Intelijen Bertawaf, Teroris ISIS Dalam Kupasan

29 February 2016 | 1:47 pm | Dilihat : 1358

teroris isis malaysia

Unit ISIS Malaysia-Indonesia dari Katibah Nusantara mengeluarkan pesan ancaman kepada pemerintah Malaysia, melalui Video  “pesan untuk publik Malaysia”. Foto dari  kiri pejuang Abu Sayyaf, Mahmud Ahmad, Muhammad Joraimee Awang Raimee dan Muamar Gadafi, berfoto dengan bendera ISIS (Foto : internasional.kompas)

Pada bulan Agustus 2009, penulis menyusun artikel dengan judul 'Intelijen Bertawaf,' pada website kompasiana.com dan juga di posting ke website ramalanintelijen.net.  Kemudian setelah dirangkaikan dengan beberapa artikel lainnya, maka kumpulan artikel dicetak menjadi buku oleh PT Grasindo, Kompas Grup dengan judul "Intelijen Bertawaf, Teroris Malaysia Dalam Kupasan.' Mengapa intelijen itu bertawaf dan mengapa yang dikupas teroris Malaysia? Saat itu hingar bingar teror bom bunuh diri di Indonesia dikendalikan dua warga negara  Malaysia yaitu DR Azhahari dan Noordin M Top. Penulis menyoroti peran intelijen dalam melakukan counter terrorism, dimana kata  kuncinya menurut penulis adalah tawaf.

Setelah serangan teror terhadap Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jakarta pada 17 Juli 2009 yang diyakini sebagai target simbol Barat ,  kemudian, terjadi perubahan arah. Dari bom Bali-1 tahun 2002  hingga bom Marriott-2, sasaran utamanya jelas Barat, kemudian setelah itu bergeser kearah simbol negara (presiden) serta Polri. Penulispun hingga kini masih bertanya,  apakah intelijen Barat mampu menggeser arah serangan terhadap mereka? Atau karena kedua teroris Malaysia itu tewas?  Indonesia yang selama delapan tahun wilayahnya hanya menjadi daerah operasi kelompok teroris anti Barat, kemudian justru simbol negara serta aparat penegak hukum menjadi prominent target mereka.

bom marriott 2003

Hotel JW Marriott setelah di bom pada 2003 mengalami kehancuran dengan 12 korban. Penulis menyusun artikel kritis dengan judul "Allah Menyelamatkan Penulis Dari Bom Marriott", http://ramalanintelijen.net/?p=1516 ,  (Foto:liputan6)

Memang pada masa kini,  operasi intelijen  menjadi cara perang terunggul dalam merusak dan menghancurkan atau bahkan untuk menguasai sebuah  negara. Jauh lebih efektif dan efisien memainkan  proxy war dibandingkan perang konvensional. Teror adalah salah satu sarana intelijen penggalangan yang dipergunakan sebagai sarana proxy war yang kini baunya terasa semakin menyengat.

Sebagai contoh, konflik di Suriah dan Irak latar belakangnya adalah perang asimetris yaitu proxy war, yaitu perebutan pengaruh Timur-Barat-Arab, upaya meminimalisir/meniadakan ancaman terhadap Israel serta kepentingan kelompok neokonservatif di AS.  Sementara Al-Qaeda dan ISIS bukan penyebab konflik, mereka hanya me/dimanfaatkan dari konflik yang terjadi. Hilangnya pesawat Boeing777 Malaysia Airlines, flight number MH370 serta kasus penembakan MH17 di Ukraina menurut penulis adalah bagian dari proxy war untuk menyerang Malaysia. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sering menyebut perlunya kewaspadaan  ancaman proxy war.

Intelijen Bertawaf

7-bead-tasbih-mecca

Bertawaf mengelilingi Kabah 7 kali sesuai gambar (Foto : ebay)

Penulis pernah menjelaskan pemahaman tentang intelijen bertawaf pada artikel terdahulu, yaitu apa hubungan antara tawaf dan Intelijen. Kenapa intelijen harus bertawaf? Kita tahu bahwa tawaf adalah bagian dari rangkaian ibadah Haji/Umrah dari umat muslim di Masjidil Haram, yaitu mengitari Kabah. Tawaf adalah kodrat Ilahi, dimana tidak hanya muslim saja,   alam semestapun juga bertawaf. Bulan bergerak mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari. Matahari sebagai bagian salah satu Bimasakti mengelilingi induknya. Bimasakti juga bergerak.

