
Dengan demikian bagi parpol lainnya yang akan bersaing dengan strategi SBY, apakah tetap akan berada "Satu langkah dibelakang?". SBY diperkirakan akan mempersiapkan kader muda, memberi pengalaman, mematangkan yang bersangkutan baik dibidang eksekutif, legislatif ataupun kepartaian. Kata kunci regenerasi itulah mungkin yang akan membuat Partai Demokrat akan tetap eksis sebagai jawara pada 2014. Sementara itu bagi parpol besar PDIP dan Golkar sebagai saingan utama Demokrat, nampaknya masih tetap berkutat dengan "stock lama." Kita lihat saja kedepan apakah ada keberanian parpol besar memainkan dan mematangkan tokoh mudanya sebagai ketua umum parpol? Di Golkar ada Priyo Budi Santoso, ada Yuddy Chrisnandy, Jeffrey Geovany. Di PDIP ada Pramono Anung, Puan Maharani, Efendy Simbolon. Diluar partai ada Anis Baswedan mungkin. Hanya kesulitan utamanya kini, masih besarnya ambisi para orang tua itu. Dibutuhkan apa yang disebut orang jawa "legowo," yaitu keikhlasan.
Demikianlah tulisan ini disusun, walau masih agak "ngelu" sedikit, ternyata bisa selesai juga. Strategi, itulah yang kini perlu dirancang para elit dalam berpolitik. Sebaiknya dirancang jauh hari sebelum perang berlangsung, tanpa rancangan yang matang hasilnya adalah kekalahan belaka. Pemilu selesai sudah. Tapi kini bukan saatnya elit politik beristirahat. Justru mereka harus mulai memikirkan 2014 nanti mau apa dan bagaimana, itulah tugasnya disamping memberi pendidikan politik kepada rakyat. Untuk urusan lain-lain seperti pemilihan Menteri periode 2009-2014, sudah diserahkan saja kepada pasangan SBY-Boediono itu, karena mereka yang menang bukan. They know, what they are doing.
Bagi bekas lawan politik yang akan bergabung ke SBY ya boleh-boleh saja, karena politisi di negara ini adalah orang yang flexible, bisa berubah pendapat sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Usaha mencari kekayaan, jalan pintas, pindah partai bisa kapan dan dimana saja. Malu-malu sedikit ok-lah, kan yang lainnya juga begitu, namanya juga politik.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana
Sumber: http://politik.kompasiana.com/2009/07/16/old-soldier-is-back-dan-bantahan-sby/ (Dibaca: 1496 kali)