Menyedihkan, dalam Lima Hari 232 Pemudik Tewas
7 August 2013 | 8:10 pm | Dilihat : 395
Pemudik bersepeda motor kecelakaaan (foto: nasional.news.co.id)
Mabes Polri merilis berita yang menyedihkan, hingga hari H-2 korban yang tewas dalam arus mudik Lebaran mencapai jumlah 232 jiwa. Kabagpenum Polri, Kombes Pol Agus Rianto di Mabes Polri, Rabu (7/8/2013) menjelaskan. "Sejak operasi ketupat dijalankan hingga H-2 kemarin, tercatat ada 232 orang yang tewas karena kecelakaan," jelasnya.
Agus selanjutnya menjelaskan, dari data yang masuk ke Mabes Polri, telah terjadi 1.124 kecelakaan selama arus mudik berlangsung. Selain korban meninggal, tercatat 352 korban menderita luka berat. Menurutnya, penyebab kecelakaan paling banyak karena faktor kelelahan. Menurunnya konsentrasi pengendara menjadi sebab utama terjadinya kecelakaan. "Sebagian besar kecelakaan karena faktor kelelahan dan ngantuk," tegasnya.
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Ronny Sompie, meski korban kecelakaan lalu lintas meningkat, bila dibandingkan dengan angka kecelakaan Lebaran tahun lalu, terjadi penurunan. Dari data Kadiv Humas, operasi ketupat dilaksanakan sejak H-6. Mayoritas kecelakaan disebabkan kelelahan fisik pada saat mengemudi, sehingga para pengemudi kurang konsentrasi. Dari data penyebab kecelakaan, 184 diantaranya disebabkan oleh pengemudi yang mengantuk, menurut catatannya hingga H-3 terjadi penurunan korban yang tewas. Faktor lainnya, seperti tidak menjaga jarak antar kendaraan sebanyak 104 kasus, melanggar batas kecepatan 75 kasus, meminum minuman beralkohol 20 kasus dan melanggar lampu lalu lintas ada 15 kasus.
Ronny menambahkan total jumlah kecelakaan, mayoritas melibatkan sepeda motor. Pada H-4 saja, dari 337 kasus kecelakaan melibatkan 427 kendaraan, 294 di antaranya sepeda motor. Demikian pada H-3, dari 458 kendaraan yang yang terlibat 383 kecelakaan, 309 di antaranya sepeda motor. "Jadi kami lihat peran dari sepeda motor cukup banyak terhadap kasus-kasus kecelakaan lalu lintas," katanya.
Mudik Bersepeda Motor yang Berbahaya
Tradisi berlebaran di kampung halaman diyakini merupakan keharusan, menyangkut norma, budaya serta adat istiadat. Perjalanan yang pada awalnya menggunakan transportasi umum, pada akhirnya bergeser dengan menggunakan kendaraan pribadi. Penyebabnya, karena jumlah pemudik meningkat pesat, karena pencari kerja di kota-kota besar juga meningkat. Sebagai akibatnya, transportasi umum tidak mampu mengatasi ledakan pemudik disamping biaya menjadi lebih mahal. Pada akhirnya para masyarakat mengambil keputusan pendek, mereka menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor.
Para pemudik yang bersepeda motor mestinya faham bahwa sepeda motor dengan cc kecil bukanlah moda transportasi jarak jauh, tetapi ilmu nekat karena tidak adanya pilihan lain mereka memutuskan dengan pertimbangan praktis. Disamping itu kita melihat di media, kondisi jalan utama arus mudik di Pulau Jawa tetap amburadul, walaupun terus diperbaiki. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengungkapkan, dari 1.300 km-an jalan negara di jalur pantura, baru 229 km saja yang sudah dibeton. Jalan beton dinilai lebih kuat dibandingkan dengan jalan aspal mengingat kontur jalanan yang kebanyakan labil. Anggaran perbaikan jalan pantura sekitar Rp 2,8 triliun tiap tahun.
Kementerian Perhubungan memperkirakan pergeseran arus penumpang tahun 2013 diperkirakan berjumlah 17,39 juta orang yang menggunakan angkutan umum, baik menjelang maupun setelah Lebaran. Jumlah ini bertambah sekitar 4,5% dari pemudik angkutan umum tahun lalu yang mencapai 16,64 juta orang. Menurut Kapuskom Kemenhub, Bambang S Ervan, terbanyak pemudik menggunakan bus 6,22 juta orang, angkutan penyeberangan 3,33 juta orang, kereta api 2,79 juta orang, kapal laut 1,28 juta orang, dan pesawat 3,75 juta orang.
Menurut data Kemenhub, para penunggang motor terus meningkat dari tahun ketahun. Pada tahun 2003 (0,71 juta), 2004 (0,79juta), 2005 (1,29juta), 2006 (1,86 juta), 2007 (2,12 juta), 2008 (2,5 juta), 2009 (3,146 juta), 2010 (3,617 juta). Data Polda Metro Jaya, 2011 (2.468 juta), 2012 (2,807 juta).
