Presiden Jokowi Sebaiknya Berhati-hati Berunding dengan Wapres Mike Pence
20 April 2017 | 2:12 am | Dilihat : 1189
Wakil Presiden AS Mike Pence memperingatkan Korea Utara tinggalkan jalan sembrono (foto : VOA Indonesia)
Berita besar dan penting setelah Pilkada DKI adalah rencana kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence yang dijadwalkan tiba di Indonesia untuk melakukan kunjungan kenegaraan pada Kamis, (20/4/2017). Ini merupakan kunjungan perdananya ke Indonesia setelah menjadi orang kedua yang paling berkuasa di Negeri Paman Sam. Pence direncanakan akan bertemu Prsiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, juga akan bertemu dengan Sekjen ASEAN dan Wakil Tetap AS untuk ASEAN. Termasuk juga Pence dijadwalkan akan bertemu dengan para pengusaha Indonesia dan komunitas pengusaha Negeri Paman Sam yang berada di Jakarta.
Kunjungan Wapres Mike Pence beserta istrinya Karen Pence serta dua anaknya ke kawasan Asia Pasifik dimulai dari mengunjungi Korea Selatan pada 16 April 2017, dimana Pence melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden sementara Korsel, Hwang Kyo-ahn dan Ketua Parlemen, Chung Sye-kyun. Dia juga akan bertemu dengan komunitas pengusaha yang ada di sana, khususnya membahas perkembangan isu nuklir Korea Utara. Kunjungan kedua dilakukan ke Jepang pada 18 April 2017, dimana selain bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe, Pence akan memimpin dialog ekonomi AS-Jepang bersama Wakil PM Taro Aso.
Kunjungan Mike Pence ke kapal Induk USS Ronald Reagan di Yokosuka Jepang (Foto : CBSNews)
Pence juga meninjau kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76) yang didislokasikan di Yokosuka. Dari Jepang Pence ke Jakarta dan pada 22 April 2017 akan melanjutkan kunjungannya ke Australia pada 22 April dan Hawaii di tanggal 24 April 2017.
Wapres Pence Menilai Korut Sebagai Ancaman
Saat berkunjung ke Korea Selatan (Korsel) pada hari Senin (17/4/2017), Wapres Mike Pence meninjau Zona Demiliterisasi yang membagi kedua Korea dan mengeluarkan pernyataan, memperingatkan Pyongyang bahwa, "the era of strategic patience is over." Ditegaskannya bahwa setelah 25 tahun mencoba bersabar berurusan dengan ambisi nuklir dan rudal Korea Utara, Pence mengatakan untuk menghadapi ancaman, "semua pilihan dan keputusan sudah berada di meja."
Mike Pence saat mengunjungi zona demiliterisasi Korea (Foto : Tirto)
Saat itu, Pence menegaskan, "Presiden Trump secara jelas menyatakan bahwa kesabaran Amerika Serikat dan sekutu kami di kawasan ini telah habis dan kami ingin melihat perubahan. Kami ingin melihat Korea Utara meninggalkan jalan sembrono nya dari pengembangan senjata nuklir, dan juga yang penggunaan dan pengujian rudal balistik tidak dibenarkan," kata Pence di zona demiliterisasi tersebut. Pence berbicara di Korea Selatan tak lama setelah uji coba rudal Korea Utara gagal.
Dalam beberapa pekan terakhir, Komando Pasifik AS menginstruksikan USS Carl Vinson beserta kelompok kapal pengawal dan penyerang berpeluru kendali m,erubah tujuan dari Singapura ke Laut Jepang, dari rencana semula ke Australia. Pergeseran Carl Vinson merupakan unjuk kekuatan AL Amerika untuk menghalangi Korea Utara dalam melakukan peluncuran rudal lebih lanjut atau melakukan tes nuklir.
Ketegasan Presiden Donald Trump serta penegasan Mike Pence di Korea disebabkan Amerika merasa khawatir, apabila dibiarkan, Korea Utara dibawah Kim Jong-Un akan terus nekat melakukan peluncuran peluru kendali dan program nuklir. AS merasa keamanan nasionalnya terancam apabila suatu saat Korut mampu membuat rudal ICBM berkepala nuklir. Saat melakukan penerbangan dari Alaska ke Korea Selatan, Pence mendapat laporan peluncuran rudal Korut yang mengalami kegagalan.
