Bagi JK, Harga Diri Diatas Segala-galanya

26 February 2009 | 4:05 pm | Dilihat : 95

Pernyataan Jusuf Kalla selaku Ketua Umum Partai Golkar saat menanggapi pernyataan politik resmi DPD Golkar Sulawesi Tenggara yang memintanya maju sebagai calon presiden semakin menunjukkan memang ada sesuatu saat dia menyatakan dirinya siap menjadi capres dari Partai Golkar. JK menyatakan dengan tegas Di atas segala-galanya dalam hidup ini adalah harga diri. Hidup tanpa harga diri bukan hidup yang baik. Selanjutnya dikatakannya bahwa Goklar tidak boleh dihina oleh siapa pun.Pasalnya, hal itu sudah menyangkut eksistensi dan marwah partai. Partai kecil saja ingin punya calon,apalagi partai besar. Kalau saya katakan tidak, lebih baik cari ketua lain.Bagi saya, itulah harga diri.

Dia mengaku hanya bisa berjanji memuliakan bangsa.Hal ini,menurut Kalla,ditunjukkan melalui kinerja sebaik mungkin sebagai wakil presiden. ?Saya percaya dengan niat dan keikhlasan. Seperti saya katakan, ke mana pun saya pergi saya ingin memajukan bangsa ini,?ujarnya.? JK meminta seluruh kader Golkar bersama-sama memenangi pemilihan umum legislatif yang akan digelar 43 hari lagi. Diyakininya bahwa perjalanan panjang Golkar dengan segala proses yang ditempuh dapat menjadi salah satu nilai lebih bagi pemilih.

Sementara itu para Ketua DPD I Partai Golkar merencanakan akan mengadakan pertemuan di kota Makassar. DPP Golkar melalui Wakil Sekjen Rully Chairul Azwar menyatakan tak keberatan dengan rencana pertemuan tersebut, menyatakan pertemuan adalah hak DPD I.

Dengan pernyataan JK tersebut, semakin terlihat bahwa memang JK sudah sangat serius untuk maju sebagai calon presiden dari partainya. Rupa-rupanya pernyataan Wakil Ketua Umum Ahmad Mubarok merupakan pemicu dan momentum bagi Partai Golkar untuk melepaskan diri dari bayang-bayang hegemoni kekharismaan SBY. Kini semakin terlihat bahwa para Ketua DPD I Golkar berkeinginan Partai Golkar selain memajukan capresnya sendiri, calonnya adalah "pendekar bugis tersebut". Manuver para pendukung JK semakin mengkristal dan semakin lebih dominan dikalangan internalnya.

Masalah yang nanti akan mengganjal penetapan JK sebagai capres definitif adalah kesepakatan pengurus yang menyatakan akan memilih dari tujuh calon kuat dan akan disaring melalui survei. Kubu pendukung Sri Sultan HB X yang juga akan mengikuti penjaringan capres Golkar setelah pemilu April, terlihat mulai resah dengan kondisi diinternalnya. Sri Sultan selama ini dikenal memiliki elektabilitas yang lebih tinggi dibandingkan JK sebagai capres. Inilah masalah crusial yang harus dipecahkan oleh Golkar sendiri.

Posisi Sultan kemungkinan besar akan terganjal dengan manuver dan keinginan DPD I. Sistem kepartaian di Golkar adalah seperti yang disampaikan JK.??Sebagai partai terbuka, ujar Kalla, Golkar menyerahkan semua keputusan kepada anggota melalui DPD. Apalagi, seorang ketua tidak mungkin menolak keinginan anggotanya. Nah, pada situasi ini maka posisi JK akan kuat sekali karena didukung oleh 33 DPD I. Kini yang dibutuhkan adalah kebesaran hati dan kepiawaian para elit mensikapi kondisi ini. Golkar harus menghindari kemungkinan perpecahan kembali internalnya, karena walau bagaimanapun Sultan sudah mendeklarasikan diri sebagai capres dan Sultan juga mempunyai pendukung.

Walau beberapa waktu belakangan elektabilitas JK terbilang tidak tinggi, dengan langkah, sikap dan dukungan penuh kader-kadernya maka peluang JK dapat dikatakan masih cukup besar. Penduduk Indonesia menurut hasil survei sebuah stasiun TV dikatakan sebagai penonton yang pembosan dan "unpredictable". Sebuah acara di TV akan sangat sulit dipastikan "ratingnya" untuk jangka waktu lama. Dalam kaitan politik, bangsa Indonesia setelah era Pak Harto mencoba mencari pemimpin dengan cara dan kesimpulan yang?kadang aneh (unpredictable).

Bangsa ini pernah memiliki presiden yang pintar, tehnokrat?(BJ Habibie), tapi? digagalkan sendiri, pertanggung jawabannya ditolak. Juga pernah memiliki ?(maaf) pemimpin yang mempunyai kekurangan fisik, rakyat tidak puas dan diturunkan oleh DPR. Kemudian mempunyai pemimpin wanita, banyak yang tidak puas, terbukti pada pilpres 2004 walau Megawati didukung dua partai raksasa (PDIP dan Golkar), toh akhirnya kalah oleh SBY yang hanya didukung partai baru dan partai kecil. Kemudian mereka memilih presiden yang mantan jenderal militer (SBY), karena mereka butuh pemimpin yang tegas, berwibawa, pintar katanya, tapi? kini?SBY ?yang sudah bekerja dan berbakti demikian kerasnya justru dituduh "peragu". Ini adalah contoh di Indonesia menjadi pemimpin akan banyak disalahkan daripada dibenarkan.

Nah, kini ?muncul sosok JK, yang dari luar Jawa dan ?saudagar, bukankah dalam kesulitan ekonomi rakyat butuh ahli ekonomi (saudagar bahasa melayu). Maka, bukan tidak mungkin rakyat akan tertarik kepada JK setelah dia makin berani maju. JK dinilai? tampil beda dibandingkan dua kompetitornya, berani, cepat bereaksi, apa adanya. Ini mungkin kelebihan putera bugis itu yang akan dilirik rakyat yang kadang aneh itu.??Jadi sebenarnya, kalau Parpol besar ingin mengajukan seorang capres dan cawapres, maka bagian paling penting dari survei adalah "Sebenarnya rakyat dengan kondisi kini, membutuhkan dan menginginkan presiden dan wakil presiden yang seperti apa?".

Dengan demikian maka JK dengan "harga dirinya" masih dimungkinkan akan menjadi petarung tangguh diarena pilpres nanti. Maka hati-hatilah kalau kita menyentuh sebuah harga diri, baik perorangan ataupun sebuah organisasi. PDIP dan Partai Demokrat sangat perlu memperhatikan manuver serta langkah taktis Golkar dengan JK. Maaf ini?hanya perkiraan penulis yang banyak kurangnya. Mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca sekalian. Salam.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana.

Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/02/26/bagi-jk-harga-diri-diatas-segala-galanya/ (Dibaca: 1360 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.