Ancaman Teror Saat Pergantian Tahun Baru 2016 di Bandung, TVOne Target?
3 January 2016 | 10:08 am | Dilihat : 869
Ledakan dibawah Mobil Liputan TV One di Bandung Cukup menghebohkan, menjadi berita utama (Foto; Android Pribadi)
Perayaan Tahun baru 2016 di wilayah tanah air dapat dikatakan berjalan dengan aman. Kekhawatiran akan munculnya ancaman bom dan lain-lain tindak kekerasan sudah diantisipasi aparat keamanan. Diantaranya operasi besar penangkapan jaringan teroris dengan tokoh Abu Jundi di Mojokerto serta Abu Mushab di Bekasi nampaknya mampu mempersempit ruang gerak dan mengecilkan nyali mereka yang berniat jahat.
Kejadian menonjol adalah terjadinya ledakan kecil dibawah mobil liputan TVOne yang diparkir di Alun-alun Bandung, dimuka rumah dinas Walikota Bandung Ridwan Kamil. Bom rakitan diletakkan tepat di bawah tangki mobil itu meledak sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Presenter TVOne Brigita Manohara menceritakan kepanikan timnya ketika bom tersebut meledak. Saat kejadian, tim TVOne yang berjumlah sekitar 12 orang tengah bersiap-siap pulang dari liputan perayaan pergantian tahun di Jalan Dalem Kaum, Alun-Alun Masjid Raya Bandung. Mobil diparkir di depan rumah dinas Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Pengunjung di Alun-alun menyaksikan pemeriksaan di lokasi ledakan mobil liputan TVOne (foto: Android Pribadi)
Awalnya Manohara mengira suara ledakan berasal dari kembang api atau petasan, ledakan menimbulkan asap putih tebal. Setelah dilihat dibawah mobil terdapat mangkuk yang disekitarnya tersebar paku. Tim dengan panik mengeluarkan peralatan dari dalam mobil. Kemudian aparat polisi mengamankan dan mengumpulkan bukti-bukti dan memeriksa 16 saksi. Tetapi belum didapatkan motif serta siapa pelakunya. Masalah ini terus diberitakan oleh TVOne yang khawatir itu ancaman dari kelompok teroris kepada mereka.
Pada hari kedua Tahun 2016 (2/2/2016), pihak polisi di Bandung terlihat melakukan penjagaan ketat di beberapa objek vital dan tempat wisata di Kota Bandung. Menurut KabagOps Polrestabes Bandung, AKBP M. Joni kepada media, penjagaan dilakukan karena adanya ancaman dari teroris yang akan melakukan penyerangan terhadap kantor pemerintahan, objek wisata, serta kantor Polisi dan TNI. "Bukan karena aksi bom kemarin, penjagaan sudah di lakukan beberapa hari sebelum ledakan.
Tim Labfor sedang mengambil bukti-bukti edakan di bawah mobil TVOne (foto: Android Pribadi)
Penjagaan tersebut terkait adanya informasi dari intelijen kita yang menyebut akan ada serangan yang akan dilakukan sekelompok teroris," kata Joni, Sabtu (2/1/16). Dikatakannya penjagaan juga di lakukan di tiap-tiap jajaran Polsek di wilayah hukum Polrestabes Bandung. "Kita terjunkan sebanyak 61 personel bersenjata lengkap, juga untuk kita sebar di 30 PosPam yang ada di kota Bandung," kata Joni.
Dalam wawancara dengan TVOne, Walikota Bandung mengatakan bahwa dirinya sudah berkordinasi dengan aparat kepolisian dan belum ditemukan pelaku terhadap ancaman mobil TV One. Ridwan menegaskan bahwa situasi di Bandung kondusif dan belum ada informasi ancaman teror. Dari beberapa jaringan komunitas intelijen yang penulis dapat, juga tidak menyebutkan adanya ancaman teror dari jaringan besar di Bandung.
Analisis
Kasus adanya ledakan dibawah mobil TVOne memang dapat dikatakan sebagai sebuah aksi teror, yaitu upaya menimbulkan rasa takut. Teror bisa bertujuan untuk menyampaikan pesan ataupun berupa penghukuman. Apabila melihat barang yang meledak tersebut tidak mengeluarkan api, nampaknya kualitas bahan peledaknya hanya dapat menimbulkan asap, atau seperti dikatakan Kapolda Jabar ledakannya tidak sempurna.
Walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan Situasi Bandung saat Penggantian Tahun Baru kondusif (Foto :Android Pribadi)
Penulis menilai bahwa pelaku sementara ini bukan seorang profesional yang tergabung dalam sebuah jaringan besar teroris yang dikenal sebagai ISIS misalnya. Jelas kualitas bukan hanya ledakan kecil saja. Ledakan bom rakitan itu akan besar efeknya apabila mobil terlempar, atau meldak dan terbakar, serta pakunya berhamburan menyerang warga yang banyak berkumpul di alun-alun.
Penulis lebih cenderung pelakunya adalah lone wolf (serigala tunggal), yang dalam pemahaman intelijen serta aksi teror adalah orang yang tidak terkait dengan jaringan teroris tetapi dia teradikalisasi atau termotivasi melakukannya. Oleh karena itu aparat keamanan akan lebih sulit dalam menemukan pelakunya, kecuali pelakunya melakukan aksi bunuh diri (suicide bombing). Sementara ini Densus 88 telah mampu melakukan mapping terhadap gerakan serta rencana jaringan teror baik jaringan lama maupun yang berafiliasi ke Islamic State.
Yang perlu diperhatikan adalah adanya informasi intelijen seperti yang dikatakan oleh pejabat Polresta Bandung terhadap kemungkinan ancaman serangan teroris kantor pemerintahan, objek wisata, serta kantor Polisi dan TNI. Nampaknya kewaspadaan telah ditingkatkan dengan ditemukannya fakta ancaman dari beberapa penangkapan terduga teroris sejak tanggal 18 hingga akhir bulan Desember 2015. Memang nampaknya teror di bawah mobil TVOne lebih spesifik dan ringan lebih diarahkan kepada target khusus. Mengingat bahwa teroris sangat membutuhkan media yang menyukai aksi teror, penulis sarankan masalah bom paku di Bandung untuk tidak diperpanjang. Tanpa media, teroris adalah bukan apa-apa, mereka memanfaatkan media selama ini.
Demikian sementara ini pendapat Pray terkait ancaman teror bom di Bandung, sekecil atau se-amatir apapun ancaman tersebut, aparat keamanan, khususnya polisi sebaiknya terus mendalami dan membuktikan motif dibelakang ini. Para crew TVOne penulis sarankan tidak perlu terlalu khawatir terhadap ancaman-ancaman serupa, yang penting kewaspadaan harus tetap dijaga. Semoga bermanfaat, selamat bertugas.
Penulis : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, Analis Intelijen, www.ramalanintelijen.net