Ketemu Ruhut di UI, Sudahlah Jokowi Sudah Menang
17 July 2014 | 1:49 pm | Dilihat : 847
Ruhut Sitompul (sumber foto : sumutpos.co)
Penulis pada hari Senin siang (14/7/2014) bertemu dengan Ruhut Sitompul, politisi Partai Demokrat yang kini menjadi pendukung pasangan capres Jokowi-JK. Pertemuan terjadi di Gedung (Aula) Juwono Sudarsono, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Penulis dan Ruhut termasuk undangan yang menghadiri acara promosi Doktor dari salah seorang teman yang bernama Larasati. Doktor cantik itu meneliti tentang masalah terorisme dan menyusun disertasi dengan judul Model Pencegahan Terorisme Di Indonesia oleh BNPT.
Rupanya Bang Ruhut ini teman dari suami DR Larasati, pengacara terkenal, Muara Karta SH,MM, sementara penulis kenal dengan Laras dengan memberikan masukan dalam penyusunan disertasi, karena penulis pernah bertugas di BNPT, disamping juga menulis masalah-masalah terorisme. Pada acara promosi, terdapat dua ilmuwan UI yang penulis kenal yaitu Prof. Dr. Bambang Widodo Umar,SIK,M.Si (Ko Promotor) dan Prof. Adrianus E. Meliala,M.Si, M.Sc, Phd (Anngota Tim Penguji), pernah bersama sebagai narasumber di stasiun TV.
Kembali ke Ruhut, begitu melihat penulis dia memberi salam militer "Salam, ada pengamat intelijen," sambil tersenyum. Penulis juga menyapanya, karena kenal dia dan pernah bersama-sama menjadi narasumber di TV One. Dalam kerumunan tamu undangan, Raja Minyak ini seperti biasa dengan suara keras menyampaikan; "Sudahlah Jokowi sudah menang," Ini kompor atau propaganda. Dengan yakin dikatakannya sangat jelas menang Bang, katanya kepada penulis. Penulis bertanya, emang mau jadi menteri ya? "Enggaklah," kata dia. Menkominfo? Juru Bicara? Sambil tertawa lebar Ruhut berpisah dengan penulis.
Nah, pagi ini penulis membaca di berita, kembali pernyataan politisi yang dikenal kontroversial itu menanggapi terkait dengan pernyataan mantan Sekjen PDIP, Pramono Anung, bahwa bakal ada partai dari kubu Prabowo yang bakal menyeberang ke kubu Jokowi. Pramono juga yakin Jokowi menang, katanya berdasarkan penghitungan suara atau real count yang dicermatinya. "Penghitungan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulsel, sudah di KPU, kemungkinan perhitungan berbeda kecil sekali. Data ini paling transparan dan terbuka" kata Pramono.
Pramono meyakini, koalisi permanen pendukung Prabowo-Hatta yang didukung Golkar, Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, dan PPP itu tidak akan lama. "Akan rontok begitu Jokowi-JK dinyatakan menang oleh KPU," tegasnya. Menurut Pramono, sudah ada suara-suara yang ingin merapat ke Jokowi. (Beberapa pengamat mengatakan peluang pindah diperkirakan dari Golkar, PPP dan Demokrat).
Nah, Ruhut mengatakan bahwa ada tanda-tanda partainya (Demokrat) akan merapat ke Jokowi, indikasinya tidak ada yang hadir saat deklarasi koalisi permanen mendukung Prabowo-Hatta. Dikatakan Ruhut," Saya yakin koalisi permanen hanya seumur jagung. Begitu Demokrat gabung ke Jokowi-JK, Golkar dan PPP pasti menyusul, di sana tinggal Gerindra, PAN dan PKS. Lihat saja, sekarang di Golkar sudah gontok-gontokan karena tak mau ikut koalisi, saya dengar minggu depan PPP juga akan menyusul," kata Ruhut (16/7/2014).
Ruhut juga berharap, siapapun yang menang pilpres tidak usah ada keributan. Yang menang jangan sombong, yang kalah harus legowo dan menyalami sikap kenegarawannya hingga bisa menjadi tauladan.
Dari pernyataan Pramono Anung dan Ruhut (yang baru loncat pagar), penulis kembali melihat sikap percaya diri dari kubu Jokowi-JK. Apakah keyakinan itu benar atau tidak akan dibuktikan pada hari Selasa (22 Juli 2014). Penulis mempunyai teman yang juga bergerak dibidang survei, dia mengatakan bahwa selisih antara pemenang dengan yang kalah akan kecil , bisa hanya 2-3 persen. Karena itu hingga kini kans kedua pasangan nampaknya masih berimbang. Tetapi keyakinan memang sangat diperlukan oleh para elit, hanya sebaiknya tidak terlalu berlebihan. Kalau sesuatu yang berlebih dan kalau jatuh akan sakit rasanya.
Demikian, kisah penulis dan Raja Minyak Ruhut Sitompul. Penulis senang ketemu yang bersangkutan, sebagai teman, Ruhut orangnya terbuka, ceplas-ceplos dan tanpa tedeng aling-aling. Perkara dia suka loncat pagar, ya itu hal yang biasa di politik. Kalau politisi bilang ya, artinya dia mengerti, tapi belum setuju. Kalau bilang mungkin, artinya tidak. Jadi tidak jujur kalau begitu? Ini bukan soal jujur atau tidak jujur, tetapi soal siapa yang lebih menguntungkan, begitu kan?.
Nah kesimpulannya, kalau bicara dengan politisi kita harus faham betul dan menyimak, agar kita tidak tergelincir. Jadi apa benar seperti kata Ruhut, Jokowi sudah menang? Lebih baik kita bersabar, hanya tinggal 4 hari lagi kita akan tahu. Siapapun yang menang, Prabowo atau Jokowi, itulah pemberian dan keputusan Tuhan kepada bangsa Indonesia, kita syukuri, semoga dia pemegang amanah akan menjadi pemimpin yang mengabdikan dirinya bagi bangsa, negara, rakyat Indonesia. Kalau macam-macam bisa saja rakyat menurunkan, Sudah ada contoh kok, dua Presiden diturunkan di negeri ini. Salam kontroversi buat Ruhut my friend.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net