Israel Lebih Setuju ISIS Yang Berkuasa Di Suriah Daripada Iran

7 February 2016 | 11:04 am | Dilihat : 1451

ISRAEL-PALESTINIAN-CONFLICT-GAZA-NETANYAHU

Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon, pro ke ISIS daripada Iran (Foto " usnews)

Dalam membaca perkembangan geopolitik kawasan Timur Tengah, khususnya konflik yang sedang berlangsung di Suriah dan Irak, pisau intelijen strategis adalah sarana yang tepat digunakan untuk membedah   sembilan komponen intelstrat sebagai sub sistemnya.  Yang menarik, Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon menyatakan pada 19 Januari 2016, bahwa Israel lebih memilih ISIS yang berkuasa di Suriah daripada Iran.  Selain itu dikatakannya juga bahwa masalah di Timur Tengah saat ini  berada di "puncak benturan peradaban," (akan penulis ulas tersendiri).

Ya'alon menyatakan, Israel mempunyai  kepentingan yang sama dengan kekuatan Muslim Sunni di wilayah tersebut yang  terancam oleh Syiah Iran.  Saat dia berbicara pada konferensi  "Institute for National Security Studies" (INSS) di Tel Aviv itu, Menhan yang mendapat julukan "Bogie"  dengan berani menegaskan pandangan kebijakannya yang berbeda dengan pemerintah AS. Dikatakannya, apabila disuruh memilih antara Iran dengan ISIS, maka dia akan memilih pro ke ISIS. Sementara di lain sisi, AS terus melakukan gempuran terhadap ISIS melalui udara, bahkan Menhan AS Ashton Carter menyatakan akan mengirim kekuatan pasukan darat khusus AS ke Suriah dan Irak. Apakah ini penegasan Israel siapa di belakang ISIS? Disinilah penulis mengamati peran Israel serta badan intelijen Mossad dalam memainkan perannya.

Sudan President

Presiden Sudan Omar al-Bashir menyatakan bahwa CIA dan Mossad berada dibelakang Teroris ISIS dan Boko Haram (Foto: daviddicke)

Selama ini banyak pertanyaan pelbagai pihak tidak dapat membuktikan kaitan antara ISIS-Israel. Apakah ini menunjukkan semakin transparannya persaingan badan intelijen dibelakang medan tempur  Suriah dan Irak, yang akhirnya muncul kepermukaan karena perbedaan kepentingan? Fenomena menarik bagi situasi dan kondisi di kawasan Timur Tengah, ISIS makin transparan memang bentukan Mossad. Reaksi keras dan kontroversi Israel nampaknya karena mereka merasa disisihkan sekutunya dari Barat (AS) terkait pencabutan sanksi terhadap Iran. Mari kita bahas perkembangan geopolitik kawasan tersebut yang sedang berubah dan jelas akan berpengaruh terhadap belahan dunia lainnya. Inilah informasi globalisasi yang sebaiknya diketahui.

"Basic Descriptive Intelligence"  ISIS terkait Mossad

Edward Snowden, mantan pegawai badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), yang juga mantan agen CIA,  pembocor rahasia intelijen AS yang kini bermukim di Rusia mengungkapkan bahwa bahwa Islamic State of Irak and Syria (ISIS) bukan murni organisasi militan Islam. Organisasi ini merupakan bentukan kerjasama dari badan intelijen Israel (Mossad), Inggris (MI6) dan Amerika (CIA).

snowden-al-badhadi-642x406

Edward Snowden mantan agen NSA/CIA membocorkan tentang pimpinan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi 

Snowden mengatakan ketiga badan intelijen  itu secara khusus menciptakan sebuah organisasi teroris yang mampu menarik semua ekstremis dunia untuk bergabung di suatu tempat, dengan menggunakan strategi yang disebut "the hornet's nest" atau sarang lebah. Menurut Snowden, dokumen NSA itu terlihat mengimplementasikan strategi sarang lebah untuk melindungi entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan keagamaan dan Islam.

