Masa Depan Hubungan Indonesia dengan Australia
21 February 2014 | 12:35 am | Dilihat : 862
Menlu AS John Kerry dan Menlu RI Marty Natalegawa (Foto : AP)
Para pejabat teras Indonesia nampaknya makin gemas dengan ulah Australia yang dianggap terus melakukan intervensi terhadap urusan dalam Indonesia dengan penyadapan. Kegemasan itu diantaranya diungkapkan oleh Menlu RI Marty Natalegawa saat menerima kunjungan Menlu AS John Kerry pada hari Senin (17/2/2014) di kantor Kemenlu RI di Jakarta. Kerry ke Jakarta dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Seoul, Beijing, Jakarta dan Abu Dhabi.
Di Jakarta, John Kerry menghadiri Sidang Komisi Bersama (Joint Commission Meeting) ke-4 di Jakarta dalam kerangka Comprehensive Partnership (CP). Marty dan Kerry menandatangani MOU antar kedua negara. Joint Commission Meeting (JCM) terdiri dari enam Kelompok Kerja (Working Groups), yaitu demokrasi dan masyarakat madani, keamanan, perdagangan dan investasi, pendidikan, perubahan iklim dan lingkungan hidup, serta energi. Di samping itu, telah pula disepakati suatu Plan of Action bagi CP yang merupakan dokumen yang akan memandu kerja sama kedua negara ke depan, dalam tiga pilar utama kerjasama: politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, serta sosial budaya dan pendidikan.
Saat menerima Menlu John Kerry, Menlu Marty diantaranya menyatakan dengan tegas, minta Australia mengambil pilihan, menjadi kawan atau musuh. Kritik Marty tentang ulah Australia juga terkait dengan pemberitaan di harian New York Times tanggal 15 Februari 2014 tentang penyadapan yang dilakukan oleh intelijen Australia terhadap sebuah Firma di AS yang mewakili Indonesia dalam sengketa masalah perdagangan rokok dan udang. Australia diberitakan menyadap Firma serta pejabat Indonesia terkait, yang hasilnya diserahkan kepada NSA (National Security Agency).
Kemelut Hubungan Indonesia-Australia dan Keterkaitan AS
Menlu Marty menyatakan bahwa sikap Australia yang tidak mau berdamai soal penyadapan diakuinya membuat hubungan kedua negara menjadi sulit. Seperti kita ketahui, Australia diberitakan oleh intelligence leaker Edward Snowden, bahwa Australian Signals Directorate telah menyadap beberapa tilpon pejabat senior Indonesia termasuk Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Kini harian New York Times edisi 15 Februari 2014 memberitakan bocoran dokumen Snowden tentang penyadapan oleh Australian Signal Directorate (ASD) terhadap Firma Hukum di AS yang mewakili Indonesia dalam urusan sengketa perdagangan. Marty menyindir AS bahwa perbaikan dan pendekatan yang dilakukan secara konkrit dapat meningkatkan hubungan kedua negara. Kegiatan spionase (mata-mata) justru tidak produktif.
Dokumen Snowden menyebutkan bahwa ASD menyadap Firma Hukum di AS dalam sengketa antara pemerintah Indonesia dengan AS. Dokumen Snowden bulan Februari 2013 menyebutkan staf ASD menawarkan informasi kepada perwakilan NSA di Canberra, "Biro hukum tidak diidentifikasikan , tetapi Mayer Brown , sebuah perusahaan yang berbasis di Chicago dengan praktek global , kemudian memberikan saran kepada pemerintah Indonesia mengenai isu-isu perdagangan." Buletin yang dibocorkan Snowden menyatakan bahwa badan intelijen di Australia telah mampu memonitor semua pembicaraan dan menyediakan intelijen yang sangat berguna bagi yang berkepentingan.
