Santoso Pimpinan Teroris Poso kembali muncul di Youtube
21 October 2013 | 3:53 am | Dilihat : 1910
Santoso alias Abu Wardah (sumber : makassartv.go.id)
Salah satu tokoh teroris dari Poso, Santoso alias Abu Wardah kembali muncul di Youtube. Penampilan di Youtube berjudul MIT Media, Hadiah 'Ied Risalah Kepada Umat Islam, tercatat diposting atas nama Zhia Anggraeini pada tanggal 16 Oktober 2013. Dituliskan juga, "Mojahideens in Eastern Indonesia, Mujahidin Indonesia Timur." Dalam video yang berdurasi 7 menit 34 detik itu, Santoso mengaku sudah setahun sudah bergerilya menyusuri lembah dan dia juga mengaku selama ini hanya sebagai kambing hitam.
Kapolres Poso AKBP Susnadi menghimbau kepada masyarakat agar tidak terpangaruh dengan seruan Santoso yang di sampaikan lewat media sosial apapun. Selain dalam bentuk video seruan dalam bentuk lembaran juga ditemukan oleh polisi telah beredar di masyarakat khususnya di Desa Uweralulu, Dusun Tamanjeka. Dalam selebaran tersebut Santoso mengimbau kepada antek-antek Densus 88 atau Banpol untuk segera bertaubat. Bahkan seruan tersebut juga ditujukan kepada warga untuk tidak membantu atau memberikan informasi kepada Densus 88.
Kapolres Poso menjelaskan bahwa Santoso alias abu wardah telah diangkat oleh pengikutnya sebagai Panglima Mujahidin Indonesia Timur yang berpusat di Poso. Mereka terlibat serangkaian penbunuhan dan penembakan terhadap polisi dalam kurun dua tahun terakhir di Poso dan Makassar. Saat ini kelompok mereka terpecah menjadi dua di bawah pimpinan Santoso dan Daeng Koro. Kelompok Santoso bergerilya di hutan-hutan Poso sementara kelompok Daeng Koro berbaur dengan masyarakat di pedesaan.
Kemunculan Santoso dalam laman Youtube merupakan yang kedua kalinya, yang pertama video yang diunggah di Youtube dengan judul "Seruan01" diunggah oleh akun Al Himmah pada 6 Juli 2013 berdurasi 6 menit 2 detik. Setelah postingan ini dihapus dari youtube, kemudian muncul di situs jihad internasional dengan mengatas namakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu diposting pada hari Rabu (10/7/2013) pukul 01.27 PM. Video berjudul Risalah Untuk Umat Islam Poso.
Di akhir postingan, terdapat pesan “Jangan lupakan ikhwan antum yang berjihad dalam doa kalian, Dari Ikhwah Kalian di Divisi Media Mujahidin Indonesia Timur.”
Melihat keberanian kemunculan Santoso dalam youtube, menunjukkan bahwa kelompok teroris semakin sadar bahwa jejaring sosial dan media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan mereka. Kemajuan teknologi informasi memang sebaiknya terus dipantau dan dikuasai oleh aparat keamanan. Pengaruh jejaring seperti youtube tidak dpat disepelekan, terbukti dalam kasus pernyataan Rahmad dalam memberitakan Profesor Subur yang dijemput BIN, telah membuat geger pejabat tinggi negara hingga sampai presiden.
Yang perlu diwaspadai oleh aparat keamanan, informasi menyesatkan yang diposting melalui internet harus diawasi, karena dimasa mendatang internet akan merupakan sarana komunikasi tercepat dan termudah. Pengguna internet terus meningkat tajam. Dari hasil Survei Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APII), pengguna internet di Indonesia; Tahun 2012, 63 juta (24,23% populasi), tahun 2013, 82 juta ( 30%), dan diperkirakan tahun 2015 akan mencapai 139 juta.
Teroris sudah bermain di internet, jangan lengah dan diabaikan, belum lagi para penjahat lainnya. Sebuah catatan, Polisi harus tetap waspada terhadap kemungkinan terulangnya serangan perorangan terhadap aparatnya seperti yang terjadi sejak bulan Juli lalu, mengakibatkan empat anggota Polri tewas ditembak. Keinginan balas dendam Santoso akan terus ditularkan kepada para pengikutnya, jelas ini belum reda. Peluang munculnya serangan menurut penulis masih ada.
Aparat pemerintah sebaiknya memanfaatkan para pengguna internet dalam katagori baik sebagai early warning bagi aparat pemerintah. Amerika Serikat sebagai negara besar kini demikian khawatir dengan perang masa depan, yaitu perang dunia maya. Hingga merekapun memberikan dana sangat khusus kepada NSA yang kabarnya setahun mencapai USD 42 milyar. Bagaimana Indonesia, sudahkah terfikirkan kepada kita menanggulangi ancaman masa depan ini?
Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net