SBY Sempat Tersentak
3 July 2009 | 10:32 am | Dilihat : 74
Acara debat terakhir dari calon presiden merupakan peristiwa menarik dari rangkaian kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden dinegeri ini. Sehari sebelumnya tersebar berita akan adanya rencana 'buka-bukaan' dari capres tersebut. Itulah iklan tercanggih dalam menarik pemirsa. Masyarakat nampaknya mengharapkan sebuah berita yang spektakuler diantara para capres. Maka berduyun-duyunlah rakyat menonton televisi dengan penuh harap. Acara debat terakhir dengan tema NKRI, demokrasi, dan otonomi daerah dimulai dengan penyampaian misi dan visi, dilanjutkan dengan debat.
Saat giliran Jk menyampaikan visi dan misi, JK langsung menyerang iklan pemilu presiden (pilpres) satu putaran yang menjagokan SBY. JK berpendapat bahwa iklan pilpres satu putaran itu memberi arti demokrasi diukur dengan uang. Iklan tersebut hanya memandang mahalnya biaya demokrasi. “Dikhawatirkan pada 2014 akan berbicara ‘lanjutkan terus’, bahkan tanpa pilpres, sehingga tanpa mengeluarkan anggaran karena demokrasi dilihat dari uang,” kata JK. Mendengar kata-kata JK yang nampaknya tidak diperkirakan, SBY sempat tersentak dan tersenyum agak kecut, walaupun kemudian bersama-sama Mega dan hadirin bertepuk tangan. Kita yang dirumah juga ikut bertepuk tangan, melihat gaya JK yang seperti biasanya santai, walaupun malam tadi nampak agak sedikit gelisah.
Ketika mendapat kesempatan, SBY yang masih agak terkejut mendapat serangan pendadakan mengatakan ”Semoga saya bisa fokus karena belum-belum sudah diganggu Pak Jusuf Kalla.” Kemudian SBY yang demikian piawai dalam mengatur waktu berbicara,menyisihkan sekitar 30 detik untuk menanggapi serangan JK. Dikatakannya “Karena waktu tinggal 30 detik saya akan menanggapi Pak Jusuf,” ucapan SBY tersebut disambut riuh pendukungnya. SBY mengatakan bahwa iklan pilpres satu putaran tersebut bukan dari tim kampanyenya.“Itu bukan tim saya.” JK yang mengawali serangan dengan cepat melontarkan ungkapan “Berarti tim ilegal kan pak,”katanya. Iklan pilpres satu putaran nampaknya meresahkan kubu JK-Win, sehingga diangkat dalam selipan debat.
SBY juga sedikit menyentil JK dengan pernyataannya yang menyebutkan efisiensi, tetapi di sisi lain JK juga menyebut perlunya demokrasi langsung yang memakan banyak biaya. Sentilan dijawab JK dengan mengatakan efisiensi yang dia maksudkan adalah pelaksanaan pemilu yang mampu menekan dana. Selain itu perdebatan juga terjadi saat Mega menyatakan pemekaran akan sulit menemukan solusi ketika daerah pemekaran sulit berkembang.“Itu bagaimana akan dikembalikan (dikembalikan ke daerah induk) atau ada solusi lain,” kata Mega. SBY menanggapi, jika daerah pemekaran tidak maju, sesuai undang-undang, daerah tersebut dapat digabungkan kembali. Mega kembali menyatakan bahwa daerah yang gagal sulit diterima daerah induk. Sementara dilain topik, Mega menyatakan setuju dengan JK bahwa NKRI adalah harga mati, SBY pun menyatakan sepakat. Itulah cuplikan debat ketiga capres tadi malam.
Pada akhir sesi debat, moderator Profesor Pratikno, Dekan Fisipol UGM menyampaikan pertanyaan ringan tetapi menggelitik, "Jika tak terpilih menjadi presiden, apa yang akan para capres lakukan?" Mega menjawab "Saya akan terus mengabdi kepada bangsa dan negara." Kemudian SBY mengatakan "Hal pertama yang akan dilakukan adalah mengucapkan selamat kepada presiden terpilih. Saya juga akan mengajak konstituen untuk memberikan dukungan kepada pemerintahan baru yang terbentuk. Karena itulah yang dibutuhkan rakyat." Sementara JK mengatakan dengan yakin "Yang terbaiklah yang pasti menang. Termasuk sayalah yang terbaik jika saya menang, dan saya akan menghormati siapapun yang akhirnya menjadi yang terbaik". Tetapi jikapun nanti kalah JK mengatakan "Saya akan pulang kampung halaman. Disana saya akan mengurus pendidikan, mengurus mesjid dan terlibat dalam berbagai kegiatan perdamaian bangsa Indonesia dan dunia." Uraian tersebut nampaknya yang akan mendinginkan suhu politik pasca pilpres yang diperkirakan akan panas.
Demikian sebuah pembelajaran dan perkembangan politik di Indonesia, dimana kita bersama sedang mencoba mencari bentuk terbaiknya. Terlepas dari segala kekurangan, paling tidak kita sudah lebih berani tampil terbuka, membaca sikap dan pandangan pribadi para calon pimpinan nasional kita dalam menanggapi beberapa isu. Dalam hal ini, khususnya rangkaian acara debat, yang mungkin lebih tepat disebut diskusi, kita boleh menyebutnya "well done." Para calon walaupun lebih bebas, berani tetapi tetap santun, membawa kedamaian. Entah nanti pada pilpres 2014 dimana kalau yang berdebat para capres muda yang masih bersemangat dan berapi-api, mungkin akan lebih keras. Belajar harus setapak demi setapak, bukan langsung lari, nanti sesak nafas.
Bagi generasi penerus bangsa yang berpotensi sebagai calon pimpinan nasional, inilah waktunya memasuki fase pembelajaran, persiapan dan pematangan diri. Para tokoh tersebut telah mewariskan cara-cara berdemokrasi yang tidak meninggalkan budaya dan norma-norma yang dianut oleh bangsa ini. Selamat bertanding kepada Ibu Mega, Pak SBY dan Pak JK, juga para cawapresnya, semoga Allah SWT selalu memberikan ridho, rahmat, taufik dan hidayahNya kepada ibu, bapak sekalian.
Sebagai penutup, menjadi pemimpin adalah amanah, karena itu niat baik dan kejujuran adalah bagian terpenting yang harus dipegang teguh untuk memajukan bangsa dan negara yang kita cintai ini. Jabatan adalah seperti kita memakai baju, mudah dipakai dan mudah dilepas, kalau terlalu lama nanti bisa bau. Jadi UU yang menetapkan seseorang hanya bisa menjabat sebagai presiden dalam dua periode sudah sangat pas dan tepat, apabila lebih bisa terkontaminasi dan jadi bau....Semoga bermanfaat.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana
Sumber:http://umum.kompasiana.com/2009/07/03/sby-sempat-tersentak/
(Dibaca: 3801 kali)