Menurut NYT, NSA menolak berkomentar tentang bocoran penyadapan itu, termasuk apa isi informasi yang melibatkan firma hukum Amerika bersama dengan pejabat perdagangan Amerika Serikat atau negosiator. Menurut hukum di AS, NSA dilarang melakukan penyadapan baik bisnis , firma hukum dan organisasi lain yang berbasis di Amerika Serikat , untuk pengawasan tanpa surat perintah , dan para pejabat intelijen telah berulang kali mengatakan NSA tidak menggunakan layanan mata-mata mitranya dalam apa yang disebut aliansi Five Eyes - Australia , Inggris , Kanada dan Selandia Baru. Akan tetapi seperti yang dilakukan di Eropa, NSA membiayai badan intelijen Inggris GCHQ untuk memonitor negara-negara lainnya. Kelihatannya ini yang terjadi di dalam negeri AS sendiri, ASD menyadap warga AS dan memberikan info intelijen kepada NSA. Jadi NSA mendapat info dengan tangan yang bersih.
Australian Defense Force dalam sebuah pernyataan publik mengatakan bahwa dalam mengumpulkan informasi untuk mendukung kepentingan nasional Australia , badan-badan intelijen dibatasi dengan ketentuan hukum , termasuk ketika mereka terlibat dengan counterparts. Dokumen bocoran Snowden mengungkapkan rincian kerjasama antara Amerika Serikat dan Australia, saling berbagi fasilitas dan intelijen yang sangat sensitif, termasuk upaya untuk memecahkan enkripsi dan mengumpulkan lalu lintas telepon di Indonesia . Disimpulkan oleh pengamat di AS, kedua negara memiliki kepentingan perdagangan dan keamanan di Indonesia, di mana terdapat kelompok-kelompok teroris yang mengancam Barat.
Dalam kasus spesifik buletin ASD ini, menyangkut dua isu yang melibatkan ekspor rokok kretek Indonesia. Pemerintah Indonesia memprotes ke Organisasi Perdagangan Dunia tentang larangan penjualan rokok di Amerika Serikat, dengan alasan bahwa rokok menthol yang diekspor belum memenuhi standard pembatasan di bawah undang-undang antirokok Amerika. Nilai perdagangan setahun berkisar US$ 40 juta. Sementara masalah kedua adalah sengketa ekspor udang Indonesia ke AS yang dikatakan oleh pihak AS, udang dijual dengan harga dibawah harga pasaran. Nilai ekspor setahun dari udang mencapai US$ 1 milyar.
Presiden Obama selalu menegaskan bahwa fokus penyadapan adalah ancaman teroris, akan tetapi menurut dokumen Snowden, dalam beberapa bulan dari dokumen yang dibocorkan, badan intelijen secara rutin melakukan penyadapan terhadap negosiasi perdagangan , komunikasi dari para pejabat ekonomi di negara-negara lain dan bahkan perusahaan-perusahaan asing. Sebuah bukti adanya penyelewengan lagkah dari arahan presidennya.
Dalam pertemuan kedua Menlu di Pejambon, Menlu Kerry mengatakan bisa memahami keprihatinan di pelbagai dunia atas isu penyadapan. Dikatakannya,"Kami menganggap serius isu ini, untuk itu Obama menggariskan beberapa reformasi terkait. Kami yakinkan kepada dunia bahwa hak mereka akan terus dilindungi. Kita juga memanfaatkan perangkat ini untuk mencegah terorisme. AS tidak mengumpulkan intelijen dalam persaingan perdagangan dan komersial. "Kerry juga membantah penyadapan yang dilakukan AS untuk menyasar pengguna telpon seluler di Indonesia. Presiden Obama akan melindungi hak pribadi seseorang, dan sudah memerintahkan dilakukannya reformasi di tubuh NSA.
Seperti pernah penulis sampaikan dalam artikel terdahulu, NSA dan Australia bersama-sama mengoperasikan fasilitas SIGINT (signal intelligence) yang besar di Alice Springs , Australia , dimana setengah dari stafnya adalah orang Amerika yang juga bertindak sebagai mentor. NSA dan ASD bekerja sama pada upaya untuk menerjemahkan enkripsi. Sebuah memo tahun 2003 dari bocoran Snowden menjelaskan bagaimana mereka terus berupaya memecahkan enkripsi yang digunakan oleh angkatan bersenjata dari sekitar Papua Nugini (termasuk Indonesia).