Jadi hakikat tawaf adalah "gerak." Yang patut diingat, gerak dalam hakikat tawaf adalah gerakan yang teratur dan terstruktur. Baik itu gerakan yang sudah menjadi ketentuan Tuhan, seperti gerakan jagat raya tadi. Disisi lain ada pula katagori gerakan, dimana Tuhan memberi manusia keleluasaan untuk menentukan polanya. Konsekuensi logisnya, ya harus ditanggung sendiri oleh si manusia itu.

earth tawaf

Masing-masing Planet bergerak dengan teratur dan terstruktur sesuai kodrat Ilahi (Fofo :liputan6)

Dalam kegiatan intelijen, jaringan atau 'indra' merupakan salah satu elemen strategis yang harus terkoordinasi hingga menghasilkan manfaat yang optimal, dimana  pola-polanya harus juga bertawaf. Untuk menjaga dan memberi rasa aman dan nyaman ke masyarakat, intelijen bahkan harus lebih pro-aktif bertawaf. Ini berarti intelijen harus terur bergerak secara teratur dan terstruktur.

Teroris ISIS Dalam Kupasan

Teroris-isis-indonesia

Teroris ISIS asal Indonesia (Foto: tribunnews)

Nama ISIS menjadi sangat terkenal, terutama di wilayah konflik Suriah dan Irak. Kini ISIS sudah menjadi branding kelompok teror mendunia yang lebih menakutkan dibandingkan denga Al-Qaeda.  Penulis pernah menuliskan tentang ISIS dan disampaikan di acara Kompas TV saat diundang sebagai nara sumber. ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah), dikenal juga sebagai ISIL (Islamic State of Iraq and Levant) adalah kelompok jihad, secara luas dianggap sebagai organisasi teroris. Dalam statusnya kini yang menyatakan sebagai Negara Islam (Islamic State), mengklaim otoritas atas semua umat Islam di seluruh dunia untuk bergabung dibawah kontrolnya.

Kalangan Barat menyebutkan selain akan mengontrol Irak dan Suriah, Islamic State (Daulah Islamiyah) awalnya juga akan melebarkan sayap di Levant (mencakup Yordania, Israel, Palestina, Lebanon, Siprus, dan daerah di Turki selatan yang mencakup Hatay). Oleh karena itu ada yang menyebutkan sebagai ISIL. Perkembangan organisasi Islamic State berawal dari pembentukan Al-Qaeda in Irak (AQI) antara 2003-2006,  oleh Abu Mus'ab al-Zarqawi, yang berjanji setia kepada Osama bin Laden. Al-Zarqawi tewas dalam serangan udara AS pada tanggal 7 Juni 2006.

Pemimpin baru AQI, Abu Ayyub al-Masri, mengumumkan pada Oktober 2006, AQI kemudian berubah menjadi Mujahidin Shura Council (2006) pimpinan Abu Omar al-Baghdadi dan kemudian berganti nama menjadi Negara Islam Irak atau ISI (2006-2013). Saat itu kelompok-kelompok pemberontak lainnya seperti Jeish al-Taiifa al-Mansoura, Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba dan Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Islam Sunni bergabung ke ISI. Abu Ayyub al-Masri dan Abu Omar al-Baghdadi tewas pada bulan April 2010, menandai kerugian yang signifikan bagi organisasi.

baghdadi

Pimpinan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi ( Foto: infobae)
Abu Bakr al-Baghdadi kemudian mengambil alih kepemimpinan ISI. Pada 8 April 2013 al-Baghdadi mengumumkan pembentukan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) yang diterjemahkan dari bahasa Arab sebagai Islamic State of Iraq and Syria. Sebagai pemimpin ISIS, al-Baghdadi menjalankan dan memimpin semua aktivitas ISIS di Irak dan Suriah. ISIS dikenal menginterpretasikan tindakan ekstrim yang brutal dan keras atas nama agama Islam dan hukum syariah dan ISIS memiliki catatan kekerasan yang kejam dan mengerikan.

Diketahui target operasi kekerasannya khususnya diarahkan kepada Muslim Syiah, Assyrian / Kasdim /Syria Kristen dan Armenia Kristen, Yazidi, Druze, Shabakis dan Mandean. Pada awalnya ISIS memiliki sekitar 4.000 pejuang dalam jajarannya di Irak, di samping serangan terhadap sasaran pemerintah dan militer, ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangan yang telah menewaskan ribuan warga sipil. Abu Bakr al-Baghdadi dan ISIS terus melakukan serangan profil tinggi di Irak dan terus melakukan upaya untuk memperluas daerah kekuasaan.

Al-Qaeda dibawah pimpinan Ayman al-Zawahiri mengusir ISIS agar keluar dari Suriah, tetapi keinginannya tidak digubris oleh al-Baghdadi.  Yang dipunyai Baghdadi dan ISIS adalah momentum. Dalam kondisi tekanan yang demikian berat, pemerintahan Irak yang mayoritas dikuasai oleh Syiah akhirnya jatuh. Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki, yang menjabat delapan tahun terakhir, mengatakan dia melepaskan jabatan ke sesama anggota Partai Dawa, Haider al-Abadi.

