Pilpres, Incumbent Melawan Si Pembawa Perubahan

2 July 2009 | 10:42 am | Dilihat : 109

Pilpres tersisa lima hari lagi, konon kabarnya malam nanti dalam rencana debat capres akan berlangsung ramai dan menarik karena para capres tersebut akan buka-bukaan. Apakah ini akan menjadi kunci kemenangan? Menurut penulis, bukan itu rahasia kemenangannya. Walau kampanye menyerang ada pengaruhnya, nampaknya mayoritas konstituen sudah mempunyai pilihannya masing-masing.  Banyak yang mengatakan justru debat cawapres lebih menarik dari debat capres. Sebuah kemenangan didalam pemilihan presiden dan wakil presiden tidak bisa diwujudkan dalam waktu sekejab mata. Semua harus ditata secara apik dalam periode waktu yang cukup, dengan melibatkan para profesional yang menguasai persoalan politik dan komunikasi. Kemenangan adalah sebuah  hasil dari kemampuan dan ketepatan mengomunikasikan sesuatu kepada konstituen agar dipercaya dan dipilih menjadi pimpinan nasional dalam waktu lima tahun.

Secara prinsip, dalam pilpres mendatang perebutan kekuasaan hanya akan terjadi antara  incumbent yang bertahan dengan lawan politiknya yang membawa ide perubahan. Rakyat akan memilih incumbent terus atau pilih yang baru yang mampu merubah nasib mereka. "Pakem" tersebut terjadi juga di AS. Pada pilpres di AS, Barrack Husein Obama akhirnya berhasil menjadi presiden negara adi daya tersebut secara mengejutkan. Obama berhasil menghancurkan dominasi Partai Republik yang saat itu berkuasa. Pemikiran dan pandangannya mampu membius rakyat Amerika yang sedang goncang menghadapi krisis keuangan. Krisis yang meledak pada bulan September merupakan titik balik kekuatan Obama melawan pesaingnya John McCain. “Change we Need” adalah kalimat kunci Obama yang mendobrak tradisi bangsa Amerika yang diskriminatif.

Obama adalah sosok yang tepat waktu, tepat penampilan, tepat dibutuhkan oleh masyarakat pemilih (”the right man on the right time”). Obama menyatakan akan lebih mencurahkan perhatian pada masalah ekonomi selama 16 bulan ke depan. Obama akan menutup kamp tawanan di Guantanamo Bay, Kuba, mengurangi pasukan di Irak, serta menambah pasukan di Afghanistan. Dalam pidato pelantikan, Obama menekankan “tantangan yang dihadapi oleh AS adalah nyata” dan “tidak akan dapat dituntaskan dalam waktu dekat.” Itulah kemenangan spektakuler si pembawa perubahan dinegara nun jauh disana.

Bagaimana disini? Incumbent sudah jelas adalah SBY. Siapa pesaingnya yang membawa perubahan?. Megawati adalah tokoh lama yang sudah banyak diketahui "track record" nya sebagai presiden, kebijakan yang akan diusung diperkirakan oleh banyak pihak tidak akan banyak berubah. Jusuf Kalla, adalah pesaing SBY yang walau sangat aktif berkampanye dengan tagline "lebih cepat lebih baik," mengusung ekonomi kerakyatan. Apakah Mega dan JK akan mampu mengatasi SBY?. Jawabannya agak sulit. Sulit, karena SBY posisinya sudah demikian mapan dimata masyarakat. Kekuatan SBY terletak pada kalimat "Milih yang sudah jelas saja." Kalimat ini adalah kekuatannya sebagai incumbent yang mempertahankan posisinya. Apakah kalimat yang beredar luas dimasyarakat itu memberi arti bahwa para pesaing lainnya itu tidak jelas?. Tagline tersebut bisa merupakan sebuah taktis dari kubu SBY, tetapi ini bisa juga memberi arti bahwa  Mega maupun JK agak kurang jelas mengkomunikasikan programnya kepada konstituen.

Dari beberapa hasil survei, yang menjadi masalah pokok masyarakat sejak tahun 2004 adalah masalah ekonomi rakyat dan stabilitas harga. SBY mampu memberikan bukti yang jelas kepada rakyat dengan program BLT, BOSS, PNPM Mandiri. Sementara yang diusung kedua lawan politiknya secara umum adalah mahalnya sembako, ekonomi kerakyatan, dan lebih cepat lebih baik. Hal tersebut dipandang kurang mengigit bagi konstituen yang mayoritas adalah rakyat kelas bawah.

Sebenarnya sejak awal, Prabowo yang mendeklarasikan sebagai capres pada pileg April lalu telah melontarkan sebuah gagasan brilyan dalam perang pengaruh. Dia melemparkan pemikiran bagaimana memperbaiki nasib rakyat dari kemiskinan, sulitnya mendapat pekerjaan, koreksi terhadap sistem ekonomi incumbent. Menyampaikan adanya kebocoran uang negara sebesar Rp 200 Trilyun, memberdayakan hasil bumi dan memperbaiki nasib petani. Prabowo berani melakukan kontrak politik. Inilah sebenarnya konsep perubahan yang menarik dimata rakyat, sebetulnya mudah ditangkap dan menarik bagi rakyat. Hanya disayangkan posisinya sebagai cawapres menyebabkan perubahan menarik yang bisa menjadi bahaya bagi incumbent tadi menjadi "redup".

Sebenarnya apabila saat itu PDIP mau mengalah dan mendukung Prabowo menjadi capres, peta politik bisa berubah, hanya PDIP telah digerilya dan diyakinkan bahwa kalau bukan Mega yang maju, simpatisannya akan lari. Ini "titik rawan" PDIP dan Mega yang telah dieksploitir  tanpa disadarinya. Banyak yang lupa bahwa dalam pilpres yang dipilih adalah figur, bukan sekedar tokoh parpol. Figur Prabowo jauh lebih kental sebagai pembawa perubahan dibandingkan pesaing lainnya. Sejak lama penulis menilai persaingan terakhir adalah incumbent yang bertahan dengan si "pembawa perubahan" itu.

Bagaimana peluangnya? Dari beberapa hasil survei, peluang terbesar capres pemenang apabila pilpres satu putaran masih berada pada incumbent. Apabila ini yang berlaku, maka pembahasan selesai. Kalau pilpres berlangsung dua putaran, maka peluang capres yang maju nampaknya  incumbent serta pasangan Mega-Prabowo. Tanpa bermaksud mengecilkan arti pasangan JK-Win, untuk sementara ini nampaknya demikian hasil survei menyimpulkan. Kenaikan elektabilitas JK-Win cukup tinggi beberapa waktu terakhir, tetapi nampaknya masih sulit menyalib Mega-Pro.

Nah, apabila demikian kondisinya, pada putaran final akan kembali terulang babak pilpres 2004 dengan posisi terbalik. SBY pihak yang bertahan, Mega yang  berusaha merebut. Mega dengan sang "pembawa perubahan" akan menggempur incumbent. Sebaiknya jangan dengan gaya menjelekkan lawan,  justru mengundang antipati, akan lebih berhasil dengan lebih mengomunikasikan dan menonjolkan konsep perubahan Prabowo. Dengan konsep perubahan tadi dan dukungan koalisi Teuku Umar diputaran kedua, incumbent harus hati-hati dan waspada....kisah Obama yang mampu merebut kekuasaan dengan pemikiran perubahan bisa saja terjadi disini. Let them think, let them decide...biarlah rakyat berfikir, dan memutuskan.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana

Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/07/02/pilpres-incumbent-melawan-si-pembawa-perubahan/ (Dibaca: 1789 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.