Indikasi Kuat Sabotase Bom Pada Kecelakaan Metrojet Airbus A-321-200 Kogalymavia Rusia

6 November 2015 | 1:29 pm | Dilihat : 898

metrojet black box

Metrojet Airbus A-321-200 Yang Jatuh di Sinai, dari Reruntuhan black box sudah ditemukan (Foto :dailystar.co.uk)

Dari beberapa kecelakaan pesawat berbadan besar, korban manusia tercatat lebih dari 200 orang. Yang membuat takut, para penumpang tersebut akan menyerahkan nasib dan keselamatan dirinya kepada kesiapan pesawat, manusia di dunia penerbangan, kondisi cuaca  serta manajemen penerbangan. Itu adalah standart keamanan terbang normal yang membuat penumpang aman terbang dari satu bandara ke bandara lainnya. Tetapi, dari sisi keamanan khusus (intelijen), pengamanan terhadap ancaman yang sifatnya ekstrem harus di waspadai dan dimonitor setiap saat, ketat tanpa kompromi.

Ancaman ekstrem tersebut bisa berupa sabotase terhadap sistem pesawat, pembajakan udara, peyelundupan bom ke pesawat. Dari kasus-kasus khusus terjadi penembakan pesawat oleh peluru kendali darat ke udara (ground to air). Khusus pembajakan selama ini agak jarang terjadi, karena ketatnya pengamanan di bandara. Oleh karena itu, para operator maupun regulator di sebuah negara sebaiknya harus semakin detail menyikapi perkembangan situasi dan kondisi, tidak hanya yang standart saja, tetapi operator juga harus memahami apa ancaman yang mungkin timbul sebagai bagian dari konflik dan perang proksi.

Dari informasi terakhir, sangat menarik apabila kita mengikuti perkembangan terjadinya kecelakaan pesawat-pesawat besar di dunia penerbangan. Berita besar terkini adalah kecelakaan pesawat  Airbus A-321-200 yang dioperasikan oleh Metrojet Rusia.

Dalam penyelidikan sebuah kecelakaan pesawat, terlebih apabila ada indikasi sesuatu yang tidak wajar sekecil apapun, selain dilakukan penyelidikan awal kecelakaan dengan standard ICAO (terkait operasi penerbangan), juga dilakukan penyelidikan dari sisi sekuriti (baca intelijen). Mengapa harus dilakukan? Dari sudut pandang intelijen, ada masalah yang mungkin tidak terbaca dalam sebuah penyelidikan operasi penerbangan.

mh370-newclues

Misteri menghilangnya pesawat Boeing 777-300 Malaysia Airlines Flight Number MH-370 yang belum ditemukan.

Moda transportasi udara adalah subjek yang disukai oleh teroris, karena dampak beritanya sangat besar, disukai media. Mereka membutuhkan pemberitaan dari media. Tanpa media, terorisme tidak berarti apa-apa, dampaknya kecil. Kita lihat kemelut pemberitaan Malaysia Airlines MH370 yang lenyap, walau belum terbukti, bau menyengat adanya terorisme dibalik kejadian dampaknya sangat besar bagi operator MAS

Kemudian empat bulan kemudian kembali pada bulan Juli 2014, terjadi teror terhadap Malaysia Airlines, MH- 17 ditembak jatuh di atas timur Ukraina oleh sistem rudal Buk buatan Rusia. Pesawat yang terbang di 33.000 kaki jatuh dan hancur, setelah keberangkatan dari bandara di Amsterdam dan yang hingga kini tidak jelas siapa yang menembak. Dari kedua kasus , publik akhirnya dibuat was-was apabila akan naik pesawat Malaysia Airlines, menyebabkan penumpang MAS merosot drastis, menjurus kearah kebangkrutan. Kemudian terjadi kecelakaan Air Asia, milik Malaysia di Indonesia (flight number, QZ8501) juga diberitakan dan menjadi headline serta breaking news di Indonesia serta di media-media luar negeri.

