45 Jenazah Teridentifikasi dan Masa Depan Sukhoi di Indonesia

21 May 2012 | 7:03 am | Dilihat : 726

Tim Disaster Victim Identification/ DVI atau disebut Tim Identifikasi Korban Bencana dari Polri pada hari Minggu (20/5) mengumumkan telah dapat mengidentifikasi crew dan penumpang Sukhoi SSJ100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor pada tanggal 9 Mei 2012.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal Pol Musaddeq Ishaq menyatakan, ”Hari ini pukul 15.00 WIB seluruh korban yang dilaporkan berjumlah 45 orang, 35 di antaranya warga negara Indonesia dan 10 warga asing, telah teridentifikasi secara ilmiah dan tidak terbantahkan dari DNA, gigi geligi,dan tanda medis maupun properti,” tegasnya. Korban secara detail terdiri dari 31 pria dan 14 wanita. Pengumuman ini lebih cepat sekitar satu minggu, dimana pada awalnya Tim DVI merencanakan akan mengumumkan secara resmi  pada tangal 26 Mei.

Tim DVI mulai aktif melakukan identifikasi pada  11 Mei, setelah Basarnas mulai berhasil mengevakuasi tahap awal jenazah dari lokasi jatuhnya pesawat dari jurang di Gunung Salak. Dari data awal yang diumumkan pihak penyelenggara (PT Trimarga) serta dari website Pabrik Sukhoi, tercatat pesawat mengangkut 45 orang yang terdiri atas 8 awak dan 37 penumpang.

Lebih lanjut Mussadeq menjelaskan, ”Tim DVI bekerja secara ilmiah dan profesional dengan prinsip cepat, tepat, dan akurat sehingga hasil data identifikasi dipastikan mencapai 100%." Kapusdokkes Polri itu  mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu prangkaian dan kegiatan identifikasi jenazah korban, baik para ahli forensik dari beberapa perguruan tinggi maupun dari Rusia. Menurutnya, keseluruhan korban Sukhoi yang teridentifikasi terdiri atas 31 pria dan 14 perempuan. ”Korban Sukhoi yang telah teridentifikasi segera diserahkan ke pihak keluarga,” tambahnya. Dengan demikian maka jumlahnya sesuai dengan data awal penumpang yang diumumkan.

Kepala Rumah Sakit Polri RS Sukanto, Brigjen Pol Agus Prayitno, mengatakan, pihaknya memberikan kesempatan kepada keluarga untuk melihat jenazah yang telah teridentifikasi, Senin (21/5), sekitar pukul 13.00 WIB. Kemudian pada Rabu (23/5), akan dilakukan upacara penyerahan jenazah dari komite DVI kepada Pemerintah Indonesia di Bandara Halim Perdanakusumah dan selanjutnya jenazah kemudian akan diserahkan kepada masing-masing pihak keluarga.

Dengan pengumuman tersebut, maka salah satu langkah penting terkait dengan kecelakaan pesawat Sukhoi tersebut telah dapat diselesaikan dengan baik oleh gabungan aparat Indonesia baik Basarnas, yang didukung TNI-Polri serta semua unsur lainnya yang terlibat. Suksesnya   identifikasi  akurat oleh DVI yang dibantu beberapa pihak ahli forensik termasuk ahli forensik Rusia  selama sebelas hari patut diacungi jempol. Kini bagi keluarga yang ditinggalkan mempunyai harapan mengurus keluarganya yang menjadi korban. Ikatan kekeluargaan di Indonesia merupakan bagian yang sangat penting.

Kini, bagian penting lainnya adalah tugas KNKT yang dituntut menyelidiki dan menyatakan penyebab kecelakaan. Walaupun sebagian dari black box  yaitu Voice Data Recorder (VDR) yang sudah ditemukan disamping Flight Data Recorder (FDR) yang belum ditemukan, diharapkan dari pengalaman menangani beberapa kasus kecelakaan pesawat di Indonesia, KNKT akan dapat mengungkapnya. Terlebih kini tim Rusia secara penuh akan mendukung pembukaan VDR dan membantu melakukan analisa secara tehnis.

Nah, langkah kedua ini akan sangat penting sekali artinya bagi produsen Sukhoi Superjet100, khususnya penjualan baik di Indonesia maupun di negara lainnya yang berminat. Perusahaan Sky Aviation Indonesia  adalah sebuah maskapai penerbangan Indonesia pada Agustus 2011 telah menandatangani kontrak sebesar US $ 380.400.000 dolar AS  untuk membeli 12 Sukhoi Superjet 100 dengan jangka waktu pengiriman empat tahun. Pengiriman awal pesawat itu dijadwalkan akan dimulai pada September tahun ini. Apabila kemudian diketemukan penyebab kecelakaan adalah masalah teknis, perusahaan tersebut dapat mempertimbangkan pembatalan pembelian.

