Alternatif Lain, PDIP Merapat Ke Demokrat?
6 May 2009 | 3:04 pm | Dilihat : 397
Hingga hari ini baru SBY dan JK yang meyakini dapat maju ke arena pilpres bulan Juli mendatang. Sementara bagi capres Megawati dan Prabowo Subianto belum didapat kepastian apakah akan jadi berkoalisi atau berpisah. Kesulitannya terutama masih tetap bersikerasnya baik Mega maupun Prabowo untuk maju sebagai capres. Dari hitungan politik, nampaknya peluang PDIP kini hanya bisa berkoalisi dengan partai bebas Gerindra, PPP dan PAN. Akan tetapi PAN dan PPP nampaknya sulit digandeng PDIP, kalaupun keduanya lepas dari Partai Demokrat, kemungkinan besar akan bergabung dengan Gerindra. Kesempatan koalisi PDIP kini hanya dengan Partai Gerindra.
Dengan perolehan suaranya yang sementara ini tercatat 14,99% maka PDIP harus menggandeng partner koalisi papan tengah. Kesempatannya mulai habis, sementara ini Gerindra tetap akan bersikukuh mengusung Prabowo sebagai capres. Dari hasil survei Puskapol Fisip UI, hanya Prabowo yang mempunyai peluang melawan SBY. Karena itu menurut logika seharusnya Mega mau mendukung Prabowo sebagai capres, dengan mengambil kader PDIP sebagai cawapres.
Pada kenyataannya, Mega tetap bersikukuh maju, dan mengharapkan Prabowo mau men "down grade" menjadi cawapres. Hingga hari ini titik temu belum terjadi, Partai Gerindra yang semula akan melaksanakan Rakernasnya dibatalkan, dimana dari rencana semula akan diputuskan rencana koalisi dari Gerindra.
Kondisi tersebut diatas jelas membuat "frustrasi" kedua belah pihak, terutama tekanan paling berat dialami oleh elit PDIP yang berada di DPP, mengingat waktu pendaftaran capres semakin mendekat. Apabila tidak terdapat titik temu dengan Prabowo, nampaknya PDIP harus melakukan langkah penyelamatan partai. Sasaran akan dirubah, capres PDIP akan batal diajukan pada periode 2009, baru akan diajukan pada 2014, dimana tokoh-tokoh muda yang akan maju. SBY sebagai patron Demokrat jelas sudah tidak bisa maju kembali pada 2014 apabila tahun ini menang. PDIP jelas harus mempersiapkan kader-kadernya sebagai penjuru depan, memberi pengalaman jabatan di pemerintahan, agar nanti pada tahun 2014 siap maju berkompetisi sebagai capres.
Bagaimana cara penyiapan kader? Kader akan sulit disiapkan apabila berada diluar jalur kekuasaan, berarti mereka harus menduduki jabatan tinggi yaitu menjadi menteri. Nah, keputusan politik yang agak kontroversi bisa saja diambil oleh PDIP yaitu berkoalisi dengan Partai Demokrat. PDIP akan lebih banyak memetik keuntungan, dibandingkan dengan tidak bisa mengajukan mengajukan capresnya. Apakah SBY sependapat?. Hasil survei menunjukkan bahwa pesaing berat SBY kini hanya Prabowo. Memberi waktu dua bulan kepada Prabowo seperti memasang jerat dileher. Capres yang mempunyai nilai jual tinggi hanya Prabowo, penulis kira SBY dan tim suksesnya faham dengan kondisi ini.
Menggandeng PDIP bukanlah suatu hal yang "mustahil", karena seperti kiasan dalam politik, apa yang tidak bisa dilakukan dalam politik?. Toh, antara Wiranto dan JK yang sebelumnya berseberangan akhirnya kini bersatu bukan?. Keuntungan lainnya, dengan tambahan PDIP, kekuatan di parlemen mayoritas akan berada di pemerintahan SBY. Bagaimana dengan Mega? Kondisi politik akan memaksa Mega menerima realita politik yang terjadi, Mega akan mengundurkan diri dari arena, meyerahkan kepada kader yang lebih muda. Bagaimana dengan Prabowo? Kondisi ini harus disikapi dengan cepat, elektabilitasnya yang mulai naik adalah modalnya dalam menghadapi persaingan, kini yang harus dicari adalah bagaimana apabila kondisi tersebut terjadi, Prabowo tetap dapat maju sebagai capres, dengan memenuhi persyaratan UU Pilpres.
Mungkin kita akan tidak sependapat dan heran dengan langkah tersebut apabila ditempuh PDIP. Tapi demikianlah politik, siapa yang lebih mampu menata strategi dan disesuaikan dengan taktis serta kondisi yang berlaku, dialah yang akan memetik keuntungan. Inilah salah satu jalan terbaik dan tercerdas dari Partai Demokrat untuk mengamankan SBY dari kemungkinan kalahnya persaingan citra dengan Prabowo diarena pilpres, kecuali memecah partner koalisinya. Dengan menarik PDIP, maka peluang Prabowo untuk maju sebagai capres akan mengecil dan bahkan mungkin bisa hilang. Dengan memberikan beberapa kursi kepada PDIP dari tujuh belas yang disiapkan untuk partner koalisi, dianggap harga yang pantas bila diukur dari nilai mengamankan posisi SBY.
Demikian sebuah topik alternatif dalam melihat kebuntuan politik antara PDIP dan Gerindra. Kalaupun besok PDIP memutuskan lain, berarti ada pertimbangan khusus yang tidak dapat dibaca dari Megawati.. Semoga bermanfaat.
PRAYITNO RAMELAN, Guest blogger Kompasiana
Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/05/06/alternatif-lain-pdip-merapat-ke-demokrat/ (Dibaca: 1671 kali)