Perlu Satu Tahun untuk Menemukan MH370, atau Justru Tidak Ditemukan?

5 May 2014 | 3:16 pm | Dilihat : 403

[google-translator]

ef413150261a2487b494917121513ed91be92de5

Kronologis Pergerakan MH370 (Sumber : news.yahoo.com)

Setelah gagal dalam pencarian pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines Flight MH370, pada hari Senin (5/5/2014), Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengatakan bahwa pencarian memasuki fase baru yang meliputi pemindaian dasar laut. Pencarian dengan menggunakan pinger locator dan kapal selam tanpa awak Bluefin-21 belum juga membuahkan hasil. Belum juga didapatkan puing ataupun petujuk yang pasti akan keberadaan pesawat tersebut.

Ketua tim pencari MH370 dari Australia, Air Chief Marshal Angus Houston AC AFC (Ret’d) dalam kunjungannya ke Kuala Lumpur menyatakan yakin  bahwa tim telah mencari pada area yang tepat di Samudera Hindia bagian Selatan. Tetapi dibutuhkan waktu satu tahun untuk mencari pesawat yang hilang tersebut.

Dari laporan awal hilangnya pesawat MH370 tersebut yang dirilis Pemerintah Malaysia pada Kamis (1/5/2014) mencantumkan bahwa petugas menara kontrol tak menyadari pesawat telah hilang kontak selama 17 menit. Penanganan atas situasi sejak Sabtu (8/3/2014) dini hari itu pun baru diambil empat jam kemudian.  Laporan itu juga mengungkap bahwa petugas pengawas lalu lintas udara tidak menyadari pesawat hilang hingga 17 menit setelah pesawat lenyap dari radar. Disebutkan bahwa kontak terakhir pesawat tersebut dengan menara kontrol Malaysia terjadi pada pukul 01.21 waktu setempat. Lalu, laporan itu mengatakan bahwa otoritas lalu lintas udara Vietnam baru menanyakan ketiadaan "perpindahan" komunikasi dari pesawat itu pada pukul 01.38 waktu setempat.

Dalam laporan bulan April 2014 lalu, otoritas oenerbangan Malaysia menyampaikan ke organisasi penerbangan sipil internasional (ICAO),  yang mengakui bahwa tindakan pencarian darurat dari Pemerintah Malaysia secara resmi baru diaktifkan pada pukul 05.30 waktu setempat.

Walaupun tim pencari internasional, Joint Agency Coordination Centre (JACC) yang dipimpin oleh Australia, ACM Houston tetap meyakini kemungkinan lokasi keberadaan bangkai MH370 di dasar Samudera Hindia, ada pendapat lain yang justru menyatakan lokasinya berbeda.

Sebuah perusahaan swasta dari Australia, GeoResonance menyatakan kepada CNN pada hari Selasa (29/4/2014) bahwa mereka menemukan bangkai sebuah pesawat di Teluk Benggala. Walau belummemastikan itu adalah reruntuhan MH370, tapi menyarankan harus diselidiki.

Selain itu, kini, Arkeolog kelautan dari Inggris, Tim Akers, mengklaim telah menemukan reruntuhan pesawat MH370 Malaysia Airlines. Harian Daily Mail terbitan 1 Mei 2014 memuat pernyataan Arkers yang sangat yakin bahwa puing pesawat itu berada di perairan Vietnam. Sebagai pendukung klaimnya, Akers memperlihatkan gambar satelit yang menurut dia berbentuk potongan ekor pesawat itu, terlihat juga adanya gambaran dua jendela kabin, dan puing-puing  lainnya. Lokasi penemuan tersebut berada di suatu lokasi di Laut China Selatan.

Dengan demikian maka masyarakat dunia menjadi ragu-ragu tentang keberadaan reruntuhan pesawat di Samudera Hindia. Dua berita terakhir bukan berita yang asal dikatakan, tetapi dilengkapi dengan beberapa bukti dari penggambaran citra satelit.

Nah, mission dari pembajak (yang patut diperkirakan dilakukan captain pilot MH370) dikatakan accomplished, karena pesawat setelah dicari dalam dua bulan belum juga ketahuan rimbanya. Diakui sulit merncari pesawat di dalam laut, terlebih di samudera yang sangat dalam. Australia yang didukung demikian banyak negara, termasuk AS, dengan teknologi sangat modern mulai melemah dan menyatakan butuh waktu satu tahun.

Dari pengalaman pencarian pesawat Air France AF 447, yang jatuh pada tahun 2009 di Samudera Atlantik dan sudah diketahui lokasinya, dibutuhkan waktu dua tahun untuk menemukan black box yang mampu membuka tabir penyebab kecelakaan. Kini MH370 hanya diperkirakan track-nya berdasarkan pinger Inmarsat, lokasi pasti tidak jelas, entah berapa tahun lagi dibutuhkan tim menemukan black box tersebut.

Samudera Hindia merupakan laut yang sangat dalam dan belum terpetakan. Dari sejarah hilangnya kapal di laut, tenggelamnya kapal penjelajah ringan dari Royal Australian Navy, HMAS Sydney pada 19 November 1941, setelah pertempuran laut dengan kapal perang Jerman HSK Kormoran di Samudera Hindia (lepas pantai Australia Barat). Nasib Kapal Perang Sydney tersebut tetap menjadi salah satu misteri perang terbesar Australia yang cukup lama , dan baru diketemukan setelah 67 tahun pada tahun 2008.

Jadi memang akan berat tugas dari Malaysia dan Australia yang kini mencari MH370 yang belum jelas lokasinya dengan pasti. Terlebih kini muncul keraguan dengan adanya pernyataan beberapa ahli kelautan dan teknologi pencarian kapal hilang dilaut. Kemanakah MH370? Yang jelas akan dibutuhkan waktu yang sangat lama mencarinya. Dan bukan tidak mungkin tidak akan dapat ditemukan. Terlepas dari itu semua, si pembajak sukses menyembunyikan motifnya, itu yang dikejar negara-negara yang terlibat dalam pencarian. Selama belum dapat dibuktikan motif, ancaman serupa akan tetap menghantui para operator pesawat udara.

Penulis : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Artikel Terkait :

-GeoResonance Menyatakan Menemukan Puing Pesawat di Teluk Benggala,  http://ramalanintelijen.net/?p=8334

-MH370 the Art of Impossible, http://ramalanintelijen.net/?p=8299

-Mengapa Australia Bersemangan Mencarai MH370,   http://ramalanintelijen.net/?p=8270

-Skenario Desepsi MH370 dan Alasan Ke Samudera Hindia,  http://ramalanintelijen.net/?p=8264

-Setelah 911 (NineOneOne), MH370 adalah 811 (EightOneOne)?,   http://ramalanintelijen.net/?p=8257

-Penyelidikan MH370 ditingkatkan Menjadi "Criminal Investigation" ,  http://ramalanintelijen.net/?p=8245

-If the Mystery (MH370) Solvable, We will Solve it,  http://ramalanintelijen.net/?p=8222

-Kasus MH370, Sebuah Pelajaran Berharga Bagi Indonesia,  http://ramalanintelijen.net/?p=8208

This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.