Krisman Tarigan, presiden direktur Sky Aviation menyatakan kepada media pada Jumat (11/5), "Kami akan membahas tentang rencana (untuk membatalkan kontrak). Pesawat Sukhoi Rusia Superjet 100 pesawat telah memenuhi syarat sebagai pesawat komersial dan telah disertifikasi oleh otoritas penerbangan Eropa," katanya. Perusahaan maskapai itu pun mulai mengevaluasi lagi kontrak dengan Sukhoi yang sempat ditandatangani. "Ada penundaan, kami menunggu dulu 1 tahun. Baru rencananya ada 12 unit yang akan dibeli, tapi setelah peristiwa itu kami tunda," ujar Safety Manager PT Sky Aviation, Sukamto. Sementara itu , Arifin Seman, direktur Kartika Airlines mengatakan, "Kami masih menunggu (investigasi) hasilnya, apakah Sukhoi akan memperbaiki kekurangannya dalam pesawat setelah kecelakaan. Setelah semua langkah-langkah, kami akan mempertimbangkan membeli pesawat," katanya. Perusahaan itu berencana membeli 30 pesawat SSJ 100 itu.

Direktur Komersial Kartika Airlines, Aditya Wardana menegaskan maskapai Kartika tetap akan membeli dan memakai Sukhoi Super Jet 100. Aditya memberikan alasan bahwa pesawat tersebut bagus, bukan hanya mengandalkan teknologi Rusia tapi sudah campuran dengan Airbus (Eropa) dan sudah  dipelajari proposalnya. diharapkan akhir tahun pesawatnya akan datang. “Sekarang kartika sedang proses SIUAU (Surat Izin Usaha Angkutan Udara) lagi. Karena SIUAU yang lama sudah expired – kadaluarsa.  Setelah itu baru AOC, ” katanya.

Persaingan pemasaran pesawat berpenumpang 100 orang menjadi sangat penting di Indonesia, dimana pertumbukan bisnis penerbangan di Indonesia kini mencapai 14 persen, 6 persen lebih tinggi dari angka 8 persen seperti yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan internasional. Indonesia kini   memiliki 54 perusahaan penerbangan yang mengoperasikan sekitar 300 pesawat, dan melayani 62 juta penumpang pada tahun lalu. Peningkatan  jumlah penumpang kecenderungannya meningkat secara signifikan karena banyak dari perusahaan penerbangan yang ada  menjual harga tiket yang terjangkau. Hal ini  yang membuat penerbangan bukan lagi sebagai suatu barang mewah bagi  rakyat Indonesia. Maskapai Indonesia sekarang menunggu pengiriman ratusan pesawat baru yang  dipesan dari produsen Eropa dan Amerika,  untuk menjalankan bisnis idalam industri penerbangan yang terus tumbuh dan semakin kuat.

Oleh karena itu Sukhoi sebagai pemain baru di bisnis penerbangan komersial pesawat angkut itu jelas sangat terpukul dengan terjadinya kecelakaan yang oleh ahli penerbangan dinilai tidak wajar. Penyebab kecelakaan kini menjadi kunci sukses atau tidaknya pemasaran SSJ100 di Indonesia pada masa mendatang. Penyebab bisa masalah human error, masalah material/mekanis ataupun cuaca, akan tetapi juga bisa karena penyebab ekstrim lainnya seperti sebuah konspirasi. Mari kita tunggu hasil analisa KNKT Indonesia dan Rusia yang walaupun sulit akan berusaha maksimal menyelesaikan tahap kedua yang juga sangat penting ini.

Pesawat seharga US$31,7 juta, yang dikabarkan harganya sepertiga lebih murah dibandingkan kompetitornya, Bombardier dari Canada, serta Embraer Brazil memang menggoda, menggoda untuk tidak disukai, sebagai pesaing berat dan tidak menyenangkan dalam sebuah bisnis bernilai puluhan miliar dollar. Demikian kira-kira. Kita tunggu dengan sabar apa kesimpulan dari Ketua KNKT Indonesia, Marsda TNI (Pur) Tatang Kurniadi yang juga teman penulis, se-Angkatan di Akabri Udara 1970.

Prayitno Ramelan ( www.ramalanintelijen.net )

Ilustrasi Gambar :  ahmadramadlan.wordpress.com

This entry was posted in Kedirgantaraan. Bookmark the permalink.