Dengan segala strategi dan kepiawaian manajemennya, ISIS mampu menjadi teroris paling kaya di dunia. Tetapi kemudian sejak satu tahun terakhir ISIS terus ditekan dengan pemboman udara oleh kelompok Barat, Rusia dan pemerintahan Suriah dan Irak. Kini ISIS menjadi semakin lemah dan mulai merencanakan bergeser ke Libya. Selain itu Baghdadi memerintahkan sel-sel ISIS dan sempatisannya di seluruh dunia untuk melakukan aksi teror untuk membalas tekanan berat yang dialaminya. ISIS kini merasakan  krisis moneter, operasi jual minyaknya terus diganggu dan dihantam serangan udara Rusia dan AS.

Russian_War_planes_bomb_an_oil_convoy_on_t-a-112_1449243069138

Konvoi Truk pengangkut minyak ISIS dibom AU Rusia (Foto : dailymail)

Lantas, bagaimana dengan di Indonesia? Kita mulai merasakan ulah ISIS sejak serangan teror di jantung ibukota, Jalan Thamrin. Serangannya tidak besar, bahkan dalam implementasinya penulis nilai tidak profesional, lebih amatir, kapabilitasnya rendah. Akan tetapi gaung serangan sebagai pesan eksistensi mereka di Indonesia memiliki arti tersendiri. Densus kemudian melakukan operasi pengejaran jaringan Thamrin, dan dalam dua bulan dapat menangkap sekitar 40 tersangka teroris, walaupun kelompok Mujahidin Indonesia Timur (Poso) dibawah pimpinan Santoso yang sudah berbaiat ke al-Baghdadi  hingga kini masih berkeliaran.

Analisis Ancaman 

Yang perlu mendapat perhatian bersama adalah kembalinya para simpatisan ISIS dari Suriah dan Irak. Mereka bisa sewaktu-waktu menjadi ancaman tersendiri apabila lepas dari kontrol aparat. Yang dikhawatirkan, mereka terlatih dan menjadi lebih militan dan meyakini  ideologi ISIS.  Secara pasti memang jumlah mereka yang berangkat ke Suriah berbeda jumlahnya, demikian juga yang kembali.

ISIS_syria_march_kb_140924_16x9_992

Kekuatan ISIS dalam konflik di Suriah dan Irak hanya bersandar kepada penempur Darat, tanpa dukungan Pertahanan Udara dan dimilikinya kekuatan udara, maka dalam medan tempur, titik rawan tersebut mudah di dikte dan dihancurkan oleh AS serta Sekutu dan Rusia dengan pemboman berteknologi tinggi (Foto: abcnews)

Dari database  Study of Terrorism and Responses to Terrorism, saat ini aliran pejuang dari luar ke Suriah dan Irak terus mengalir.  Sejak 2011 hingga 2015 diperkirakan telah bergabung ke ISIS antara 25.000-30.000 pejuang dari 100 negara  berbeda  di Irak dan Suriah. Aliran asing pejuang masih tinggi dengan perkiraan menunjukkan bahwa lebih dari 7.000 anggota baru tiba di paruh pertama 2015. Walaupun dalam bulan-bulan terakhir terdapat anggota   yang keluar dari ISIS. Data WNI yang bergabung diperkirakan sekitar 500 orang dimana menurut BNPT yang kembali sekitar 54 orang, jumlah simpatisan di tanah air sekitar 1.000 orang.

Menelisik serangan di Thamrin, menurut aparat keamanan disebutkan dibelakangnya adalah organisasi JAKDN, yang terdiri dari Mujahidin Indonesia Timur (Santoso), Mujahidin Indonesia Barat, Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshorud Tauhid, tim Hisbah Solo, dan Tauhid wal Jihad (Aman Abdurrahman). Tim Hisbah  (ditangkap di Solo pada Agustus 2015). Tokohnya Ibadurahman alias Ali Robani alias Ibad, Yus Karman, dan Giyanto alias Gento telah ditangkap.

Nah, tekait dengan perkembangan situasi di Suriah, jelas langsung ataupun tidak hal tersebut akan memengaruhi perkembangan simpatisan ISIS di Indonesia. Mereka akan semakin giat melakukan upaya penyerangan sesuai dengan perintah Amir ISIS. Oleh karena itu intelijen menurut penulis harus terus melakukan gerak, secara teratur dan terstruktur yang pada intinya adalah pemahaman tawaf.

Dari hasil diskusi dengan seorang sahabat penulis, doktor kriminolog, pencegahan serangan harus dikembangkan oleh intelijen dari lini micro, karena formasi kekuatan di lini micro (RT) sangat lemah, sehingga peluang seseorang atau kelompok kecil, bahkan kelompok besar sulit terdeteksi secara dini. Diperlukan kekuatan dari semua unsur terutama masayarakat. Kesulitan saat ini karena teroris sudah tidak memakai atribut tertentu, untuk dapat berbaur dan menyatu dengan masyarakat sekitarnya.  Doktrin tertanam di dalam hati, namun penampilan luar ter-design biasa.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan,analis intelijen www.ramalanintelijen.net

               
This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.