Jaringan, Arah Serta Target Yang Ditetapkan Teroris, Mengacu Konser di Thamrin

17 January 2016 | 11:46 pm | Dilihat : 1543

Ledakan-Sarina pospol hancur

Pos Polisi di Muka Sarinah Hancur Berantakan di Hamtam Bom (foto ;nasional.republika)

Setelah  aparat keamanan dengan inti dari jajaran Polda Metro Jaya mampu menyerang balik, mengatasi dan menetralisir serangan brutal kelompok teroris pada hari Kamis (14/1/2016) di Jalan Thamrin Jakarta, nampaknya persoalan belum akan berakhir. Yang teratasi  baru kasus hari Kamis itu. Teror yang dikatakan merupakan sebuah konser (sandi serangan baru) dinilai aksi yang terbesar diantara aksi kelompok teroris lokal, tujuh tahun  setelah terjadinya pemboman JW Marriott dan Ritz Carlton pada tanggal 17 Juli 2009.

Apakah ini merupakan awal aksi teroris sub jaringan Islamic State (lebih dikenal sebagai ISIS) dari Suriah, atau hanya implementasi simpatisan dan kader aktifnya  disini?. Kita masih bertanya, kemana arah serangan mereka? Pertanyaan dikalangan masyarakat, sebenarnya siapa target mereka? Hal ini penting dianalisis dan terjawab, karena akan menyangkut pola serta strategi pengamanan serta kontra teror di masa depan. Karena itu mari kita bahas masalah tersebut.

Penyerang adalah Jaringan Bahrun Naim

Saat konperensi pers hari Kamis (14/1/2016) malam, beberapa jam setelah serangan, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan bahwa para pelaku adalah bagian jaringan dari Bahrun Naim. Polisi (Densus 88) satu hari kemudian mengembangkan langkah lanjut, mengejar sisa jaringan (cel) yang tersebar.

ungkap-persiapan-terduga-pelaku-teror-sebelum-beraksi-1601141

Kedua teroris sebelum menyerang dengan tenang mempersiapkan bom mereka (foto:Serambimata)

Dari data korban yang tewas, hasil identifikasi polisi, pelaku diketahui hanya empat orang.  Pada lokasi pertama di Pos Polisi Lalu Lintas Sarinah ada tiga orang, pertama Rico Hermawan (1995), kedua Sugito keduanya warga sipil, korban ketiga Dian Joni Kurniadi (26), pelaku,  asal Kotawaringin, Kalimantan Tengah (Pelaku). Di lokasi kedua di dalam Starbuck Cafe,  Ahmad Muhazan Bin Saron (26), pelaku, kelahiran 5 Juli 1990, alamat di Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat. Di lokasi ketiga, halaman Starbuck, orang  pertama Muhammad Ali (40), pelaku,  kelahiran 17 Maret 1976, alamat di Kampung Sanggrahan, Kembangan, Jakarta Barat,  orang kedua bernama Afif alias Sunakin , pelaku, tanggal lahir belum diketahui , orang ketiga bernama Amer Auali Taher (Canada, 69), warga asing.

Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti dalam konperensi pers, menyatakan, "Sejak Kamis malam dilakukan pengejaran dan penindakan terhadap pelaku maupun orang-orang yang terkait aksi teror di jalan Thamrin. Ada 12 orang di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur," kata Badrodin dalam rilis di Mabes Polri, Sabtu (16/1). Barang bukti yang disita ada 9 pucuk pistol laras panjang dan pendek, magazin, lima buah HP, dan sepeda motor.

Badrodin juga menjelaskan bahwa sejak 2015 terjadi aliran dana dari Bahrun Naim kepada Arief Hidayatullah alias Abu Mushab (ditangkap 23 Desember 2015 di Bekasi). Abu Mushab menyalurkan dana operasi kepada kelompok penyerang Thamrin. Ada dua hal yang diperintahkan Naim pada Mushab yaitu menjadi koordinator atau memfasilitasi pengiriman WNI ke Suriah untuk bergabung ke ISIS dan juga untuk melakukan amaliah alias aksi di Indonesia.

afif-pelaku-bom-sarinah-masuk-isis-saat-dibui-di-cipinang

Afif alias Sunakim Melalukan serangan dengan pistol diantara penonton (Foto : Serambimata)

Badrodin menyatakan aliran dana, "Langsung melalui Naim jumlah besar berkali-kali. Itu yang digunakan secara bertahap. Ada Rp 40 juta, Rp 70 juta. Kami tidak tahu itu uang bersangkutan atau organisasi. Dia kan sudah di Suriah. Uang itu dikirim sejak 2015 sampai sekarang," katanya.

Dari penjelasan Kapolri (hasil interogasi Abu Mushab), didapat informasi bahwa target yang dipilih pun sudah ditetapkan. Terdiri dari Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, mantan Kadensus 88/Antiteror Komjen (pur) Gories Mere, Kepala Bidang Intelejen Densus 88 Kombes Ibnu Suhendra, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian. Kemudian juga Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Nur Ali, tempat ibadah Syiah, orang asing, dan tempat berkumpulnya orang asing. Dari hasil pemeriksaan kelompok Bekasi  saat itu memunculkan nama Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JAKDN).

