Conditioning Untuk Melengserkan PM Malaysia Najib Razak
28 September 2015 | 2:56 pm | Dilihat : 1251
PM Malaysia Najib Tun Razak (foto : the.guardian.com)
Kemelut politik di Malaysia nampaknya sulit untuk diredakan, walaupun gerakan anti Perdana Menteri Najib Razak berupa aksi demonstrasi besar berkaus kuning dari kelompok aliansi pro-reformasi (aliansi bersih) yang menuntutnya turun pada akhir Agustus lalu (Sabtu dan Minggu, 30/8/2015) berakhir kurang menggigit dan tidak berlanjut. Bahkan kemudian kelompok etnis Melayu ada yang berbalik arah mendukung Najib. PM Najib terus diserang dengan pemberitaan tuduhan korupsi dan bahkan kemudian beberapa elit di Malaysia berusaha melibatkan aparat hukum dari negara lain, seperti Swiss, Inggris, Perancis, Hongkong dan kini dari AS (FBI).
PM Najib selama ini dinilai cukup kuat dan tegar sebagai pimpinan nasional di Malaysia diantaranya karena berasal dari etnis Melayu dan perlindungan dari UU SOSMA. The Security Offences (Special Measures) Act 2012 yang merupakan pengganti dari UU ISA (Internal Security Act) yang melindungi keamanan nasional diberlakukan sejak Tahun 1960. SOSMA disetujui parlemen pada tanggal 17 April 2012 dan dikukuhkan pada 22 Juni 2012.
ISA dan SOSMA yang masih menjadi perdebatan (foto: thenutgraph.com)
Dari pemahamannya, pada intinya UU SOSMA disebutkan, "To provide for special measures relating to security offences for the purpose of maintaining public order and security and for connected matters." Sebagai pelaksananya atau penegak hukum adalah polisi Malaysia. Hukuman tertinggi yang dapat diterapkan dengan UU SOSMA adalah hukuman mati. Sementara ini negara lain di kawasan Asia Tenggara yang masih menerapkan/menggunakan ISA adalah Singapura (pelaksana Tentara dan Polisi), Thailand (Tentara dan Polisi) dan Filiphina (Tentara). Di Indonesia UU serupa sejak reformasi telah dicabut.
Penulis melihat bahwa pengondisian (conditioning) atau lebih dikenal sebagai operasi penggalangan terhadap Malaysia dalam rangka pelengseran PM Najib Razak sudah terjadi sejak Tahun 2014 lalu. Dalam pandangan awam, diatas permukaan kemelut yang terjadi di Malaysia adalah persoalan politik semata. Akan tetapi apabila dianalisis dari sisi intelijen strategis, akan terbaca sebuah upaya sistematis berupa pelengseran pimpinan nasional Malaysia. Nampaknya dari beberapa tekanan yang muncul tidak ada perubahan sikap dan kebijakan prinsip dari pemerintahan dibawah PM Najib yang merugikan kepentingan negara lain. Oleh karena itu penulis mencoba membahas beberapa indikasi sebagai fakta yang masih diselubungi kabut itu.
Kasus Tuduhan Korupsi Terhadap PM Najib
Berita teranyar di negeri Jiran itu muncul, setelah polisi Malaysia pada Jumat (18/9/2015) telah menangkap Khairuddin Abu Hassan, mantan pejabat partai United Malays National Organisation (UMNO) yang kerap mengeritik PM Najib terkait skandal korupsi 1MDB. Khairuddin ditangkap saat hendak terbang ke New York, AS, untuk melaporkan skandal korupsi 1MDB kepada FBI.
Khairuddin Abu Hasan Mantan Pejabat UMNO yang ditangkap Polisi Malaysia (foto : malaysia-chronicle.com)
Kharuddin adalah whistleblower skandal korupsi perusahaan investasi milik negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang melibatkan PM Najib. Dia menyerukan transparansi adanya aliran dana dari 1MDB yang disebut-sebut masuk ke rekening pribadi Najib. Khairuddin melakukan penyelidikan ke Swiss, Inggris, Prancis dan Hong Kong untuk mengusut kasus ini. Karena penyelidikan otoritas Malaysia tidak mengalami perkembangan yang berarti dia kemudian berusaha melaporkan kasus tersebut ke AS.
