Survei FISIP UI, Prabowo Pesaing Ketat SBY

5 May 2009 | 11:01 pm | Dilihat : 90

Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial Politik (PKSPSP) FISIP UI pada tanggal 5 Mei 2009 merilis hasil surveinya yang dilakukan dari tanggal 27 April - 2 Mei 2009  secara simultan. Hasil survei tersebut adalah berupa temuan hasil studi kuantitatif dan kualitatif. Judul survei adalah persepsi dan preferensi masyarakat terhadap tokoh politik menjelang Pilpres 2009. Survei  dilaksanakan di 20 propinsi di Indonesia terhadap 2000 responden. Metode pengambilan sampling adalah "multi-stage random sampling", tingkat kepercayaan 95%, margin of error 4%.

Temuan studi kuantitatif.  Sebanyak 79,9% responden menilai pemerintah sekarang kurang mampu terutama dalam menyelesaikan masalah ekonomi, yang meliputi tingginya harga-harga kebutuhan pokok, kurangnya lapangan kerja dan tingkat kemiskinan masyarakat yang semakin meningkat. Yang menilai cukup mampu 8,9% dan menyatakan baik hanya 1,3%. Sebanyak 52,7% menyatakan pemerintah kurang mampu menangani permasalahan politik, kekurang mampuan bidang hukum 47,8% . Nilai negatif juga terjadi dibidang lainnya seperti keamanan, sosial dan budaya.

Hasil survei menyebutkan secara nasional, capres Prabowo Subianto merupakan pesaing terberat SBY, dimana 31,15% responden menyatakan hal tersebut. Tingkat kebersaingan Mega 25,2%,  JK 21,05% dan Wiranto 12,7%. Sebagai cawapres terunggul diraih  Hidayat Nur Wahid yang mendapat dukungan 34%, Sri Sultan HB-X 17,3% dan Sutrisno Bachir 12%.

Untuk tokoh-tokoh yang dinilai layak menjabat presiden RI 2009-214, elektabilitas SBY 31%, Prabowo 23,95%, Mega 15,85%,  JK 13,85%, Wiranto 8,1%.  Untuk elektabilitas cawapres, Hidayat NW 34%, Sultan 17,3%, Sutrisno Bachir 12%, Tifatul Sembiring 6,2%, Puan Maharani 5,8%, Akbar Tanjung 5%, Hatta Rajasa 3%.

Temuan Studi Kualitatif. Wawancara mendalam dilakukan di 20 propinsi, dengan masing-masing 5 wawancara, dengan total kegiatan 100, dilakukan  secara simultan. Informan dipilih secara acak dengan metode "Snowball" dengan kriteria informan yang mengikuti situasi politik nasional khususnya mengenai pilpres 2009. Mengenai figur capres pilihan, sebagian besar tokoh-tokoh tersebut menginginkan Prabowo Subianto sebagai presiden (32%). Sementara SBY menempati posisi kedua dengan nilai 30% informan. Megawati 16% dan Jusuf Kalla 14%.

Berdasarkan wawancara, kriteria figur capres 2009 yang diharapkan oleh masyarakat adalah :  Berani, tangguh dan tegas dalam mengambil keputusan, mampu melakukan perubahan demi kesejahteraan rakyat, berpihak pada rakyat kecil/banyak/mayoritas (buruh, tani, nelayan),  Jujur dan tidak KKN. Mampu melanjutkan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme.  Mampu menjaga ideologi Pancasila dan Integrasi bangsa Indonesia, memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, menjaga martabat bangsa Indonesia bila berhadapan dengan negara asing. Melindungi produksi/Industri dalam negeri, cerdas dan bijaksana.