Peluru Kendali Korea Utara Musudan saat diluncurkan (foto : Mechanic)
Rudal Korea Utara yang meledak sesaat setelah diluncurkan pada hari Sabtu (15/4/2017) adalah jenis baru (KN-17) satu tahap rudal yang lebih maju seperti yang telah diuji sebelumnya dimana mereka gagal meluncurkan dua minggu yang lalu. Kegagalan peluncuran telah memicu spekulasi tentang kemungkinan bahwa Amerika Serikat mungkin menggunakan teknologi cyber untuk mengganggu program rudal Korea Utara. Menurut pejabat AS, rudal ditembakkan pada Sabtu itu meledak 4-5 detik setelah peluncuran di dekat pangkalan kapal selam Korea Utara di Sinpo di sepanjang pantai timur negara itu.
Pada tanggal 6 Maret, negara itu meluncurkan lima jarak menengah Scud missiles. Empat rudal mampu meluncur sejauh lebih dari 600 mil, batas atas jangkauan mereka, ke Laut Jepang. Rudal kelima gagal dan jatuh. Tiga dari rudal mendarat di perairan di zona ekonomi Jepang.Pada 21 Maret, Komando Pasifik AS melaporkan, Korut meluncurkan rudal dan beberapa detik setelah diluncurkan meledak. Pada tanggal 4 April 2017, beberapa hari sebelum Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden Trump di Mar- a-Lago, Korut meluncurkan rudal Scud yang hanya mencapai jarak 34 miles dan jatuh ke Laut Jepang. Tahun lalu, Korea Utara melakukan delapan tes rudal Musudan, tetapi hanya satu dari rudal mampu terbang, ebagian besar tes Musudan berakhir dengan kegagalan.
Jarak Jelajah Rudal-rudal Korea Utara, jenis Taepodong-2 bisa mencapai Indonesia (Foto : Washington Post)
Perkembangan Geopolitik Kawasan Asia Pasifik
Selama beberapa dekade, Cina telah berusaha untuk melestarikan hubungan dengan Korea Utara sebagai mitra dan perisai strategis di Asia timur laut, bahkan ketika pemimpin Korea Utara menjadi pemimpin yang tak terduga. Dalam beberapa tahun terakhir, meskipun, Cina juga mencoba untuk menenangkan AS, membangun hubungan politik dan perdagangan dengan Korea Selatan dan membantu mengendalikan program senjata nuklir Korea Utara. Akan tetapi nampaknya China masih enggan untuk lebih serius menangani Korut seperti keinginan AS.
Saat peringatan kematian Kim Il-Sung, Korut melakukan parade militer hari Sabtu (15/4/2017) Sabtu, yang dinilai menunjukkan bahwa Negara ini memiliki sebuah program yang cukup canggih untuk serangan pembalasan nuklir apabila terpaksa harus berperang dengan AS.
Parade Militer Korea Utara, memamerkan rudal jarak jauh (foto : ABC)
Wapres Mike Pence, saat berkunjung ke Jepang pada Selasa 18 April 2017 memastikan komitmen Washington akan terus melindungi Tokyo dari ancaman nuklir dan rudal Korea Utara."Era kesabaran strategis sudah usai. Presiden Donald Trump kini tengah mengupayakan kerja sama dengan Jepang, Korea Selatan, dan semua negara sekutu, serta Tiongkok untuk mencari resolusi damai dan denuklirisasi semenanjung Korea," kata Pence di Tokyo. "Kami mengakui rakyat Jepang tinggal di tengah provokasi yang terus meluas di sekitar Laut Jepang. Kami 100 persen mendukung Anda," kata Pence seperti dilaporkan Reuters.
Pada Senin 17 April 2017, wakil utusan Korea Utara untuk PBB, Kim In-Ryong, menuding Amerika Serikat telah menciptakan "situasi perang nuklir akan terjadi kapan saja." Dia juga menyatakan Korea Utara berhak menggelar uji coba nuklir Kapanpun apabila diperlukan."Presiden sementara Korea Selatan, Hwang Kyo-ahn, mengatakan dia akan memperkuat persekutuan dengan Amerika Serikat dan bekerja sama dengan Tiongkok untuk mengurung tetangganya di Utara tersebut.