Diketahui bahwa otoritas Swiss secara terpisah telah memulai penyelidikan dugaan korupsi dan pencucian uang terkait 1MDB dan membekukan rekeningnya di Swiss. Penyelidikan difokuskan pada dua eksekutif 1MDB dan juga seseorang yang tidak disebut identitasnya, terkait dugaan korupsi oleh pejabat asing. Otoritas Keuangan Swiss, FINMA menyatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan bersama beberapa bank di Swiss, terkait dugaan adanya bank yang pernah berurusan dengan 1MDB. Kantor Jaksa Agung Swiss (OAG) menyatakan, "Proses-proses tersebut didasarkan atas dua pemberitahuan adanya transaksi mencurigakan dari unit intelijen keuangan Swiss, MROS."
Beberapa waktu lalu media di Malaysia menayangkan serangkaian laporan yang merinci kegiatan meragukan diduga melibatkan 1MDB, dimulai dengan uraian pada bulan Juli pada US $ 700 juta (RM2.6 miliar) berupa deposito di rekening Najib. Itu ditindaklanjuti bulan lalu dengan laporan lain yang menyatakan bahwa US $ 1,4 miliar pembayaran dari 1MDB untuk dana berdaulat UEA hilang dari rekening perusahaan Timur Tengah itu. Najib membantah adanya ketidakwajaran atas US $ 700 juta (RM2.6 miliar) donasi, yang digambarkan sebagai sumbangan politik untuk partai UMNO yang dia pimpin.
Khairuddin kembali ditahan kembali oleh polisi Jumat, setelah dibebaskan oleh pengadilan di Kompleks Jalan Duta Court, Malaysia. Ia ditahan berdasarkan UU Sosma, yang dapat menahannya tanpa pengadilan hingga 29 hari. Pengacara Khairuddin, Matthias Chang mengatakan, "Ketika ia berjalan keluar dari pengadilan setelah dibebaskan, ia langsung kembali ditangkap karena pelanggaran di bawah Bagian 124K dan 124L KUHP," yaitu bersepakat dengan sabotase dan mencoba untuk menyabot negara masing-masing. Chang juga menyatakan bahwa kliennya dijerat dakwaan berencana merusak demokrasi parlementer, dakwaan tak jelas yang rawan penyalahgunaan wewenang pemerintah.
Ketua Polis Negara (Malaysia) Tan Sri Khalid Abubakar (Foto : says.com)
Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan upaya Khairuddin untuk meminta investigasi asing ke 1MDB adalah tindakan sabotase dan membahayakan ekonomi dan kedaulatan Malaysia, serta merugikan lembaga penegak hukum negara. Pada awalnya Khairuddin ditangkap karena dicurigai bertindak akan 'menggulingkan pemerintah' di bawah pasal 124C KUHP, yang berkaitan dengan tindakan merugikan demokrasi parlementer.
Malaysia Di Bawah PM Najib Sebagai Target Operasi
Dari beberapa kasus yang beraroma sebagai operasi spionase serta operasi intelijen clandestine, penulis terus mencermati dan bahkan telah membuat artikel di blog ramalan intelijen dan kompasiana. Inilah beberapa fakta serta indikasi adanya conditioning operation terhadap Malaysia.
Pada saat terjadinya kasus lenyapnya pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines flight number MH370, penulis menyusun artikel di blog pribadi yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul Misteri MH370. Baca "MH370 dan MH17 Adalah Dua Pesan Teror Terhadap Malaysia, Adakah Pesan Ketiga?", http://ramalanintelijen.net/?p=9261. Kesimpulan penulis, MH370 sangat besar telah menjadi korban aksi terorisme. Dari beberapa informasi intelijen strategis, sementara disimpulkan bahwa Malaysia Airlines sebagai operator Boeing777 itu yang dijadikan target, jadi targetnya bukan Boeing buatan AS.
Boeing 777 Malaysia Airlines (MH 370 dan MH 17), Foto : airlane-picture.net
Dalam teori intelijen dimana teror adalah merupakan salah satu sarana intelijen penggalangan (conditioning). Pesan yang terbaca dari pelaku baik lone wolf atau jaringan penyerang hanya bisa dibaca oleh si target (berupa pesan khusus yang merupakan tekanan). Korban teror adalah sisi psikologis. Aksinya bisa diakui oleh si penyerang ataupun tidak. Sifat serangan menghancurkan atau merusak baik kredibilitas, citra, kompetensi dan lain sebagainya dari Malaysia Airlines sebagai flag carrier di level pertama kemudian Pemerintah Malaysia di level kedua. Dalam kaitan serangan pertama (MH370), pesawat dilenyapkan secara misterius dengan korban 239 penumpang dan crew, selain merusak beberapa hal diatas, tujuannya secara umum untuk menimbulkan rasa takut. Dampaknya terbukti besar, membuat takut calon penumpang MAS.