Kini terjadi kecelakaan fatal Pesawat Airbus A-321-200 yang dioperasikan oleh perusahaan Kogalymavia (Rusia) telah jatuh  di daerah pegunungan terpencil di Semenanjung Sinai. Dari data penerbangan, hari Sabtu (31/10/2015), ATD (Actual time of departure)  05:58/LT, waktu Kairo (03:58 GMT), pesawat lepas landas dari Sharm el-Sheikh.  Pada pukul 06:20/LT (04:20 GMT) - Pesawat menghilang dari layar radar. Estimate Time of Arrival bandara Pulkovo St Petersburg   09:10 GMT, (06:17 Local Time).  Pesawat hilang dari jangkauan radar sekitar 20 menit setelah lepas landas.

Pesawat dengan flight number  7K-9268 dalam penerbangan itu membawa 224 orang, (termasuk 17 anak-anak) semuanya oleh pemerintah Mesir dilaporkan tewas. Pesawat itu beroperasi dalam layanan terjadwal,  terdaftar di bawah EI-ETJ adalah MSN (Produsen Serial Number) 663, diproduksi pada tahun 1997 dan sejak 2012 dioperasikan oleh Metrojet. Pesawat tercatat memiliki 56.000 jam terbang, hampir 21.000  penerbangan..

19106190-mmmain

Bagian ekor yang patah dan jatuh dalam keadaan utuh (foto :onenewspage.com)

Kapten penerbangan melaporkan kepada ATC bahwa terjadi gangguan teknis dan meminta perubahan rute, meskipun tidak terindikasi apakah telah dilakukan perubahan. Interfax melaporkan bahwa pesawat  diarahkan melakukan pendaratan darurat di Bandar Udara Internasional El Arish sebelum menghilangdari layar radar. Kementerian Aviasi Sipil Mesir mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan pesawat itu terakhir termonitor pada ketinggian 31.000ft (9.400m) sebelum kemudian menghilang dari layar radar.  Website tracking penerbangan dari flightradar24 mengatakan bahwa sebelum sinyal radar hilang pesawat mulai turun dengan kecepatan vertikal sekitar 6,000ft (1,830m) per menit. Apakah ada kemungkinan seperti ilustrasi, bom diletakkan di bagian belakang sehingga fuselage dan bagian vertical stabilizer patah, kemudian pesawat tidak terkendali?dan jatuh dengan cepat?

Sementara Kogalymavia maskapai anak perusahaan Metrojet mengatakan tidak ada alasan "untuk menyalahkan kesalahan manusia" dalam kecelakaan, dan menambahkan bahwa pilot telah memiliki 12.000 jam terbang. Alexander Smirnov, wakil direktur umum Metrojet, mengatakan pada konferensi pers hari Senin di Moskow,  pesawat jatuh 186 mph dalam kecepatan dan sekitar 5.000 kaki di ketinggian satu menit sebelum jatuh hari Sabtu. Tapi ketika ditekan untuk rincian lebih lanjut tentang jenis dampak dan apa yang bisa menyebabkan itu, Smirnov bersikeras bahwa dia tidak berhak untuk membahas rincian karena penyelidikan masih berlangsung. Dia juga tidak menjelaskan apakah ia berarti sesuatu telah memukul pesawat atau bahwa beberapa faktor eksternal yang menyebabkan kecelakaan.

manpads_sa7

Sistem pertahanan udara Man-portable (MANPADS) kini banyak beredar dikalangan jihadis, ISIS dan Jabhat al-Nusra (foto : therightscoop.com)

Beberapa jam setelah kecelakaan, afiliasi kelompok  ISIS di Mesir mengaku bertanggung jawab atas terjadinya  kecelakaan. Kelompok ini menegaskan kembali pernyataan pada hari Rabu (4/11/2015), yang menayangkan audio klip yang mengejek pejabat Rusia dan Mesir yang membantah bahwa kecelakaan disebabkan oleh aksi terorisme."Cari reruntuhan pesawat dan temukan kotak hitam untuk menganalisanya. Tunjukkan kepada kami keahlian anda, dan buktikan bahwa bukan kami yang menyebabkan pesawat jatuh," kata kelompok itu. Selanjutnya mereka menegaskan, “We shall reveal in the coming days the mechanics of bringing down the plane, at the time we want and through the method we deem best.”