Presiden Donald Trump (foto : Documentary Tube)
Pence menjelaskan, Presiden Donald Trump telah menunjukkan suatu komitmen yang jelas terhadap dunia dengan melakukan serangan rudal Tomahawk ke wilayah Suriah dan menjatuhkan bom terbesar di dunia di Afghanistan untuk menghancurkan kelompok bersenjata ISIS. Pence menegaskan, "Korea Utara tidak seharusnya menguji kesabaran atau kekuatan angkatan bersenjata Amerika Serikat di kawasan ini," katanya. Pemerintahan Donald Trump sudah mengingatkan aksi militer akan dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan Korea Utara. Namun hingga kini AS masih fokus memberlakuan sanksi ekonomi yang lebih tegas ke Korut, untuk menghindari meluasnya konflik ke kawasan di sekitarnya.
Kunjungan Mike Pence ke Indonesia
Kamis (20/4/2017) Wapres AS, Mike Pence akan mengunjungi Indonesia. Penulis menilai bahwa Indonesia jelas dianggap sangat penting untuk dikunjungi, karena dalam rangkaian Korea Selatan, Jepang dan Australia. Beberapa informasi menyebutkan bahwa Wapres mempunyai beberapa agenda, seperti dikatakan oleh Menkopolhukam, Wiranto saat menerima Dubes AS ntuk Indonesia Joseph R Donovan 13 Maret 2017.
Wiranto menjelaskan, "Dengan adanya pemerintahan administrasi baru Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump kita mengharapkan bahwa partnership comprehensive atau pun strategic partnership tetap dilanjutkan, walaupun Amerika sudah ganti pemerintah." Juga akan di bicarakan mengenai masalah terorisme dan radikalisme. Dikatakannya juga bahwa Amerika sangat konsen dengan masalah terorisme dan radikalisme. Termasuk juga perkembangan keamanan nasional kita dalam menghadapi Pilkada. Saat berbicara dengan Donovan, disebutkan kita juga membincangkan bagaimana perkembangan islam di Indonesia. Tetapi yang pasti Amerika Serikat sangat memberikan apresiasi terhadap hal-hal yang menyangkut toleransi beragama di Indonesia.
Menkopolhukam Wiranto dan Dubes AS untuk Indonesia Joseph R Donovan (foto : Tribunnews)
Dari penjelasan Menkopolhukam, nampaknya permasalahan partnership comprehensif atau strategic partnership menurut penulis merupakan bagian terpenting pembicaraan antara Wapres Pence dengan Presiden Jokowi. Presiden Barack Obama pernah menyampaikan pada Tahun 2009 bahwa AS menginginkan kemitraan dua negara disamping lima negara sekutunya di kawasan sekitar Laut China Selatan (Jepang, Korea Selatan, Filipina, Singapura dan Australia). Dua negara tersebut adalah Malaysia dan Indonesia. Kemudian pada 2011 Presiden Obama mengeluarkan kebijakan rebalancing, fokus terhadap masalah kawasan Laut China Selatan dimana China mencoba menjadi sherif dan menantang AS. Timur Tengah menjadi satu kelas dibawah perkembangan Laut China Selatan.
Kini dengan kenekatan Korea Utara yang terus meluncurkan rudal -rudalnya serta mencoba dengan serius mengembangkan senjata nuklir, dari pernyataan Pence serta pengerahan kekuatan ke Laut Jepang, maka Pence nampaknya akan menilai bagaimana pendapat dan posisi politik Indonesia dalam perkembangan kawasan. AS jelas sudah menghapus Malaysia sebagai negara yang tidak dapat diajak bekerja sama (bukan mitra). Dari sudut pendang intelijen, penulis melihat terjadinya rangkaian proxy war untuk menurunkan PM Najib, dengan demo, serangan dua pesawat MAS (MH370 dan MH17) dan dibongkarnya korupsi Najib. Tetapi Malaysia nampak teguh dan posisi Najib tetap tidak tergoyahkan.
Nah, hari Kamis (20/4/2017), Pence akan bertemu dan berbicara dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Signal statement Pence di Korea Selatan dan Jepang sangat jelas dan tajam bahwa AS sedang berupaya menetralisir ancaman serangan nuklir Korea Utara. Kini dia ingin mendapatkan informasi tentang sikap dan posisi Indonesia terkait konflik AS dengan Korea Utara. AS jelas memperhitungkan, apabila mereka melakukan serangan ke Korea Utara, kemungkinan konflik akan dapat meluas dan KOrea Utara akan mendapat dukungan negara lain. Kini, AS mempersiapkan sekutu, AS membutuhkan misalnya pangkalan aju atau pangkalan depan. Dalam operasi militer di kawasan Timur Tengah, AS pernah mengalami kesulitan dan hambatan saat Pakistan menolak pangkalannya dipakai sebagai pangkalan aju, tempat transit untuk persiapan perang.