Disini terlihat bahwa Bahrun Naim yang dikenal mendirikan Katibah Nusantara sebagai jaringan ISIS mampu membangun jaringan dan mengalirkan dana dari Suriah ke Indonesia. Menurut Tito Karnavian, terjadi persaingan diantara mereka dalam memimpin Asia Tenggara.

Bahrun Naim sebagai principle agent  yang lahir di Pekalongan, 6 September 1983 adalah alumnus Jurusan Ilmu Komputer pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Naim masuk sebagai mahasiswa angkatan tahun 2002 dan lulus tahun 2005. ”Bahrun menempuh pendidikan D-3 dengan gelar ahli madya. Naim pernah ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror pada 2010 karena kepemilikan ratusan butir amunisi ilegal.

bahrun naim

Sosok  Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo  yang disebut sebagai orang di belakang teror di Thamrin (Foto :news.detik)

Oleh hakim Pengadilan Negeri (PN) Solo tanggal 9 Juni 2011 menjatuhkan vonis penjara 2 tahun 6 bulan untuknya karena memiliki 533 butir peluru untuk senjata laras panjang dan 32 butir peluru kaliber 9 mm. Setelah bebas pada tahun 2014, Naim dikabarkan berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok radi- kal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).  Bersama istrinya Siti Lestari, ia mendapatkan buku paspor pada 23 Desember 2014.

Sementara disimpulkan bahwa penyerang di Starcuck dan Pospol Jalan Thamrin terutama dipelopori oleh  Muhammad Ali (Ali mantan pelaku kelompok bersenjata untuk fai di Medan)  serta Afif alias Sunakim yang sudah senior dan pernah mengikuti latihan di Jalin Jantho Aceh. Sebagai principle agent  kemungkinan besar adalah Abu Mushab. Pihak Densus sebaiknya mencari siapa Agent Handler cel ini.

Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JAKDN)

Dari hasil pemeriksaan sel Bekasi, ditemukan organisasi JAKDN, yang di dalamnya terdiri dari Mujahidin Indonesia Timur (Santoso), Mujahidin Indonesia Barat, Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshorud Tauhid, tim Hisbah Solo, dan Tauhid wal Jihad (Amman Abdurrahman). Tim Hisbah  ditangkap di Solo pada Agustus 2015. Tokohnya  Ibadurahman alias Ali Robani alias Ibad, Yus Karman, dan Giyanto alias Gento telah ditangkap.

barang-bukti-bom-sarinah

Barang bukti yang disita dari kelompok teror di Thamrin (Foto :berita24)

Ibad Cs itu ditangkap karena merencanakan meledakkan bom di beberapa tempat. Yakni kuil Budha Kepunton Solo, Mapolsek Pasar Kliwon dan kantor polisi lain di wilayah Surakarta, serta gereja di wilayah yang sama. Pada awal rencana serangan, mereka  akan melakukan  aksi pada tanggal 17 Agustus 2015 atau tepat pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia untuk meledakkan bom yang dikendalikan dengan sistim timer. Saat itu Ibad  menerima kiriman uang dari Bahrun Naim dan bersama-sama dengan Yuskarman merakit bom. Namun belum sempat melakukan aksinya dia sudah tertangkap.

JAKDN didirikan pada pertengahan Maret 2014.  Sebagai pemimpin sementara saat itu adalah Marwan alias Abu Musa sebelum tampuk kepemimpinan diserahkan ke Amman Abdurrahman. Mantan anggota markaziah JI dan juga mantan ketua Mantiqi III Jamaah Islamiah, Abu Tholut alias Imron Baehaqi, sempat mengatakan pada Beritasatu.com jika amir JAKDN saat ini adalah Amman sedangkan Abu Bakar Ba’asyir adalah penasehat. Amman kini ditahan di Lapas Kembang Kuning dan Ba'asyir di Lapas Pasir Putih. Kedua Lapas ini berada di Nusakambangan.

Target Serangan Terorisme 

Dari aksi teror di Thamrin tersebut, kemana arah serta siapa sebenarnya targetnya?. Serangan terjadi di kafe Starbuck di area Djakarta Theater yang berada satu gedung dengan Menara Cakrawala, Jalan MH Thamrin. Kita ketahui bahwa lokasi ini berada di jantung ibukota Jakarta. Penulis berpendapat bahwa serangan adalah sebuah upaya dengan motif untuk menunjukkan eksistensi kelompok ISIS dalam kontrol Bahrum Naim dalam membuktikan kemampuan amalia (aksi) di Jakarta.

