Kata PKS, Cawapres SBY Itu Boediono
12 May 2009 | 6:15 am | Dilihat : 53
Pagi ini penulis setelah sholat subuh langsung menghidupkan televisi, kemudian lihat sana, lihat sini. Mulai dari kasus penyidikan Antasari Azhar, Rani caddy Modern Land yang katanya sudah diperiksa polisi, teman Rani yang katanya dipecat setelah diwawancarai media. Kemudian Televisi merekam Mensesneg yang keluar dari kediaman Megawati, didampingi Taufik Kiemas dan Pramono Anung. Hatta sekarang resmi mengatakan sebagai utusan SBY untuk berbicara dengan Megawati.
Kemudian televisi menayangkan rekaman wawancara terhadap Megawati mengenai poco-poco, masalah kemiskinan, yoyo, "tebar pesona". Yang dibalas SBY saat mengunjungi pesatren Al-Fitrah di Surabaya, bahwa pernyataan-pernyataan Mega itu tidak bijak. Kemudian SBY menyampaikan pesan kepada kader Demokrat agar jangan mudah menantang dan mengejek. Mari kita jaga perasaan kompetitor...jangan takabur, karena Allah tidak suka orang yang takabur...kemudian kembali ditayangkan falsafah jari. SBY kemudian mengajak kader untuk berdoa.
Kemudian JK ditayangkan, berbicara saat bertemu dengan Ketua Umum Muhammadiyah Dien Syamsuddin, bahwa lebih cepat, lebih baik dalam membangun bangsa, kemakmuran bukan suatu yang takabur. Jadi pernyataan SBY telah ditanggapi kembali oleh JK...entah apa nanti tanggapan SBY.
Kemudian muncul Sekjen PKS Anis Matta yang menyatakan bahwa PKS sudah mengetahui keputusan cawapres yang dipilih oleh SBY adalah Gubernur Bank Indonesia Boediono. Anis Matta mengaku sudah mendapatkan informasi dari utusan khusus Istana bahwa cawapres SBY adalah Boediono. Anis Matta sebelumnya disebut suka memberikan pernyataan yang dinilai kontroversial. Pernah dikatakannya PKS akan mempertimbangkan koalisi dengan Partai Demokrat apabila SBY mengambil JK sebagai cawapres. Pernyataan tersebut kemudian dibantah beberapa petinggi PKS, yang menyebutkan sebagai pendapat pribadi. Dalam hal ini PKS ,memang partai pintar, menguji lapangan dengan salah satu kader dalam menilai kondisi politik serta reaksi yang timbul. Walau selama ini menyatakan setuju terhadap keputusan pimpinan koalisi, tetap saja didalam hati tidak setuju.
Kini, kembali ke pernyataan Anis Matta tentang kepastian dipilihnya Boediono cawapresnya SBY, Anis Matta menyampaikan bahwa PKS sebetulnya agak kurang sependapat dengan keputusan tersebut. SBY dan Boediono keduanya dari kalangan nasionalis, sedang para partai pendukung adalah kalangan parpol Islam. Seharusnya SBY memilih salah satu calon dari parpol Islam. Sebagai contoh Megawati mengambil Hamzah Haz sebagai wapres, kemudian SBY mengambil Jusuf Kalla sebagai wapres. Kedua wapres tadi adalah dari kalangan tokoh Islam. Pernyataan Anis Matta nampaknya merupakan sisipan dari apa yang sebenarnya menjadi pendapat PKS. Akan tetapi sebagai parpol koalisi yang suaranya masih dipapan tengah, PKS nampaknya tetap tidak berdaya dan hanya pasrah. Belum lagi kini dengan akan masuknya PDIP menjadi mitra koalisi Partai Demokrat, maka semakin tertekanlah posisi PKS sebagai mitra utama koalisi, maksimal akan dihadiahi dua kursi kabinet.
Gubernur Bank Indonesia Boediono memang kemarin dipanggil ke kediaman calon presiden dari Partai Demokrat (SBY) di Cikeas. SBY sendiri kemarin mengisi formulir pendaftaran sebagai capres yang diusung Partai Demokrat. Andi Malarangeng mengatakan, untuk cawapres yang akan mendampingi SBY,diharapkan dapat sabar menunggu hingga tanggal 15 Mei mendatang. Seperti diberitakan, SBY akan mendeklarasikan capres dan cawapresnya pada 15 Mei mendatang di GOR Sabuga Bandung. Sehari setelah itu, SBY akan mendaftarkan dirinya bersama cawapres pilihannya ke KPU. Tentang kehadiran Boediono di Cikeas, menurut Andi untuk mengikuti rapat terbatas yang dipimpin langsung Presiden SBY.
Demikian sekilas hasil nonton televisi pagi ini. Anis ini adalah sekjen PKS yang cukup tinggi kedudukannya di partai dakwah tersebut. Tetap saja tersisa sebuah pertanyaan dibenak penulis...apakah SBY yang sedang gundah itu tidak tersingung dengan pernyataan terbuka Anis Matta ? Kok berani-beraninya mengumumkan sesuatu yang belum pasti dan diluar wewenangnya. Ahmad Mubarok saja yang suka "ceplas-ceplos" saja tidak berani berbicara terbuka. Biasanya ini disebutnya sebagai etika berpolitik. Kita tunggu saja apa yang akan terjadi.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana.
Sumber: http://umum.kompasiana.com/2009/05/12/bocoran-pks-cawapres-sby-itu-boediono/ (Dibaca: 4224 kali)