Setelah serangan pertama, sekitar empat bulan kemudian Malaysia Airlines kembali diserang, dengan ditembak jatuhnya MH17. Perkiraan penulis tentang serangan susulan dalam teori terorisme, ternyata benar. Pada hari Kamis (17/7/2014) Pesawat Boeing777 Malaysia Airlines flight number MH17, jatuh ditembak rudal enroute Schipol-Sepang. MH17 hancur berantakan di wilayah Ukraina Timur menewaskan 295 penumpang, termasuk 15 crew pesawat. Dari beberapa informasi, diperkirakan pesawat telah ditembak jatuh oleh peluru kendali anti pesawat udara (disebutkan BUK buatan Rusia). Reruntuhan tersebar seluas sembilan mil, menunjukkan pesawat telah meledak di udara sebelum jatuh.
Hingga kini tidak dapat dibuktikan siapa yang menembak kembali pesawat MAS, Boeing777 dengan tipe yang sama MH370. Pihak Rusia, pemberontak serta pemerintah Ukraina telah saling menuduh sebagai penembak, karena dua sisi masing-masing memiliki peluru kendali BUK sebagai penyebabnya. Misteri ini tidak terpecahkan hingga kini.
Statement Mahathir Terkait MH30 dan CIA Menjadi Berita di Media Barat (Foto: moviepies.com)
Mantan Perdana Menteri Malaysia yang berkuasa sejak Tahun 1981-2003 dalam menanggapi kasus MH370, menyatakan pada hari Senin (19/5/2014) seperti dikutip laman IB Times, kecelakaan pesawat itu janggal dan menyatakan bahwa badan intelijen Amerika Serikat CIA (Central Intelligence Agency) telah menyembunyikan informasi penting terkait hilangnya MAS MH370. Mahathir juga menyatakan bahwa pencarian pesawat itu di pantai Barat Australia (Samudera Hindia) adalah pekerjaan sia-sia, membuang uang dan waktu saja.
Mahathir juga menyatakan bahwa media tanpa alasan yang jelas telah membatasi pemberitaan tentang Boeing dan CIA. “For some reason, the media will not print anything that involves Boeing or the CIA,” tegasnya. Seperti diketahui, selama memerintah, Mahathir dikenal sering mengkritisi negara-negara Barat, misalnya dia mengatakan bahwa serangan ke WTC adalah sebuah rekayasa agar ada alasan untuk dilakukannya serangan terhadap dunia muslim. Mahathir tidak percaya sebuah pesawat canggih sekelas Boeing 777 hilang begitu saja, dimana diketahui bahwa pesawat dilengkapi dengan alat komunikasi sistem yang canggih, radio dan satelit tracking.
Stasiun NSA di Asia Tenggara (Grafik: themalaymailonline.com)
Sydney Morning Herald tanggal 29 Oktober 2013 menuliskan secara rinci penyadapan oleh National Security Agency (NSA) di 90 posnya di dunia termasuk di Jakarta. NSA adalah produsen utama dan manajer sinyal intelijen Amerika Serikat. Edward Snowden, whistleblower intelijen menyampaikan bahwa Amerika Serikat melakukan penyadapan telepon dan jaringan komunikasi pemantauan dari fasilitas pengawasan elektronik melalui Kedutaan dan Konsulat AS di Asia Timur dan Selatan–Timur. Dislokasi pos penyadapan di ungkapkan oleh Der Spiegel berupa peta surveilans, termasuk fasilitas monitoring komunikasi intelijen di kedutaan besar Amerika Serikat di Jakarta , Kuala Lumpur, Bangkok , Phnom Penh dan Yangon (Rangoon) .
Pemerintah Australia melalui situs webnya, smartraveller.gov.au, mengeluarkan peringatan spesifik tentang kemungkinan sebuah serangan di wilayah jajanan di Jalan Alor di Kuala Lumpur pada hari Kamis (24/9/2015). Sangat tidak biasa bahwa peringatan Australia begitu spesifik. Polisi Malaysia kemudian melakukan siaga tinggi menyusul penangkapan 10 tersangka militan dalam sejumlah penggerebekan di seluruh negeri pada bulan lalu, termasuk yang ditangkap seorang perwira polisi bersenjata yang menangani pemeriksaan keamanan di bandara internasional Kuala Lumpur.
Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Khalid Abu Bakar, mengatakan para tersangka diyakini sedang merencanakan sebuah serangan di wilayah Malaysia dan sedang mengumpulkan dana untuk membantu para anggota ISIS yang ingin melakukan perjalanan ke Suriah. Lima dari mereka yang sudah ditangkap merupakan anggota militer. Delapan pria dan dua perempuan itu sedang ditahan oleh divisi anti-terorisme Malaysia di enam lokasi. Satu diantaranya guru TK. Ratusan militan ISIS dari negara-negara Asia Tenggara diketahui telah membentuk sebuah unit yang disebut Katibah Nusantara atau Unit Tempur Kepulauan Melayu.
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, memperingatkan baru-baru ini bahwa Asia Tenggara telah menjadi "pusat rekruitmen penting" bagi ISIS. Lee merujuk ke rencana teroris di Malaysia dan janji dukungan oleh kelompok-kelompok radikal lokal bagi ISIS. "Tidak terlalu mengada-ada bahwa ISIS bisa membangun sebuah basis di suatu tempat di kawasan, di sebuah wilayah yang secara geografis berada di bawah kontrol fisik mereka seperti Suriah atau Irak yang akan menjadi ancaman serius bagi seluruh kawasan," katanya. "Ancaman tidak lagi di sana, itu sudah di sini (kompas.com)
Pemberitaan keterlibatan WN Malaysia dengan Islamic State (Foto : freemalaysiatoday.com)
"Polisi Malaysia pada hari Kamis (24/9/2015) telah melakukan penangkapan terhadap tiga orang di Kuala Lumpur, Malaysia atas dugaan terkait terorisme. Salah satunya termasuk seorang WNI. Menurut Wakil Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia, Noor Rashid Ibrahim, ketiga orang tersebut merupakan warga Malaysia, warga Indonesia dan warga Suriah. Ketiganya ditangkap di beberapa wilayah berbeda di Kuala Lumpur dan sedang dilakukan penyidikan.
Analisis
Dari beberapa indikasi, informasi serta fakta-fakta tersebut diatas, sementara yang terbaca lebih merupakan sebuah rangkaian dalam upaya pengondisian terhadap pemerintah Malaysia. Dalam sebuah operasi conditioning (penggalangan intelijen), beberapa sarana yang umum dipergunakan diantaranya adalah serangan teror, sabotase, isu, rumor, riot dan beberapa lainnya.
Pada serangan awal, kasus dua pesawat Malaysia Airlines lebih merupakan aksi teror tingkat tinggi, karena setelah berlangsung setahun lebih pemerintah Malaysia dan bahkan dibantu demikian banyak negara tidak mampu memberikan penjelasan dengan bukti hukum. Semua hanya perkiraan belaka. Apa yang disembunyikan dalam hal ini? Yaitu motif dari serangan. Motif merupakan dasar utama dalam penyelidikan aksi teror, dan akan mengarahkan ke siapa handler ataupun principle agent.
Akan tetapi akibat yang ditimbulkan dari dua serangan tersebut demikian besar, yaitu jatuhnya kepercayaan masyarakat terhadap MAS sebagai perusahaan penerbangan. Saham Malaysia Airlines kemudian tercatat jatuh hingga 18 persen setelah dilaporkan hilangnya MH370. Jelas MAS mengalami keterpurukan semakin berat, dimana pada 2013 tercatat Malaysian Airline System, perusahaan yang mengoperasikan Malaysia Airlines, melaporkan mengalami kerugian sebesar 1,17 miliar ringgit (Rp4 triliun) dan membutuhkan suntikan dana. Sementara imbas dari sisi pariwisata, travellingbisnis.com melaporkan bahwa sebelas agen perjalanan China mengatakan kepada Reuters, pemesanan tiket ke Malaysia anjlok dan banyak orang membatalkan perjalanan mereka, di tengah rasa marah atas kurangnya informasi, yang diberikan pemerintah Malaysia kepada keluarga penumpang pesawat tersebut
Setelah Accident MH370 dan MH17, Penumpang Malaysia Airlines turun (Foto :ekonomi.metrotvnews.com)
Dari beberapa fakta diatas nampak bahwa pemerintah Malaysia mendadak mengalami goncangan sangat keras, baik rentang kendali, kesiap siagaan pertahanan, sekuriti penerbangan, dan simpang siurnya pengambilan keputusan. Pemerintahan PM Najib tanpa terasa mengalami degradasi kepercayaan publik. Kitapun tidak percaya bahwa sebuah pesawat super modern jenis Boeing 777 bisa hilang tanpa diketahui jatuhnya. Secara logika saja, apabila kita menggunakan google map, maka lokasi kita, jalan, kepadatan, serta waktu tempuh saja terbaca dengan jelas, bagaimana monitoring pesawat dengan teknologi tinggi bisa lenyap begitu saja? Jadi mungkin benar apa yang dikatakan mantan PM Mahathir bahwa ada informasi yang ditutupi oleh CIA?