Dari  beberapa informasi para ahli keamanan, diketahui afiliasi lokal Negara Islam (Islamic State) itu diyakini tidak memiliki kemampuan menembak pesawat yang terbang tinggi. Mereka hanya memiliki rudal anti-pesawat bahu (Manpad), dengan sasaran hanya bagi pesawat yang terbang rendah. Jadi sistem senjata-senjata teroris tidak mampu menjatuhkan pesawat yang terbang di atas 10.000 feet. Oleh karena itu kesimpulan sementara, pesawat tidak dijatuhkan oleh misil anti pesawat.

Yang sangat mungkin, jika militan di Sinai yang benar bertanggung jawab untuk penghancuran pesawat Rusia itu, maka sabotase berupa  penempatan bom dalam pesawat adalah yang paling mungkin. Sebelumnya, Kepala cabang al-Qaeda di Suriah telah meminta pengikutnya untuk melakukan serangan balasan di Rusia, meningkatkan serangan teror  di  Rusia karena intervensi militer Moskow yang membantu pemerintah  Suriah. Diberitakan, setelah Abu Mohammed al-Jolani, pemimpin Jabhat al-Nusra, mengeluarkan seruan,  dua mortir mendarat di perimeter Kedutaan Besar Rusia di ibukota Suriah, Damaskus. Tidak ada korban jatuh pada peristiwa tersebut.

Russian-Air-Force-Pilots-690x377

Penggelaran Kekuatan Udara Rusia di Suriah (Foto : ir-ia.com)

Seperti diketahui, Rusia telah menggunakan rudal jelajah dan pesawat tempur untuk menyerang sasaran di Suriah dengan target,  militan Islamic State dan faksi-faksi lainnya yang melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad, termasuk Jabhat al-Nusra. Aksi Rusia dinilai   memiliki kepentingan strategis dalam mendukung Bashar al-Assad, termasuk mendapatkan pijakan yang lebih kokoh di Timur Tengah dan wilayah Mediterania. Seperti diketahui Rusia telah di embargo oleh AS dan sekutu-sekutunya di Eropa, sehingga aksi militer di Suriah dalam mengantisipasi tekanan Barat.

Rusia  mengatakan bahwa serangan udara di Suriah  ditujukan terhadap Negara Islam (Islamic State), namun para pejabat AS menyatakan bahwa Moskow telah melakukan serangan udara sebagian besar kepada  kelompok lain, termasuk pasukan pemberontak yang didukung AS.

Terkait dengan jatuhnya Metrojet Rusia, Presiden Obama mengatakan hari Kamis (5/11/2015) di stasiun radio di Seattle, Washington. kemungkinan tidak dikesampingkan pesawat jatuh karena ada bom yang diselundupkan. Dalam sebuah wawancara yang berbasis di Seattle Kiro Radio. Dikatakannya, "I think there is a possibility that there was a bomb on board, and we take that very seriously." Selain itu, PM Inggris David Cameron mengatakan pada hari Kamis (5/11/2015) bahwa kecelakaan itu "lebih mungkin daripada tidak" disebabkan oleh bom.

obamamcqueen2

Ilustrasi Wawancara Presiden Obama dengan Stasiun Radio di Seattle, dikatakannya " "There's a possibility that there was a bomb on board. And we're taking that very seriously." (Foto: pgcps.org)

Dalam wawancara di televisi Inggris Rabu (4/11/2015) malam, Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond juga menyatakan, "kemungkinan signifikan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh bahan peledak di dalam pesawat." Selanjutnya Hammond  mengatakan bahwa penerbangan dari Inggris ke Sharm el-Sheikh akan ditangguhkan tanpa batas waktu dan dengan adanya ribuan warga Inggris yang sudah berada di kota tersebut, mereka akan dikembalikan ke Inggris di bawah “emergency procedures for additional screening.” Akan dilakukan penerbangan khusus dengan metoda khusus untuk menghindari kemungkinan serangan teroris.