Dari hasil survei tersebut, terlihat bahwa secara perlahan elektabilitas Prabowo sebagai capres telah meningkat dengan cepat, dan bahkan mulai mendekati elektabilitas SBY yang berada pada posisi 31%, Prabowo hanya berada sekitar 7% dibawahnya. Elektabilitas Mega jauh dibawah SBY, berbeda sekitar 15%, JK lebih jauh lagi dibawah SBY dengan selisih sekitar 17%. Nampaknya kegigihan dan kemauan serta manuver Prabowo ke PDIP, Golkar serta bersatunya dengan Wiranto mendapat apresiasi responden. Pada posisi cawapres, Hidayat NW masih yang terunggul dengan nilai 34%, yang layak dihitung adalah Sultan dengan elektabilitas 17,3%. Hasil studi kualitatif terhadap 100 tokoh terasa mengejutkan, karena para informan (tokoh) yang faham dengan pilpres memberikan dukungan lebih besar kepada Prabowo (32%) dibandingkan dukungan kepada SBY (30%).

Dengan demikian, dari hasil survei tersebut, nampak bahwa titik lemah dan rawan dari SBY yang incumbent adalah justru dibidang ekonomi, hampir 80% responden menganggapnya tidak mampu menghadapi permasalahan bangsa dibidang ekonomi. Yang menganggap penanganan ekonomi baik hanya 1,3%. Inilah titik lemah yang selama ini didengungkan oleh kedua pesaingnya baik Mega maupun Prabowo.  Ketidak percayaan responden terhadap pemerintah nampak juga dibidang politik, 52,7% responden menyatakan pemerintahan SBY tidak mampu menghadapi permasalahan politik, hanya 2,4% yang menilai mampu, sedang 21,3% menilai cukup. Besar kemungkinan kekacauan masalah DPT yang dinilai merugikan masyarakat berpengaruh terhadap penilaian kemampuan incumbent.

Menjelang pilpres yang tersisa sekitar 62 hari lagi, terjadi pergeseran peta kekuatan capres dan cawapres. Nampaknya masyarakat memberikan penilaian positif terhadap Prabowo, elektabilitasnya naik secara signifikan, mulai mengancam posisi SBY. Kini yang menjadi masalah adalah belum adanya titik temu antara Mega dengan Prabowo, tentang masalah capres. Apabila Mega mau mengalah dan memberi dukungan serta gerbong PDIP kepada Prabowo, maka Prabowo akan menjadi lawan tangguh dan berbahaya bagi SBY. Peluang lainnya apabila terjadi "dead lock" dengan Mega, Prabowo maju sendiri, masih memungkinkan menarik PPP dan PAN sebagai teman berkoalisi. Posisi Prabowo akan lebih kuat apabila disandingkan dengan Sultan yang memiliki elektabilitas 17,3%. Mau tidak mau SBY harus berfikir ulang siapa cawapresnya, kini cawapres SBY harus dihitung elektabilitasnya, dengan mengukur kemungkinan majunya Prabowo. Dari sisi SBY, sangat berbahaya apabila terlalu "confident" dengan posisinya selama ini. Titik rawan mulai muncul setelah JK mengutarakan bahwa beberapa program ekonomi pemerintah adalah hasil pemikiran Golkar.

Kesimpulannya, Prabowo apabila mendapat kesempatan maju menjadi capres akan menjadi lawan yang berbahaya dan memiliki peluang menang dari SBY, beberapa kriteria figur capres yang didapat dari hasil survei nampaknya justru menggambarkan keberpihakan kearah Prabowo yang terus menyuarakan perubahan. Pihak Partai Demokrat sebaiknya lebih berhati-hati dalam menangani isu ekonomi dan politik. Jangan terlalu percaya diri dan lengah, walau hasil survei ini hanya persepsi masyarakat, tetapi pelaku survei adalah sebuah universitas yang memiliki kemampuan dan keilmuan yang dapat dipertanggung jawabkan. Semoga bermanfaat.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana

Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/05/05/survei-fisip-ui-prabowo-pesaing-ketat-sby/ (Dibaca: 2346 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.