Waspadai Tiga Bom Menjelang Pemilu 2014

20 January 2014 | 1:55 pm | Dilihat : 775

Ilustrasi Bom (internasional.kompas.com)

Pelaksanaan Pemilu Legislatif terhitung mulai hari ini tersisa 76 hari lagi, dimana partai-partai politik semakin gencar mencoba menarik konstituen agar memilih parpolnya. Bermacam cara agar mereka mampu memenangkan perolehan suara, termasuk upaya agar capres yang diusung dapat terpilih. Tetapi disamping upaya agar sukses, apakah para elit sudah mewaspadai adanya potensi tiga buah bom yang sewaktu-waktu akan meledak? Bom yang dimaksud adalah,  pertama, permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang didaftarkan ke MK  oleh Yusril Ihza Mahendra, kedua masalah Hambalang dan ketiga masalah Century Gate.

Sering kita tidak menyadari, bak serangan teror, sebuah bom meledak dan setelah itu baru para pejabat beramai-ramai menjadi sibuk. Dalam pengertian kata,  bom adalah alat rekayasa manusia yang  menghasilkan ledakan dan dapat  mengeluarkan energi yang besar dan cepat. Ledakan bom dapat menyebabkan kehancuran dan kerusakan terhadap benda mati dan benda hidup disekitarnya, yang diakibatkan oleh pergerakan tekanan udara dan pergerakan fragmen-fragmen yang terdapat di dalam bom, maupun serpihan fragmen benda-benda disekitarnya.

Bom juga dapat membunuh manusia dengan hanya suara yang dihasilkan dengan kerasnya. Bom telah dipakai selama berabad-abad dalam peperangan konvensional maupun non-konvensional. Kini para teroris banyak menggunakan bom rakitan dalam rangka aksi terornya.

Mari kita lihat kondisi psikologis rakyat Indonesia. Dalam bulan Januari 2014 ini rakyat Indonesia mendapat ujian dan cobaan dengan terjadinya beberapa bencana alam. Diantaranya adalah meletusnya gunung Sinabung, dan ekstrimnya cuaca, sehingga terjadinya banjir di beberapa daerah. Banjir di Sulawesi Utara bak Tsunami, di susul dengan banjir besar di Ibukota Jakarta dan kini di Ciasem, Pamanukan, Subang. Banjir menyebabkan kelumpuhan aktivitas masyarakat dan terganggunya kehidupan, karena mereka harus mengungsi disamping terganggunya arus transportasi. Dalam kondisi tersebut, masyarakat  menjadi kesal dan otomatis timbulah stress dan akan menjurus kearah frustrasi.

Apakah kita sadar bahwa stress masyarakat merupakan sebuah ancaman? Jakarta adalah barometer Indonesia, karena itu kita seharusnya lebih waspada apabila masyarakat Jakarta menghadapi stress. Banyak kemungkinan yang dapat timbul (Jatuhnya pemerintahan Pak Harto karena solidnya gerakan anti Pak Harto di Jakarta). Terlebih lagi kemudian disusul dengan terjadinya banjir di daerah lain. Menurut ramalan Badan Metereologi dan Geofisika prediksi hujan akan terus mengguyur Jakarta pada dua bulan ke depan. Musim hujan akan berakhir pada awal Maret 2014. Ini berarti stress masih akan menghantui masyarakat banyak.

Dari sejarah perjalanan bangsa ini sepuluh tahun terakhir,  konflik sesama penduduk sangat mudah terjadi, baik konflik antar kampung, antar anggota TNI-Polri, antar pelajar, antar politisi, elit dan berbagai strata lainnya. Memang yang terjadi adalah konflik horizontal baik dikalangan bawah, midle class dan elit. Penduduk belum siap menerima sebuah perbedaan, hingga konflik fisik sangat mudah terjadi, masyarakat mudah terbakar emosinya dan mudah terpengaruh.

Nah, terkait dengan masalah uji materi UU Pemilu Nomor. 42/2008, apabila Mahkamah Konstitusi mengabulkannya, keputusannya adalah pelaksanaan pileg dan pilpres akan dilaksanakan bersama-sama, kedua persyaratan ambang batas pengajuan capres dan cawapres  (presidential threshold) akan ditiadakan. Ini adalah sumber konflik, akan terbentuk dua kubu, yang setuju dan yang mendukung. Kubu-kubu akan terbentuk diantara parpol papan atas (PDIP,Golkar) dengan parpol lainnya yang mendukung uji materi Yusril.