Langkah-langkah keamanan baru pemerintah dan operator penerbangan Inggris akan fokus pada kekhawatiran dari bahan peledak yang diselundupkan ke pesawat. Secara khusus, penumpang hanya akan diizinkan membawa tas tangan  masuk ke cabin, sementara bagasi akan diangkut secara terpisah. Operator lain bergabung dengan Inggris, menangguhkan penerbangan ke kota Sinai, diantaranya Lufthansa, yang mengatakan menghentikan penerbangan anak perusahaannya  Edelweiss dan Eurowings  ke resor Laut Merah.

david-cameron_2114101b

PM Inggris David Cameron  menyatakan melarang semua penerbangan Inggris ke Sinai, disebutkan, "intelligence and information indicating a bomb was the probable reason a Metrojet Airbus A321-200 plane had crashed Saturday in the desert." (Foto: telegraph.co.uk)

Operator penerbangan yang berbasis di AS menyatakan menghentikan penerbangan ke  ke kota resor itu.  Seorang pejabat AS pada Rabu (4/11/2015) mempercayai dengan teori Inggris tentang kecelakaan itu, mengatakan bahwa intelijen berpotensi menunjukkan indikasi pesawat Rusia jatuh disebabkan  oleh bom, walaupun informasi masih didalami. Kepala komite hubungan luar negeri di majelis tinggi parlemen Rusia, Konstantin Kosachev, menuduh negara-negara Barat telah mendorong dan memrovokasi terorisme sebagai penyebab kecelakaan, karena "perlawanan geopolitik tindakan Rusia di Suriah."

Dua pejabat AS mengatakan hari Selasa (3/11/2015) bahwa sistem satelit AS mendeteksi panas di sekitar pesawat tersebut sebelum jatuh. Salah satu pejabat mengatakan mereka mengesampingkan rudal menembak A321-200 Metrojet Airbus karena tidak terdeteksi adanya peluncuran. Dari deteksi inframerah yang terdeteksi bisa berarti banyak hal, termasuk bom atau mesin pesawat meledak karena adanya kerusakan. Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi bersikeras bahwa situasi keamanan di Semenanjung Sinai berada di bawah "kontrol penuh" dan bahwa klaim oleh kelompok Negara Islam itu jatuh pesawat itu "propaganda" yang bertujuan merusak citra negara. Dalam sebuah wawancara yang disiarkan Selasa oleh BBC, el-Sissi juga menegaskan pernyataannya bahwa penyebab kecelakaan tidak dapat diketahui selama berbulan-bulan dan bahwa, sampai saat itu, seharusnya tidak ada spekulasi tentang hal itu.

"Perusahaan resiko keamanan Soufan Group mengatakan dalam briefing yang diterbitkan pada hari Kamis bahwa kemungkinan benar adanya  keterlibatan Islamic State (dahulu ISIS)  yang menjatuhkan pesawat Rusia. Kini aksi tersebut memberi sinyal bahwa kelompok radikal menurut Soufan,  “Has become both capable of – and interested in – joining the dreadful ranks of global terrorism.”

presiden mesir

Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi (foto : srmti.com)

Viktor Sorochenko, seorang pejabat Komite Aviation Interstate, mengatakan mengatakan bidang puing-puing itu tersebar di tujuh mil persegi di daerah terpencil pusat Sinai, di mana militan Islam telah melakukan pemberontakan anti pemerintah Mesir, berupa tindakan kekerasan. Jika militan di Sinai yang sebenarnya bertanggung jawab untuk penghancuran pesawat Rusia Sabtu, mereka hanya bisa melakukannya dengan akuisisi sistem senjata canggih yang sama  atau melalui penempatan bom sementara pesawat itu masih di tanah.

Dilain sisi, otoritas Mesir menolak klaim Inggris dan Amerika Serikat soal Airbus Metrojet yang jatuh di Mesir disebabkan karena bom. Mesir menegaskan tak ada bukti yang menunjukkan pesawat jenis Airbus A-321 itu jatuh karena ledakan bom. "Tim penyidik belum mendapatkan bukti maupun data yang mengkonfirmasi teori itu," tegas Menteri Penerbangan Sipil Mesir, Hossam Kamal, dalam pernyataannya seperti dilansirAFP, Kamis (5/11/2015).