Pasca-Bom-Sarinah-Bandara-Soekarno-Hatta-Belum-Siaga-Merah

Kepala BIN dan Wakapolri meninjau TKP dengan pengawalan ketat ( foto :bejo)

Aksi tersebut jelas akan menarik perhatian dunia, dimana pemerintah Indonesia juga menyadari bahwa Jakarta sebagai barometer Indonesia tidak boleh terganggu stabilitas keamanannya. Penilaian serangan diawali dari peledakkan bom rakitan di Starbuck Cafe, nampaknya untuk menunjukkan bahwa aksi juga diarahkan kepada simbol Barat. Media ISIS dalam statementnya menyatakan bahwa bom itu untuk kelompok koalisi (maksudnya koalisi AS yang menyerang mereka di Suriah) dan kelompok negara salib (Barat). Serangan terakhir teroris terhadap simbol Barat terjadi tanggal 17 Juli 2009 di  Hotel JW Mariott dan Ritz Carlton. Selain itu dalam serangan, terjadi eksekusi terhadap WN Canada (Amer Auali Taher), lengkap sudah simbol yang mereka target.

Serangan bom di Pos Polisi Jl Thamrin dimuka Sarinah merupakan simbol serangan kepada Polri. Jelas tujuan teroris adalah untuk melakukan tekanan psikologis, menimbulkan rasa takut dikalangan polisi.  Dalam penayangan di media, baik mainstream maupun media sosial dari para netizen, terlihat sedikit kejanggalan dari aksi nekat salah satu pelaku yang muncul diantara penonton, sambil mengacungkan pistol, membawa ransel yang berisi bom rakitan. Dia tidak menembak penonton yang berkerumun, tetapi lebih fokus mengarahkan pistolnya dan menembak  anggota polisi yang berpakaian dinas.

Serangan sporadis terencana, terhadap polisi terlihat dari penembakan kepada aparat polisi. Apabila dilihat, dalam catatan jumlah korban, dari 24 yang masih dirawat, lima diantaranya adalah  anggota Polri dan salah satunya masih dalam kondisi koma. Data polisi yang mengalami luka-luka, Aiptu Suhadi - anggota lantas. (luka tembak di punggung 2x), Brigadir Suminto -anggota lantas (luka tembak di bagian tangan sebelah kiri tembus ke ketiak), Aiptu Dodi Maryadi - Anggota Lalu Lintas Polres Jakarta Pusat. (Luka tembak di perut), Aiptu Budiyono - Anggota Provost Jakarta Pusat. (Luka tembak di perut), Aiptu Budi Rachmat -Anggota Lalu Lintas Polres Jakarta Pusat. (Luka tembak di dada kiri),

Nah, dari ke lima anggota polisi tersebut, semuanya mengalami luka tembak. Artinya mereka memang menjadi target khusus untuk diserang. Pertanyaannya, mengapa mereka dijadikan target? Selama ini polisi dinilai mereka sebagai institusi pengejar mereka dan yang menghalang-halangi gerakan teroris. Kita lihat, dari pernyataan teroris, tokoh polisi umumny yang mereka masukan dalam daftar terget.

omong-kosong-bahrun-naim-bilang-blog-bahrunnaimco-teroris_20160117_140419

Bahrum Naim menulis di Blognya bahrunnaim.co yang sudah diblokir Kemeninfo, menegaskan targetnya adalah polisi (foto:surabaya.tribunews)

Oleh karena itu, serangan teror Thamrin itu mempunyai dua target untuk memperkuat pesan serta eksistensi kelompok (sel) Bahrun Naim, Barat dan Polisi. Pertanyaannya, apakah peluang serangan masih akan muncul? Jelas, mereka akan berusaha kembali menyerang apabila aparat lengah dan masyarakat tidak waspada.

Yang perlu diingat, selain mereka menetapkan beberapa pejabat polisi sebagai target, perlu diwaspadai dalam perencanaan pengamanan, terhadap kemungkinan serangan dengan target; tempat ibadah penganut Syiah, orang asing, dan tempat berkumpulnya orang asing. Arah serangan nampaknya kembali kepada simbol Barat, atau warga koalisi negara-negara yang memerangi mereka, (AS dan Sekutu Koalisi). Selain itu juga  tempat ibadah penganut Syiah serta Polisi, kantor dan anggota. Teroris di Indonesia telah terinspirasi dan termotivasi dengan serangan teror di Paris, yaitu penggunaan kombinasi bom dan senjata api. Ibukota serta kota-kota besar masih akan merupakan magnet yang mereka sukai.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Analis Intelijen www.ramalanintelijen.net

Artikel Terkait :

-Islamic State Akan Membentuk Kekhalifahan Jarak Jauh Di Indonesia, http:ramalanintelijen.net/?p=10237

-Latar Belakang Serangan Teror di Paris dan Prinsip Desentralisasi, http://ramalanintelijen.net/?p=10138

-Densus Melakukan Penangkapan Jaringan Abu Jundi dan Abu Mushab, http://ramalanintelijen.net/?p=10260

-Menilai Konser Teroris di Thamrin dari Sudut Pandang Intelijen, http://ramalanintelijen.net/?p=10289

   
This entry was posted in Hankam and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.