PDIP Akan Mengganti Mega?

16 April 2009 | 8:42 am | Dilihat : 44

Pagi ini berkembang berita ramai tentang PDIP yang akan mengganti Megawati Soekarnoputri sebagai capresnya. Berita terus bergulir dengan cepat keseantero negeri ini. Rupanya informasi tersebut berasal dari Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saeffudin , yang mengatakan "Yang kita dengar, PDIP tidak akan meng-endorse Ibu Mega untuk maju". Itu yang dikatakannya di Kantor DPP Jl Diponegoro Rabu (15/4) saat menunggu kedatangan Prabowo.  Selain memberikan keterangan tentang kemungkinan reposisi ditubuh PDIP, Lukman Hakim juga menyampaikan bahwa PPP sedang menimbang dua capres yaitu SBY dan Prabowo. Sementara Megawati bukanlah capres pilihan  yang akan didukung PPP.

Fungsionaris PDIP Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa PDIP akan melaksanakan Rakernas untuk memantapkan capres yang akan diusungnya. "Diforum itu, nanti keputusan final akan ditentukan. Bahkan rakernas tersebut bisa merubah semua keputusan sebelumnya," kata Ganjar. Saat ditanya kemungkinan Mega tidak  dicalonkan kembali oleh PDIP, Ganjar menjawab "Kader PDIP itu tunduk pada keputusan partai, sehingga tidak akan ada kader yang tidak mendukung."

Perkembangan politik yang bersumber dari Lukman Hakim sebagai Ketua DPP PPP terlihat bukanlah sebuah informasi biasa, pasti merupakan informasi yang didapat dari hasil diskusinya dengan PDIP. Sementara ini kelihatannya PDIP sebagai motor pesaing Partai Demokrat yang mengusung SBY, nampaknya baru mampu mengumpulkan dua parpol sebagai partner koalisinya yaitu Gerindra dan Hanura. PPP dan PAN nampaknya yang belum menentukan arah koalisi. Oleh karena itu, besar kemungkinan Lukman Hakim sebagai sekjen PPP yang di lobi oleh PDIP agar PPP mau bergabung. Karena PPP sudah menyatakan tidak mendukung Mega tetapi hanya akan mendukung SBY dan Prabowo, disinilah terjadi pembicaraan, kemungkinan PDIP akan merubah posisi Mega dari capres akan dijadikan guru bangsa. Dengan bergabungnya PPP ke koalisi PDIP, maka persyaratan gabungan parpol koalisi PDIP dalam pengajuan pasangan capres-cawapres menurut UU pilpres akan dapat terpenuhi.

Dikaitkan dengan penjelasan Fungsionaris PDIP Ganjar Pranowo tersebut, PDIP akan menetapkan dan mengukuhkan capresnya pada Rakernas yang akan digelar. Menurutnya Ganjar, kader PDIP akan taat kepada keputusan Rakernas. Apabila kedua informasi tersebut benar adanya, maka nampaknya PDIP kini terlihat lebih rasional dan realistis dalam menilai kondisi persaingan di pilpres. Mereka faham bahwa menghadapkan secara "head to head" Mega dengan SBY, peluang Mega  lebih kecil untuk menang. Resistensi terhadap Mega terlihat mulai membesar. Oleh karena itu maka mereka mencari capres alternatif yang sejalan untuk diajukan  sebagai pesaing tangguh dari SBY. Dari perkembangan politik yang terjadi, nampaknya kini ada dua calon yang berpeluang bisa dipilih PDIP, yaitu Wiranto atau Prabowo.

Apabila dinilai secara keseluruhan, Prabowo mempunyai beberapa kelebiha dibandingkan Wiranto. Uangnya lebih  kuat, perolehan suara partainya lebih besar dari Wiranto, lebih keras menyuarakan perubahan, konsep ekonomi dan mensejahterakan rakyat  sudah mulai meluas, dan elektabilitasnya kini sudah mencapai 10% lebih. Jadi besar kemungkinan skenario tersebut akan dipilih oleh PDIP. Bagi PDIP kini memang harus memilih, tetap mengajukan Mega dengan peluang kalah dan kembali menjadi oposisi, atau mendukung capres lain yang masih mempunyai peluang menang melawan SBY. Dalam kondisi ini kelihatannya PDIP akan memilih Prabowo Subianto sebagai capres yang akan diusungnya.

Walaupun bukan capresnya langsung, paling tidak PDIP akan menjadi partai pemerintah, termasuk memiliki pengaruh di pemerintahan sesuai dengan komitmentnya bersama capres yang mereka dukung. Pekerjaan rumah PDIP adalah bagaimana keluarga besar banteng itu mau sepenuhnya mendukung capres barunya itu. Mungkin kesimpulan tentang Prabowo sebagai calon pengganti Mega  ini terlalu cepat, tetapi hanya inilah nampaknya peluang terbesar yang dimiliki oleh PDIP untuk menang. Makin menarik memang dinamika perkembangan politik dinegeri ini. Dipastikan akan muncul anggapan bahwa parpol hanya mengejar  kekuasan semata, tapi memang perlu kembali disadari, bahwa tujuan partai adalah merebut kekuasaan bukan?. Maaf kalau ada kurang-kurangnya.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana.

Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/04/16/benarkah-pdip-akan-mengganti-mega/ (Dibaca: 1454 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.