Melihat kepentingan terbesar pengelolaan kondisi kawasan Timur Tengah, nampaknya sutradaranya adalah Israel, maka valid bila disebutkan Mossad menjadi pengendali utama dalam strategi pembentukan ISIS. Mossad sangat lekat dengan strategi False Flag (FF) untuk menjatuhkan lawan-lawan perangnya. Strategi FF  adalah salah satu operasi intelijen yang mengambinghitam dan menyalahkan kelompok atau bangsa lain untuk menutupi tindakannya operasi intelijen serta  kegiatannya.  Mossad mempunyai kemampuan  menciptakan opini umum dalam mewujudkan kekisruhan target terpilih dan menuduh lawannya yang melakukan hal tersebut. Cara-cara ini biasanya sering dilakukan dengan mengadu-domba antar golongan. Kemampuan tersebut  disebut sebagai keahlian "conditioning" tingkat dunia.

cia and mossad

CIA dan Mossad disebut Edward Snowden berada dibelakang pembentukan ISIS, kini keduanya berbeda pandangan sesuai kepentingan Nasional masing-masing negara (Foto : linkedin)

Pada masa lalu upaya penetrasi Mossad ke pemerintahan AS nampaknya sangat kuat serta pengaruhnya besar. Tetapi dibawah pemerintahan Presiden Barrack Obama, Mossad serta Israel sebagai sekutu erat AS dinilai kurang mendapat dukungan. Misalnya,  konsep serangan-serangan serta upaya penguasaan dari koalisi Barat-Israel ke negara Arab (terutama Iran), seperti yang diusulkan oleh Israel dengan representasi dari Mossad tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Mossad lebih mengutamakan operasi klandestin,   terkenal dengan pelanggaran dan ‘ketidakpatuhan’ mereka terhadap hukum. Cara-cara yang brutal kerap ditempuh untuk pencapaian tujuan seperti penculikan, brutalitas, dan tindakan-tindakan illegal lain terkait operasi intelijen. Bahkan pada saat Dagan menjabat sebagai kepala Mossad, berbagai metode pembunuhan yang sadis dan tidak biasa kerap digunakan dalam memerangi mereka yang diklasifikasikan sebagai teroris Arab. Dalam  teror September Hitam (Black September) pada 5 September 1972, terkait pembunuhan atlet Israel oleh teroris pada Olimpiade musim panas di Munich, Jerman Barat, pemerintah Israel  menurunkan kebijakan untuk memberi kepada agen Mossad kewenangan (licence to kill), mengejar para pelaku serta jaringannya di manapun dan langsung membunuh mereka di tempat ditemukan.

Aksi brutalisme dalam bentuk teror kini juga dilakukan oleh ISIS, dimana sangat patut dicurigai bahwa Abu Bakr al-Baghdadi, pimpinan ISIS sejak awal dikatakan sebagai agen Mossad dan juga bentukan dari koalisi operasi intelijen dengan CIA serta MI6.  ISIS bukanlah aliran agama yang berisi ajaran teologi dan ritual keagamaan. ISIS atau faham Islamic State Baghdadi adalah  gerakan politik, termasuk dalam kategori gerakan transnasional politik agama. Itulah sebabnya organisasi ini yang dinilai sangat kaya, dikelola bak sebuah negara dengan pola intelijen menjadi semakin berbahaya dan  membesar.

Walaupun kuat dalam pertempuran darat, mampu menarik minat jihadis dari negara-negara di luar Suriah dan Irak, konsep operasional ISIS oleh koalisi intelijen tiga negara tersebut tetap membatasi kemampuan ISIS hanya unggul dalam pertempuran darat serta aksi teror. Akan tetapi  menyisakan sebuah titik lemah yaitu tidak dimilikinya alutsista pertahanan udara maupun kekuatan udara. Inilah titik rawan ISIS yang akan mudah dihancurkan oleh superioritas kekuatan udara koalisi apabila mereka sudah tidak dibutuhkan lagi.

RNPS - PICTURES OF THE YEAR 2014 - PHOTOGRAPHERS' STORY

Pemboman dari  udara tanpa dapat ditangkal oleh ISIS, dilakukan oleh pesawat tempur AS, F-15 dan Drones serta pesawat tempur AU Rusia, Su-24 (foto: dronewars)

Bagi organisasi tempur ISIS, konsep organisasi dibangun dengan penguasaan ladang minyak, bank-bank serta pajak, bagian inilah yang kini ditekan dari  dua sisi oleh AS dan Rusia. ISIS didikte dari udara dan benar-benar menjadi tidak berdaya. Beberapa kota yang dikuasainya bak di Irak maupun Suriah mulai lepas. Dalam kondisi ini, kelemahan ISIS, menguatnya Iran jelas memunculkan kekhawatiran Israel, karena Iran dinilainya jauh lebih berbahaya dibandingkan Suriah dan Irak. Oleh karena itu kemudian  Ya'alon mengeluarkan pernyataan yang dinilai kontroversial tersebut.