NYT juga menayangkan hasil bocoran dari Snowden, bahwa kerjasama intelijen AS-Australia di fokuskan ke wilayah Asia, dimana China serta Indonesia yang mendapat perhatian sangat khusus. China diprediksi i akan menjadi lawan dan ancaman pada masa mendatang, sementara fokus ke Indonesia disebutkan karena terdapatnya jaringan teroris yang pernah membom Bali dan mengakibatkan tewasnya 202 orang. NSA mendapat akses dari ASD untuk memonitor Indosat (dokumen Snowden Tahun 2012), termasuk para pejabat negara diberbagai kementerian serta penyadapan dokumen.
Juga disebutkan (menurut dokumen yang dibocorkan) pada Tahun 2013, bahwa intelijen Australia memiliki 1,8 juta kunci utama yang dienkripsi , digunakan untuk melindungi komunikasi pribadi dari jaringan telepon seluler Telkomsel di Indonesia dan mengembangkan cara untuk mendekripsi hampir semua komunikasi yang di enkripsi.
Perdana Menteri Australia Tonny Abbott dalam sebuah wawancara dengan radio ABC, mengatakan bahwa pemerintah Australia tidak akan memberikan komentar langsung pada masalah-masalah intelijen, Abbott menegaskan "Australia does need to have a strong intelligence operation." Dia membantah mengumpulkan data intelijen untuk kepentingan komersial. Abbott menekankan, bahwa meskipun Indonesia menyampaikan protes keras, dia tetap percaya bahwa hubungan Indonesia-Australia merupakan sesuatu yang akan semakin menguat. “I am confident that our relationship is going to go from strength to strength,"katanya.
Dalam hal membicarakan masalah penyadapan intelijen, yang pasti pejabat dari negara penyadap tidak bisa kita percayai begitu saja, karena dipastikan ada hal yang mereka tutupi. Pada kenyataannya, dokumen yang dibocorkan terus mengungkapkan penyadapan dari masa ke masa dan PM Australia terus membantah menyadap dan menyatakan hubungan dengan Indonesia tetap berjalan baik.
Kini pernyataan Menlu Marty yang keras, serta belum dikembalikannya Dubes RI ke pos Canberra, menunjukkan bahwa Indonesia telah men down grade hubungan diplomatik dengan Australia. Memang sulit membuktikan secara faktual tindak penyadapan, tetapi bukti terus dilempar oleh Snowden.
Kesimpulannya, posisi tawar Indonesia kini jelas berada diatas Australia, karena kejahatan spionase berupa penyadapan dilakukan oleh Australia. Karena itu posisi down grade sebaiknya dipertahankan, bahkan apabila perlu derajat Kedubes RI di Canberra lebih diturunkan lagi. Sudah pasti Indonesia terus mereka sadap, tanpa bisa diatasi, karena itu, Indonesia harus lebih meningkatkan kesadaran sekuriti, hanya itu cara atau counternya. Biarlah waktu yang akan menentukan akan melunak atau tetap bertahan Australia itu, bola panas sudah berada ditangan mereka.
Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalan intelijen.net
Artikel terkait :
-Awas, Intelijen AS dan Inggris Memonitor Android, iPhone, Twitter, YouTube, Angry Birds dll, http://ramalanintelijen.net/?p=7968
-Indonesia kini Marah Besar Kepada Australia, http://ramalanintelijen.net/?p=7693
-Ibu Ani Yudhoyono,Target Operasi Utama Intelijen Australia, http://ramalanintelijen.net/?p=7835
-Konsep Strategis AS dan Kekaisaran Intelijen-Penyadap Presiden SBY, http://ramalanintelijen.net/?p=7166
-Intelijen Inggris Menyadap Presiden SBY di G-20, http://ramalanintelijen.net/?p=7140 .
[google-translator]