Kelompok militan Sinai Provinsi saat ini adalah kelompok pemberontak paling aktif di Mesir. Mereka dikaitkan dengan sejumlah serangan mematikan, terutama di Sinai Utara, dan juga di  Kairo, serta provinsi lainnya. Kelompok Islam radikal telah aktif di Semenanjung Sinai sejak 2011 dan pada awalnya dikenal sebagai Ansar al-Maqdis Beit (Pendukung Yerusalem). Kelompok ini kemudian  berganti nama setelah berjanji setia kepada Negara Islam (Islamic State) sejak November 2014. Pada awal Juli tahun ini, di Provinsi Sinai mereka melakukan serangkaian serangan terhadap tentara, yang mengindikasikan koordinasi yang lebih erat dengan kepemimpinan IS di Suriah.

flight path of metrojet

Peta Sinai Peninsula Mesir,  serta  flight path A-321-200 Metrojet (Foto : abc.net.au)

Kini pertanyaannya apakah benar pesawat menjadi korban perang psikologis, berupa balas dendam serta reaksi berupa aksi teror terkait keterlibatan Rusia dalam membantu Presiden Suriah Bashar al-Ashad. Dalam aturan standart, seharusnya memang pernyataan penyebab kecelakaan menunggu hasil penyelidikan. Tetapi dari sisi intelijen dengan pertimbangan adanya penyebab ekstrem, seperti yang penulis sampaikan diatas, para regulator tidak bisa menunggu hingga penyelidikan  tuntas.

Nah, dengan dasar indikasi serta beberapa fakta yang ada, dan kemungkinan clandestine information, kecelakaan Metrojet FN-9268 itu kemudian disimpulkan oleh badan intelijen AS dan Inggris, keluarlah pernyataan dari Presiden AS Barack Obama serta PM Inggris David Cameron. Megapa mereka mengeluarkan statement secepat itu? Tujuannya ntuk mengantisipasi kemungkinan aksi teror lebih lanjut.

Situasi dan kondisi kemelut serta proxy war di Suriah sulit diikuti dengan pemikiran normal, Rusia membantu Pemerintahan Bashar al-Assad menggempur pemberontak lawan Suriah (ada kelompok Syrian Free Army, ada Jabhat al-Nusra) dan ada kelompok Islamic State. Dalam kaitan ini Rusia melakukan koalisi selain dengan Suriah, juga  dengan Iran serta Irak. Sementara AS beserta sekutunya membantu pemberontak anti Assad, berkoalisi dengan negara-negara Barat sekutunya  serta melatih pemberontak anti Suriah di Turki. Juga melatih dan mempersenjatai suku Kurdi dalam melawan Islamic State.

Keterlibatan Rusia yang semakin membuat kemelut meruncing nampaknya kini menjadikan penerbangan sipil Rusia menjadi korban aksi teror. Rusia menuduh AS merangsang teroris menyerang sipil, sementara Rusia melakukan serangan udara yang juga menyerang sasaran sipil. Kini, semuanya menjadi tidak jelas. Siapakah dibelakang aksi ISIS (Islamic State)? Rusia juga menghantam pemberontak anti Bashar al-Assad, juga menghantam IS. AS dan sekutu menyerang IS tetapi tidak langsung menyerang pasukan Suriah, hanya memanfaatkan perang proksi dengan mempersenjatai pemberontak. Tidak jelas siapa memanfaatkan siapa?

Ratusan penumpang antre di Counter Chek in Terminal 1B Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (15/7).

Bandara Soekarno Hatta Yang Sangat Ramai, Apakah Pengamanannya memadai? (Foto ;beritadaerah.co.id)

Kesimpulannya, perang proksi di Suriah mulai mengimbas ke Mesir, menyerang penerbangan sipil sebagai alat penekan. Yang jelas, bagi bandara negara-negara dimana terdapat operasi penerbangan dari operator Rusia sebaiknya dilakukan peningkatan pengamanan yang lebih ketat. Termasuk juga di Indonesia, teroris pendukung Islamic State dan Al-Qaeda masih ada di sini, aparat keamanan jangan lengah. Perang proksi penulis perkirakan akan terus terjadi dan bisa melebar melewati tapal batas Suriah dan Irak, semoga tidak mucul di sini. Semoga bermanfaat.

Penulis : Marsda TNi (Pur) Prayitno Ramelan, Analis Intelijen www.ramalanintelijen.net

This entry was posted in Kedirgantaraan. Bookmark the permalink.