Maka Perang Berbahaya Itu Dimulai
11 May 2009 | 11:46 am | Dilihat : 76
Pelaksanaan pilpres akan dilaksanakan tanggal 8 Juli 2009, tahapan yang akan dilalui adalah Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih (10 April-31 Mei). Pendaftaran Capres Cawapres (10-16 Mei 2009), kampanye (13 Juni-4 Juli 2009). Pelaksanaan pemungutan suara 8 Juli 2009, dilanjutkan penghitungan suara. Penetapan hasil pemilu presiden 1-12 Agustus 2009. Apabila terdapat lebih dari dua pasangan capres, dan harus dilakukan putaran kedua, rangkaiannya terdiri dari kampanye 15 Agustus-7 September 2009, pemungutan suara 8 September 2009. Penetapan dan pengumuman hasil pemilu tahap II secara nasional (25-26 September 2009). Penetapan hasil pemilu pasca putusan MK (8 Oktober 2009). Pelantikan dan sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden terpilih dipandu oleh Ketua MA (20 Oktober 2009).
Itulah rangkaian panjang yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden untuk periode 2009-2014. Kini yang jelas "kasat mata" akan maju ke arena pilpres adalah pasangan JK-Win dan SBY yang belum menetapkan cawapresnya. SBY akan menetapkan cawapres, menurut kabar tanggal 15 Mei 2009. Sementara Megawati dan Prabowo belum ada kepastian. Menurut penjelasan SBY sedang dilakukan komunikasi politik antara Partai Demokrat dengan PDIP. Apabila PDIP akhirnya menerima tawaran Demokrat untuk berkoalisi, maka nampaknya peluang Prabowo untuk maju menjadi capres menjadi semakin kecil.
Nah, kini beliau yang insyaallah akan maju adalah Capres JK didampingi Wiranto serta capres SBY (belum ada pendampingnya). Penulis menyebut insyaallah karena manusia tidak tahu apa yang akan terjadi besok, bahkan satu menit kedepan sekalipun. Kekuasaan Allah yang akan memutuskan bisa maju atau tidak bukan?. Kedua tokoh (SBY dan JK) kini masih menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden di Republik ini. Sesuai jadwal, jabatan keduanya baru akan berakhir tanggal 20 Oktober 2009.
Sementara pendaftaran capres saja belum dilaksanakan, kita sudah disuguhi "perang" pendahuluan. Bukan perang dalam arti sebenarnya, tetapi mulai mucul perang pernyataan serius antara JK dan SBY. JK mulai mengeluarkan jurus cepat, tegas dan bernas, ditambah sindiran bosan menunggu. Walau tidak menyebut nama, tetapi nampak sindiran dan serangannya ditujukan kepada SBY sebagai lawan politiknya. JK dikenal saat bersama SBY sebagai pengambil keputusan yang cepat, sementara SBY dikesankan sebagai yang lamban dan ragu-ragu. Itulah komoditi politik yang terasa sangat mencuat akhir-akkhir ini.
SBY dalam acara syukuran kemenangan Partai Demokrat di Cikeas Minggu (9/5) mengingatkan agar dalam kampanye hendaknya tidak mudah dan jangan suka menantang. "Janganlah kita mudah dan suka sesumbar. Dan jangan mudah dan suka mengejek. Mari kita jaga perasaan kompetitor kita. Tidak perlu kita menunjukkan kita lebih cepat, lebih hebat dan lebih baik. Itu takabur namanya," kata SBY. Selanjutnya SBY mengatakan, walau tidak menyebut JK, tapi arahnya jelas. "Jika satu jari kita menuding orang lain, maka ada empat jari lain yang menujuk kearah diri sendiri. Jadi kalau kita mengatakan, kamu jelek, maka ada empat jelek. Jelek, jelek, jelek, jelek yang menunjuk kepada diri kita sendiri," jelas SBY. "Masa SBY dianggap tidak punya apa-apa," katanya sambil tersenyum. "Kami tidak ingin kelihatan supersibuk di layar televisi.Kami tetap tenang, tetap jalan dan berkomunikasi intensif. Yang penting hasilnya. Daripada gaduh, tapi belum tentu lancar," kata SBY.
Bisakah kita membayangkan, bagaimana kondisi pemerintahan masa kini? Walau kedua tokoh pemimpin nasional itu adalah capres, tapi keduanya masih mengemban tugas sebagai pimpinan nasional sekitar lima setengah bulan lagi. Perang pernyataan diatas jelas menunjukkan komunikasi keduanya di pemerintahan sudah putus bukan?. Sangat disayangkan ini harus terjadi, kita sebagai rakyat hanya "terbengong-bengong" melihat di televisi, membaca koran....dan jelas rasa khawatir itu akan bertambah besar. Masa kampanye belum tiba, perang sudah dimulai, bagaimana nanti suasana kampanye? Hal-hal seperti ini akan bisa menimbulkan korban, ya harga diri, ya kredibilitas, ya keamanan dan banyak lagi yang lainnya. Lihat saja, mobil Wakil Presiden telah ada yang berani melempar batu.
Kalau boleh menyarankan, sebagai rakyat kecil kita mengharapkan pembatasan dan penghentian "perang" semacam ini....bayangkan kalau nama baik dan kredibilitas pemimpin nasional kita menjadi rusak "terkeper-keper." Ini sangat tidak kita harapkan, nama pemimpin nasional seharusnya diletakkan pada posisi yang tinggi sebagai pemimpin bangsa, dan ini harus dijaga bersama. Jangan justru dirusak dan diturunkan sendiri hanya untuk kepentingan sesaat. Kita bukan bangsa Barat yang demikian bebas berbicara, mencerca orang lain pada saat pemilu...kita adalah bangsa yang mengedepankan budaya santun, saling menghormati, saling menghargai. Penyampaian konsep dan program untuk membawa negara dan bangsa ini agar lebih sejahtera kiranya lebih baik yang disampaikan ke publik dibandingkan dengan saling menjelekkan satu sama lainnya. Yang terpenting dan sebaiknya diingat, masih tersisa amanah untuk memimpin bangsa ini selama lima setengah bulan yang harus diselesaikannya.
Maaf pak, ini hanyalah sebuah "outlet" yang tidak berarti dari mantan serdadu tua yang juga sama-sama mencintai negara ini dengan segenap jiwa raganya. Dengan segala kerendahan hati, tanpa ada maksud menggurui, sekali lagi maafkan saya.....
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana
Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/05/11/maka-perang-berbahaya-itu-dimulai/ (Dibaca: 1769 kali)