Menhan Israel Menyatakan Lebih Memilih ISIS Daripada Iran

Saat menghadiri Konferensi Nasional Studi Keamanan 'di Tel Aviv tersebut, Menhan Israel Ya'alon membuat pernyataan, 'Jika dia harus memilih antara Iran dan Negara Islam (ISIS), ia mengatakan kepada yang hadir, dia akan "memilih ISIS." Menurut Ya'alon, Iran memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan ISIS dan tetap merupakan ancaman terbesar bagi Israel.

Ya'alon  menyampaikan argumentasinya bahwa jika Suriah dikuasai  salah satu diantara keduanya, ia lebih suka Suriah berada dibawah kekuasaan ISIS atau kelompok yang mendukungnya.   Prediksi Ya'alon,  "Kami percaya ISIS akhirnya akan  dikalahkan dalam penguasaan teritorial setelah menderita terus diserang terhadap cadangan minyaknya” katanya kepada Ynetnews.

Ia  menambahkan bahwa Israel mempunyai kepentingan yang sama dan akan bersama dengan  kekuatan Muslim Sunni, yang  juga terancam oleh kekuatan Syiah Iran. Pernyataan Ya'alon kini lebih menegaskan sikapnya terhadap posisi ISIS, walau dinyatakan sebagai teroris oleh Barat. Ya'alon nampaknya kecewa dengan pencabutan sanksi AS dan sekutu Barat terhadap Iran, terkait dengan pengayaan nuklir Iran.

Sikap Ya'alon tersebut sejalan dengan pendapat  PM Israel, Benyamin Natanyahu yang menentang keputusan AS  mencabut sanksi terhadap Iran khususnya mengenai kesepakatan nuklir. Kesepakatan yang melibatkan Amerika Serikat, Iran dan lima kekuatan dunia lainnya akan membatasi dan mengekang  aktivitas nuklir Iran, tetapi Iran akan mendapat imbalan pencairan miliaran aset yang dibekukan Barat, serta akan meningkatkan pendapatan dari minyak.

screen shot 2015-07-22

Israel menakutkan peluru kendali strategis yang dimiliki Iran, karena masuk wilayah merah. Sejil 2 sudah melalui uji coba dengan jarak jangkauan 2.000 km (Foto : reuters)

Sebelumnya Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan pada hari Rabu (16/12) bahwa Iran akan melaksanakan kewajibannya  membongkar beberapa sentrifugal nuklir serta mengurangi  persediaan uranium yang diperkaya. Stephen Mull, dari Departemen Luar Negeri AS sebagai kordinator pelaksanaan kesepakatan itu mengatakan Iran telah mulai membongkar sistem pengayaan uranium dengan menghapus ribuan sentrifugal dan mentransfer mereka ke fasilitas penyimpanan yang akan dipantau oleh inspektur nuklir internasional. Mull mengatakan Iran akan terus  mengurangi persediaan  berbagai bentuk pengayaan uranium yang beratnya tidak lebih dari 300 kg serta  diperkaya hanya hingga 3,67%.

Presiden Iran, Hassan Rouhani, memuji inilah sebuah "kemenangan gemilang" setelah diplomat senior di Wina secara resmi mengumumkan pencabutan sanksi terhadap negara itu menyusul konfirmasi dari PBB bahwa Teheran telah memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian nuklir tahun lalu. Presiden Barack Obama mendelegasikan wewenang kepada Menlu Kerry untuk perundingan tersebut.

