Jenderal Purn Wiranto Dan Tyasno Menanggapi ABS

2 February 2009 | 8:17 am | Dilihat : 116

Pidato resmi Presiden SBY pada saat dilaksanakannya Rapat Pimpinan TNI-Polri di Istana,  dimana disampaikan  adanya isu terdapat seorang perwira tinggi TNI AD yang mengatakan ABS (asal bukan capres `S`) dan oknum Polri yang membentuk dukungan terhadap capres tertentu telah menuai banyak tanggapan. Penjelasan presiden pada akhir pidatonya yang  mengatakan yakin informasi tersebut tidak benar, justru menambah maraknya tanggapan dari banyak pihak.

Kini dua mantan pejabat tinggi TNI menanggapi pernyataan SBY tersebut yaitu Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI (Pur) Tyasno Sudarto. Wiranto  yang kini menjadi Ketua Umum Partai Hanura  mengaku tidak ambil pusing dengan segala spekulasi yang menyelubungi isu ABS, isu itu dikatakannya bisa muncul karena rekayasa politk. Namun bisa juga sebagai akibat kondisi nyata yang terjadi dilapangan.

Selanjutnya Wiranto mengatakan "lebih baik instrospeksi, apakah selama pemerintahan dia berhasil meningkatkan kesejahteraan prajurit dan keluarga prajurit. Apalagi dengan kebijakannya yang menghapus bisnis TNI. Jelas ini memengaruhi kesejahteraan prajurit. Keluarga prajurit kan juga rakyat biasa juga. Wiranto menyarankan Presiden tidak perlu membuang waktu mencari siapa dalang yang menghembuskan isu tersebut."

Sementara Mantan Kasad Tyasno Sudarto mengatakan tudingan SBY bukan saja dapat mengusik kekompakan TNI, tapi juga berdampak buruk pada melemahnya wibawa TNI. Sebagai Presiden, yang juga pernah aktif di TNI, SBY sebaiknya tak perlu menyampaikan tudingan itu. Selanjutnya dikatakannya “Apalagi, seperti diakuinya sendiri, hal itu hanya sebagai isu. Secara pribadi,saya ikut menyesalkan adanya pernyataan tersebut. Saya sendiri tidak tahu dan tak bisa menilai apa yang menjadi keinginan Pak SBY mengucapkan dan mengungkapkan pernyataan itu. Mungkin hanya Pak SBY sendiri yang tahu."

Lebih lanjut Tyasno mengatakan "Karena itu, saya tidak mengerti kenapa itu diungkapkan oleh Pak SBY. Dilihat dari sisi apa pun,khususnya dari sisi keamanan,pernyataan itu kurang baik. Mungkin ini merupakan salah satu bentuk dari perasaan waswas Pak SBY sebagai presiden." Tyasno tidak mau berkomentar lebih lanjut tentang masalah ABS karena dirinya sudah pensiun. Namun, kalau konteksnya di kalangan para purnawirawan, Tyasno mengaku bahwa kekecewaan kepada SBY itu memang ada dan bisa dirasakannya.(Media Indonesia 1/2).

"Saya kan sering berkomunikasi dengan para purnawirawan. Memang ada kekecewaan karena banyak saran-saran yang disampaikan kepada Pak SBY, khususnya menyangkut nasib NKRI dan dasar Negara kita, Pancasila dan UUD 45, tidak direspon baik. Dan itu terjadi berkali-kali, sehingga berakumulasi menjadi sebuah kekecewaan. Apalagi, Pak SBY sendiri seperti tak merasa ada apa-apa. Padahal semua yang disampaikan para purnawirawan itu adalah masalah serius," ungkapnya.

Salah satu hal yang penting adalah mengenai masalah yang berkembang di Aceh,  yang dinilainya saat ini di Aceh sudah tak ada lagi Pancasila. Padahal Pancasila itu merupakan ideologi Negara yang harus menjadi pedoman dan rujukan hidup berbangsa dan bernegara di seluruh Tanah Air termasuk di Aceh. "Sekarang akibat dari adanya penyimpangan terhadap konstitusi Negara, muncul partai lokal. Kalau sampai partai lokal nanti menang dalam Pemilu, maka kemerdekaan Aceh dalam arti keluar dari NKRI tinggal selangkah lagi. Ini benar-benar ancaman disintegrasi bangsa," tandasnya.

Pernyataa kedua mantan petinggi TNI tadi diberbagai media massa, merupakan suatu bentuk kritikan dan mengingatkan dari kalangan mantan TNI dimana SBY pernah berada disana. Walau Wiranto kini juga bergelut dan menjadi salah satu kompetitor SBY untuk menjadi presiden 2009-2914, pernyataannya tentang masalah kesejahteraan TNI dan keluarganya terlihat sebagai bentuk keprihatinannya sebagai sesepuh TNI. Sebaiknya pendapat ini perlu mendapat perhatian, karena menyentuh banyak dari keluarga TNI yang adalah juga pemilih pada pemilu dan pilpres 2009.

Pendapat dari Mantan Kasad Tyasno Suarto yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI adalah sebuah pandangan kondisi yang sedang terjadi. Tyasno tidak muncul dalam salah satu kekuatan politik, sehingga penyampaiannya lebih sebagai "old soldier" yang masih mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kelangsungan dan kehidupan negra ini agar lebih baik. Hal menarik yang disampaikan oleh Tyasno diantaranya adanya rasa tidak puas terhadap saran para senior yang kurang ditanggapi seperti masalah UUD 1945, Pancasila, dan kemungkinan disintegrasi bangsa, khususnya kemungkinan lepasnya Aceh dari NKRI.

Sesuatu  yang disampaikan seorang presiden bukanlah suatu yang sederhana, ini akan bisa menimbulkan raa saling curiga sesama anggota TNI, ini kelihatannya yang dikhawatirkan para sesepuh tadi. Menurut Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Presiden tidak percaya adanya isu tersebut. "Bapak Presiden juga tidak percaya informasi itu. Tetapi tetap akan jadi catatan saya, dan akan saya bicarakan dengan para perwira, apakah memang informasi itu ada," katanya usai meresmikan Pusat Pengkajian Strategis TNI, di Jakarta, Jumat (30/1).

Jadi dengan demikian maka pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih merupakan sebuah pernyataan politik dengan tema "netralitas TNI", sesuatu yang sensitif menjelang pemilu dan pilpres. Cara penyampaiannya dibuat "menggelitik", terbuka kemedia massa, agar efeknya cepat  meluas dan penyebarannya menggulung dan cepat. Buktinya,  isu itu langsung dibantahnya sendiri pada akhir pidatonya, pelakunyapun hanya satu katanya.

Semuanya kemudian terjebak, media massa, elit politik, pengamat, tokoh-tokoh menjadi tertarik, kemudian memberitakan dan membahas ramai-ramai. Jadi.... sebenarnya SBY itu memang pintar dan semakin piawai dalam berpolitik. Yang meributkan hanya kurang faham arah gendang yang ditabuhnya, apakah ini termasuk kampanye juga? Konteks beritanya suatu yang positif bagi SBY bukan?. Hanya SBY yang tahu.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana.

Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/02/02/jenderal-purn-wiranto-dan-tyasno-menanggapi-abs/ (Dibaca: 1112 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.