Serangan selanjutnya terhadap pemerintahan PM Najib adalah dibongkarnya sebuah aliran dana dari perusahaan investasi Malaysia 1MDB ke rekening pribadi PM Najib. Kasus ini sedang diselidiki oleh FBI karena berbau pencucian uang, sementara Departemen Kehakiman AS melihat pembelian properti oleh anak tiri Najib, Riza Aziz dan juga seorang kerabat dekat keluarga PM Najib, pengusaha asal Malaysia bernama Jho Low, yang pernah terlibat transaksi bisnis dengan 1MDB. Najib merupakan ketua badan penasihat 1MDB sangat tidak wajar bila tidak tahu. Rincian dari skandal korupsi yang melibatkan PM Najib dan orang-orang dekatnya dinilai sangat rumit dan memiliki banyak aspek.
Penyelidikan dilakukan Kleptocracy Initiative, unit bagian Departemen Kehakiman AS yang banyak menyita properti AS yang dimiliki pejabat negara lain yang terlibat korupsi. AS juga menyelidiki aliran dana sebesar US$ 700 juta yang disebut sebagai pembayaran, dan diketahui masuk ke dalam rekening pribadi PM Najib. Transaksi pembayaran ini dilakukan melalui sebuah bank AS, Wells Fargo, sehingga AS berhak melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan 1MDB (Foto: ledgergazette.com)
Nah, dari analisis pendegradasian citra PM Najib, baik lemahnya komando dan kendali pemerintah dalam kasus accident dua pesawat Malaysia Airlines dengan korban ratusan jiwa, dibongkarnya tuduhan korupsi PM Najib, posisi pemerintah Malaysia jelas berada pada tingkat kesulitan tertinggi. Terlebih Malaysia kini juga terkena dampak pelambatan ekonomi yang buruk (cadangan devisanya diberitakan beberapa waktu lalu hanya sekitar US$87 miliar, lebih kecil dibandingkan Indonesia).
Mata uang Malaysia ringgit (RM) membukukan penurunan mingguan terbesar sejak krisis tahun 1998 dan obligasi jatuh. Mata uang melemah melampaui RM4.39 terhadap greenback minggu ini untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan Asia yang mendorong bank sentral Malaysia untuk melaksanakan kontrol modal. Ringgit turun 0,9 persen menjadi RM4.3855 dolar di Kuala Lumpur hari ini (25/9/2015) dan sebelumnya jatuh ke RM4.3945, sesuai dengan harga dari bank lokal yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Nilai RM menurun 4,1 persen untuk minggu ini. Bursa Malaysia KLCI Index saham turun 3,3 persen pada bulan September. Dalam mengatasi kasus serupa tahun 1998, Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad memberlakukan kurs tetap RM3.8 dolar pada tahun 1998 setelah mata uang merosot 35 persen tahun sebelumnya sebagai akibat devaluasi di baht Thailand. Kurs tetap diberlakukan hingga bulan Juli 2005.
Mendadak, dalam kasus serangan terhadap PM Najib, muncul berita penangkapan beberapa tersangka teroris yang diantaranya melibatkan juga personil polisi dan bahkan militer Malaysia. Beberapa ditangkap karena terkait dengan kelompok ISIS yang kini bernama Islamic State. Informasi awal berasal dari info intelijen spesifik dari Australia. Penangkapan terakhir juga ikut ditangkap seorang WNI atas nama Hanny Yahya Assegaf yang baru kembali dari Syria, Hanny masih diselidiki karena adanya informasi dia ke Suriah dalam rangka misi kemanusiaan. Aparat Densus juga sedang melakukan pendalaman lebih lanjut.