Bahaya yang sebaiknya dicermati adalah konflik kepentingan politik bisa sewaktu-waktu bergeser menjadi konflik fisik sebagaimana kasus-kasus lainnya yang tidak prinsip. Masalah pemilu dan pileg adalah masalah prinsip kader dan simpatisan parpol, menyangkut militansi, fanatisme serta kepentingan baik kelompok maupun perorangan. Sekali saja ada pencetus (detonator) maka bangsa ini harus siap menghadapi kerusuhan dan chaos.

Penguat konflik lainnya adalah masalah Hambalang. Kini sebagian besar elit yang ditangkapi KPK adalah para tokoh dari Partai Demokrat, the rulling party. Bagaimana apabila kemudian masalah ini merembet lebih luas lagi? Ini menyangkut soal kredibilitas, semua dan siapa saja bisa dekat dan dapat dengan  mudah disentuhkan ke Hambalang.

Kasus lain yang juga perlu diwaspadai adalah masalah Century Gate, dimana semakin lama pemberantasan korupsi menjadi semakin berani dan lebih terbuka. Sekali saja level atas tersentuh, maka semua akan menjadi kisruh, saling membela diri. Yang jelas tidak ada seorangpun yang kini mau disalahkan dan masuk penjara sendiri. Mereka saling menyebut nama lainnya.

Nampaknya teori Hasan Hambali (2005)  terbukti bahwa sumber korupsi menyangkut dua hal, yaitu "Kekuasaan Kelompok Kepentingan dan Hegemoni Elit." Kekuasaan kelompok kepentingan cenderung lebih berwawasan politik, hegemoni elit lebih berkait dengan ketahanan ekonomi. Piranti korupsi umumnya menggunakan perlindungan politis dan penyalahgunaan kekuasaan. Dengan demikian maka dua masalah besar, baik Hambalang maupun Century yang dapat diperkirakan akan dapat menyentuh demikian banyak orang.

Nah, dari tiga masalah yang penulis sebutkan diatas, dengan teori the worst condition, apakah yang akan dilakukan oleh pemerintah. Yang jelas harus mengatasi kemungkinan terjadinya konflik ataupun chaos, apakah cukup dengan pengerahan aparat keamanan? Polri dan TNI akan diturunkan ke lapangan? Penulis perkirakan tidak akan cukup. Disinilah pemerintah harus bersikap tegas dalam mengatasi situasi terburuk.

Langkah yang sebaiknya dipikirkan jauh hari sebelumnya, karena apabila tidak, maka akan timbul kecurigaan terhadap pemerintah. Konflik akan dapat berubah dari horizontal menjadi vertikal. Konflik di Suriah merupakan contoh bahwa konflik vertikal tidak terselesaikan bertahun-tahun sehingga meluluh lantakkan negara yang sangat agamis tersebut. Ini semua bila kita simak disini bisa berawal dari bom pertama yaitu tentang uji materi itu.  Kisruh, konflik dan chaos menurut penulis sangat tidak kita harapkan menjelang 9 April 2014.  Lantas?

 

Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

 

Artikel terkait :

 

-Konflik Suriah, Sebuah Pelajaran dalam Berbangsa dan Bernegara, http://ramalanintelijen.net/?p=5523

-Menilai Kerusuhan dan Peran Intelijen (BIN), http://ramalanintelijen.net/?p=4810

-Setelah Mesuji, Bentrok Bergeser ke Bima, Kenapa?, http://ramalanintelijen.net/?p=4645

- Presiden SBY dan Beratnya Memberantas Korupsi (http://ramalanintelijen.net/?p=4466)

- Seberapa Besar Kemampuan Abraham Samad? (http://ramalanintelijen.net/?p=4410 )

- Berat Memang Memberantas Korupsi (http://ramalanintelijen.net/?p=3794 )

- Korupsi di Indonesia; Suap, Mafia dan Faksionalisme, KKN, Terorganisir dan Sistem, http://ramalanintelijen.net/?p=7554

 

 

 

 

 

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.