Tahun ini diperkirakan yang menggunakan sepeda motor mencapai 3,03 juta motor atau naik sekitar 8,15% dari tahun 2012. “Dan 70% kecelakaan lalu lintas, korbannya adalah pengendara sepeda motor,” kata Menteri Perhubungan EE Mangindaan.
Dalam mengantisipasi tingginya tingkat kecelakaan dan banyaknya pemudik yang tewas, Kemenhub telah berusaha mengusahakan mudik gratis bagi pengemudi sepeda motor. Kapuskom Bambang menjelaskan, Kemenhub mengajukan anggaran subsidi angkutan Rp 124 miliar. Namun, pihak DPR hanya menyetujui Rp 25 miliar. Anggaran itu akan habis dipakai untuk mengangkut pemudik dengan menggunakan tiga moda, darat, kereta api, dan melalui laut. Ditjen Perhubungan Darat mendapat jatah Rp 8,9 miliar, Ditjen Perhubungan Laut Rp 7,45 miliar dan Ditjen Kereta Api dijatah Rp 8,64 miliar. Anggaran itu seluruhnya untuk mengangkut pemudik bersepeda motor secara gratis. Menurutnya, dengan anggaran tersebut, diharapkan mampu mengangkut 216.705 pemudik bersepeda motor.
Dari beberapa fakta tersebut, nampaknya Kemenhub pada tahun ini sudah mencoba mengantisipasi penderitaan rakyat kecil yang naik sepeda motor, yang memang sudah menjadi tugas pejabat terkait yang mesti memikirkan rakyatnya. Penulis sejak tahun 2008 telah membuat artikel tentang mudik, karena prihatin dengan korban pemudik bermotor itu. Sepeda motor kini adalah alat transportasi yang mudah didapat serta terjangkau. Menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pertumbuhan penjualan sepeda motor dalam rentang 2002-2011, mencapai angka rata-rata 19,15%. Dan dalam sepuluh tahun terakhir, penjualan sepeda motor menyentuh angka mengejutkan yakni 50,7 juta unit.
Para pejabat terkait memang harus mewaspadai, pemilik serta penunggang sepeda motor diperkirakan akan terus meningkat dan jumlahnya sangat fantastis. Apabila tidak disiapkan strategi dan langkah yang tepat, korban-korban saat lebaran akan terus berjatuhan. Harus diakui salah satu penyebabnya karena belum maksimalnya transportasi publik dalam mendukung mobilitas masyarakat. Transportasi umum dianggap mahal, tidak nyaman, tidak menjamin keselamatan, dan tidak praktis. Sebaliknya, sepeda motor dianggap bisa memenuhi kekurangan itu semua. Sekalipun, mereka sadar adanya risiko cukup tinggi berupa kecelakaan yang dapat mengakibatkan korban jiwa, resiko itu mereka tetap akan ambil. Inilah pekerjaan rumah para pejabat terkait yang mesti dipikirkan.
Yang heran dari informasi Kemenhub, dalam mengantisipasi arus bersepeda motor, mengapa DPR sebagai wakil rakyat hanya menyetujui 1/5 anggaran yang diajukan Kemenhub? Dari Rp 124 milyar, hanya disetujui Rp 25 milyar. Bukankah itu uang rakyat dan sebaiknya dikembalikan bukan hanya untuk kesejahteraan rakyat, tetapi menyelamatkan rakyat. Bahkan saran penulis dalam artikel terhadulu, pemerintah harus lebih serius menyikapi eksodus tahunan, mengapa tidak digratiskan saja transportasi umum milik pemerintah. Moda transportasi kereta api, kapal laut, bus digratiskan, toh hanya setahun sekali bukan?
Tapi, ya entahlah, siapa kini yang peduli?Dalam lima hari menjelang hari suci, yang penuh kegembiraan, jatuhnya korban tewas 232 jiwa, apa dianggap biasa?Jadi siapa pejuang nasib rakyat itu?Yah inilah negara dimana rakyat kecil memang harus tetap berjuang dan menjadi korban, walau hanya sekedar ingin bersujud kepada orang tuanya. Pemimpin diberitakan hanya meninjau tempat pemberangkatan pemudik. Gregetnya tidak ada. Yang perlu diingat, mereka (rakyat kecil itu) adalah konstituen yang sebenarnya dalam pemilu 2014 mendatang. Anda tidak peduli ya mereka akan tidak peduli.
Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Artikel terkait :
-Miris, Rakyat Mengantar Nyawa Saat Lebaran, http://ramalanintelijen.net/?p=375
-Eksodus Lebaran Yang Menakutkan, http://ramalanintelijen.net/?p=1554
-Mengantar Nyawa Saat Mudik Lebaran, http://ramalanintelijen.net/?p=3845
-Untuk Pak SBY, antara Tradisi Lebaran dan Bertarung Melawan Maut, http://ramalanintelijen.net/?p=5554
-Dalam 14 Hari, setara Satu Batalyon meninggal, http://ramalanintelijen.net/?p=5594