Berita penangkapan jaringan terorisme demikian ramai diberitakan, dimana dalam satu dekade terakhir tidak ada berita dalam negeri Malaysia yang menonjol, disebabkan dengan ketatnya UU ISA yang kemudian diganti dengan SOSMA yang membatasi ruang gerak pelaku teror. Pertanyaannya, mengapa mendadak muncul berita penangkapan teror? Apakah ini bukan sebuah u[paya merupakan pengalihan isu yang bergulung terkait tuduhan korupsi PM Najib.
Nah, dari beberapa fakta serta analisis diatas, sementara dapat disimpulkan bahwa memang PM Najib sedang dikondisikan untuk turun/dilengserkan. Pertanyaannya siapa yang mengondisikan ini semua? Yang jelas Amerika telah melakukan penyadapan di Kuala Lumpur, seperti menyadap Presiden SBY, jelas Najib juga pernah disadap. Apakah Najib menjadi target karena rencana kebijakannya yang mungkin anti terhadap konsep rebalancing AS ?
Bendera FPDA dan Lima Negara Anggota FPDA (Foto : factaboutworld.weebly.com)
Malaysia boleh menjadi anggota FPDA bersama Australia, Inggris, NZ, dan Singapura, tetapi tidak ada kaitan kerjasama dengan AS. New Zealand saja pada masa lalu dikeluarkan AS dari Pakta ANZUS karena melarang kapal perang nuklir AS sandar ke pelabuhan di NZ. Penulis menilai kecil kemungkinan apabila konsep pelengseran Najib muncul dari dalam negeri, dapat dipastikan semuanya adalah konsep luar yang demikian canggih dan tertata dengan apik. Sulit memang membuktikannya sebuah operasi penggalangan intelijen klandestin tingkat tinggi. Entah apakah pihak intelijen Malaysia juga membaca masalah ini. Ini penting dijadikan sebuah studi kasus bagi intelijen Indonesia. Operasi intelijen umumnya sulit dibuktikan, dampaknya besar tetapi tidak ada tersangka, karena mereka menggunakan cut out.
Apa pelajaran serta pesan moral dari kasus PM Najib, MAS dan Malaysia bagi Indonesia? Yang jelas pemerintahan Presiden Jokowi harus lebih mewaspadai perkembangan geopolitik dan geostrategi di kawasan Asia Tenggara dan Laut China Selatan. Disitu akan terjadi persaingan hidup antara AS beserta sekutunya berhadapan dengan China dan sekutunya. Kepentingan nasional masing-masing negara itu yang abadi, karena itu harus difahami apa kepentingan mereka-mereka yang terlibat di kawasan sekitar kita. Jangan sampai kita di kondisikan seperti Malaysia, kita harus cerdas dan cerdik dalam menyikapi sikon yang berlaku. Itu saja. Semoga pemikiran serta sumbang saran dari old soldier bermanfaat.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Analis Intelijen www.ramalanintelijen.net
Artikel Terkait :
-MH370 dan MH17 Adalah Dua Pesan Teror Terhadap Malaysia, Adakah Pesan Ketiga? http://ramalanintelijen.net/?p=9261
-Apakah Malaysia Airlines MH17 Memang Sudah Ditarget? http://ramalanintelijen.net/?p=8660
-Boeing 777 Malaysia Airlines Flight MH17 Jatuh Ditembak di Udara Ukraina, http://ramalanintelijen.net/?p=8550
-Rudal Mematikan SA-11BUK Yang Meruntuhkan Malaysia Airlines MH17, http://ramalanintelijen.net/?p=8641
-Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad Menyatakan CIA Menutupi Masalah MAS MH370, http://ramalanintelijen.net/?p=8404
-Skenario Desepsi MH370 dan Alasan Ke Samudera Hindia, http://ramalanintelijen.net/?p=8264
-Penyelidikan MH370 ditingkatkan Menjadi "Criminal Investigation" , http://ramalanintelijen.net/?p=8245
-If the Mystery (MH370) Solvable, We will Solve it, http://ramalanintelijen.net/?p=8222
-Kasus MH370, Sebuah Pelajaran Berharga Bagi Indonesia, http://ramalanintelijen.net/?p=8208