Pada saat yang bersamaan, semua sanksi pengayaan nuklir Iran yang dikenakan oleh Uni Eropa dan PBB juga otomatis dicabut. Menlu Inggris, Philip Hammond, mengatakan: "Kesepakatan nuklir dengan Iran, di mana Inggris memainkan peran utama, membuat Timur Tengah dan dunia yang lebih luas menjadi tempat yang lebih aman. Media di Ingrris menyebutkan bahwa Bank-bank Iran akan segera membangun kembali hubungan dengan sistem keuangan Eropa, dan perusahaan swasta sekarang dapat mengejar peluang bisnis tanpa takut akan hukuman Barat. Sekitar $ 30 milyar  dari total $ 100 milyar  aset yang dibekukan  akan dirilis ke Iran dalam waktu dekat.

Pencabutan sanksi, yang akan mengakhiri embargo Uni Eropa pada impor minyak Iran, juga akan mempengaruhi pasar minyak global, Teheran diharapkan untuk segera menambah hampir setengah juta barel per hari untuk ekspor minyak mentah. Hal ini mungkin menambah tekanan pada harga minyak yang sudah jatuh karena kelebihan pasokan. Reuters melaporkan bahwa sebanyak 13 operator minyak mentah Iran sedang bersiap berangkat ke India dan Eropa dalam perundingan lebih lanjut.

Presiden Barack Obama pada Jumat (15/1/2016) malam juga mencabut larangan atas penjualan pesawat penumpang ke Iran, pembatasan jangka waktu panjang panjang yang mengakibatkan armada penerbangan sipil Iran menjadi sangat tua, rawan mengalami kecelakaan. Perusahaan-perusahaan Eropa segera  akan dapat melanjutkan bisnis dengan Iran, tetapi perusahaan-perusahaan AS nampaknya masih akan terkendala  oleh kasus-kasus terorisme, hak asasi manusia dan masih diberlakukannya pembangunan rudal antar benua oleh Iran.

Nah,  komponen ekonomi serta pertahanan intelstrat di kawasan konflik seputar Suriah dan Irak kini mulai mengalami perubahan. AS dan sekutu Barat tidak mengukur kepentingannya dari aliran Sihite (Syiah) ataupun Sunni, tetapi melihat dari menurunkan potensi ancaman perang nuklir dari Iran, sementara Iran mengukur dari komponen ekonomi yang mulai tertekan. Dalam hal ini maka pihak atau negara yang merasa paling dirugikan adalah Israel, merasa ditinggalkan. Demikian latar belakang masalah ISIS terkait Israel.

Perubahan geopolitik di Timur Tengah jelas akan semakin menarik, AS serta sekutu Barat melakukan langkah diplomasi lunak dengan melepas sanksi embargo ekonomi terhadap Iran, sementara Israel menginginkan dilakukannya serangan terhadap Iran dalam menetralisir kemungkinan serangan nuklir Iran. Di masa lalu, pesawat-pesawat tempur Israel pernah sukses menghancurkan reaktor atom Irak dalam sebuah operasi udara. Disinilah perbedaan pandangan AS dengan Israel. Apakah Israel akan tetap bersikeras atau justru melakukan langkah radikal terhadap situasi di kawasan? Inilah sebuah PR bagi para analis intelijen dalam membaca Israel.

Sebagai penutup, Israel jelas kembali harus berfikir keras terkait masalah pertahanan dan kepentingan nasionalnya. Suriah serta Irak kini bukan ancaman karena masih sibuk dengan konflik  terjadi yang diciptakan. Ancaman nyatanya adalah Iran yang walau aktifitas nuklirnya dibatasi, tetapi Iran kini memiliki peluru kendali balistik (non nuklir) yang mempunyai jangkauan hingga 2.000 km. Kesimpulannya, bahwa pertemanan antara Israel dengan AS dan Barat tidaklah abadi, yang abadi adalah kepentingan nasional sebuah negara, ini yang dilupakan Israel nampaknya.

Disinilah para pemangku kebijakan serta pemegang amanah Indonesia mesti waspada terhadap perkembangan situasi di Timur Tengah, khususnya mengenai akan terjadinya perubahan harga minyak serta dampak melemahnya ISIS. Analisis intelijen terhadap kejadian nun jauh disana akan bisa berpengaruh terhadap kita disini. Baca artikel penulis "Potensi Serangan Teror ISIS di Dunia Termasuk Indonesia Akan Meningkat", http://ramalanintelijen.net/?p=10341 Bagaimana rencana antisipasi kita? Siap-siap pak.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Analis Intelijen www.ramalanintelijen.net

This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.