Inilah, pokok persoalan yang sebaiknya dipikirkan dengan tajam dan hati-hati oleh pemerintah serta para inner circle. Dalam kasus serangan ke Pangkalan Udara Shayrat di Suriah, sikap Indonesia secara prinsip, menyatakan prihatin atas serangan unilateral oleh pihak manapun, termasuk penggunaan rudal Tomahawk AS dalam merespon tragedi serangan senjata kimia di Suriah. Walaupun, Melalui Jubir Kemlu, Armanatha Nasir, dilain sisi, Pemerintah Indonesia mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah yang memakan banyak korban termasuk anak-anak. Indonesia jelas berseberangan dengan AS dalam kasus Tomahawk tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, serangan terhadap pangkalan udara Shayrat di dekat Homs, Suriah merupakan tindakan yang “mewakili dunia”. AS didukung oleh demikian banyak negara, terutama negara Barat. Mike Pence menjelaskan penegasan Presiden AS, serangan Tomahawk ke Shayrat Suriah merupakan komitmen yang jelas terhadap dunia dan juga AS menjatuhkan bom terbesar di dunia di Afghanistan untuk menghancurkan kelompok bersenjata ISIS.
Presiden RI Jokowi bisa menjadi target proxy karena kekeliruan inner circle (Foto : Suluttoday)
Di samping itu menurut penulis, mungkin saja kunjungan Wapres AS ini di manfaatkan oleh McMoran untuk penyelesaian masalah Free Port. Tetapi menurut penulis persoalan ini bukan porsi Pence, terlalu kecil bagi dia membahas Free Port, mungkin hanya disinggung sepintas, dan mungkin terkait ucapan Presiden AS Donald Trump, dimana Indonesia dimasukkan ke dalam katagori negara yang mencurangi Amerika dalam perdagangan internasional.
Saran Pendapat
Penulis menyarankan kepada pemerintah, dalam pertemuan kedua pimpinan nasional dari dua negara tersebut, sebaiknya Indonesia agar lebih berhati-hati dalam menyikapi pembicaraan tentang konflik AS-Korea Utara. Malaysia sudah diacak-acak oleh sebuah kekuatan siluman yang tidak jelas siapanya dengan operasi clandestine proxy war. Jangan sampai Indonesia selanjutnya menjadi target serupa. Para pejabat tinggi negara, khususnya Kemlu sebaiknya lebih berhati-hati menyikapi perkembangan geopolitik mati hidup dimana senjata nuklir bisa berbicara. Masalah Korea Utara bagi AS merupakan ancaman sangat serius bagi keamanan nasionalnya, letak geografis dan perkembangan teknologi serta kenekatan Jong-Un, karena itu AS tidak akan mengambil resiko. Jelas berbeda dengan masalah Suriah.
Presiden Jokowi Mohon Menghitung Kunjungan Mike Pence lebih Komprehensif karena AS dalam kondisi paranoid menghadapi Korea Utara (Foto : TribunNews)
Sebagai negara yang berdaulat, kita tidak takut, itu jelas, tetapi kita harus cerdas dan cerdik serta berfikir lebih komprehensif. Menghitung AS yang mampu memainkan segala macam cara untuk mengondisikan. Jangan sampai kita menjadi korban dari ketidak fahaman situasi dan kondisi yang berlaku. Apabila menghadapi proxy war, maka yang akan menjadi target terpilih jelas pimpinan nasional. Siapkah kita? Mereka jelas melakukan pulbaket tiap hari, yaitu penyadapan.
Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Analis Intelijen, www.ramalanintelijen.net
Artikel Terkait :-conditioning-untuk-melengserkan-pm-malaysia-najib-razak/
-awas-jokowi-dan-capres-lain-kemungkinan-sudah-disadap/
-Apa Target Spionase Kedubes Australia di Jakarta?, http://ramalanintelijen.net/?p=7640
-Kedubes AS Jakarta, Salah Satu Stasiun Penyadap NSA, http://ramalanintelijen.net/?p=7630
-Siapkah Kita Menghadapi Spionase Internasional?, http://ramalanintelijen.net/?p=7615