Amerika Kembali Diancam Al-Qaeda, termasuk di Jakarta?

6 August 2013 | 11:35 am | Dilihat : 1690

[google-translator]

Ilustrasi foto : republika.co.id

Perseteruan  antara Amerika Serikat dengan Al-Qaeda memasuki babak baru. Laporan intelijen AS menyebutkan adanya kemungkinan ancaman serius terhadap warga dan fasilitas AS di dunia. Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan travel warning di seluruh dunia, memperingatkan kemungkinan adanya serangan oleh teroris Al-Qaeda dan afiliasinya khususnya pada hari Minggu 4 Agustus lalu. Dalam rangka tindakan preventif dan pencegahan, kedutaan besar AS dan instalasi lainnya  khususnya di Timur Tengah dan Afrika Utara diperkirakan yang akan dijadikan target serangan tersebut.

Untuk membahas potensi ancaman serangan teroris, Gedung Putih mengatakan para pejabat diantaranya  Menteri Luar Negeri John F. Kerry, Menteri Pertahanan Chuck Hagel dan penasehat keamanan nasional Susan Rice berkumpul untuk membahas masalah tersebut. Selanjutnya dinyatakan, "Awal pekan ini, Presiden menginstruksikan tim Keamanan Nasional untuk mengambil semua langkah yang tepat untuk melindungi rakyat Amerika terhadap potensi ancaman yang terjadi di atau berasal dari Jazirah Arab," kata Gedung Putih.

Perkembangan awal informasi serangan dideteksi setelah terjadinya serangan dan kerusuhan dibeberapa penjara yang menahan tokoh-tokoh Taliban dan Al-Qaeda. Kerusuhan disebuah penjara di Pakistan pada hari Rabu (31/7) mengakibatkan lepasnya ratusan militan.  Pada tanggal 22 Juli 2013, dalam serangan bersenjata  terhadap Lapas Abu Ghraib di Irak menyebabkan sekitar 500 narapidana lepas melarikan diri, termasuk operator Al-Qaeda. Di Benghazi, Libya, lebih dari 1.000 narapidana berhasil melarikan diri dari penjara pada 27 Juli 2013.

Interpol menyarankan bahwa sejak Al-Qaeda diduga terlibat dalam beberapa insiden di penjara, negara-negara anggota harus waspada terhadap informasi yang mungkin menunjuk ke setiap koordinasi antara serangan, dan agar mengupayakan mencari para pelarian. Pada hari Jumat ((2/8/2013)  Interpol memperingatkan peningkatan  kewaspadaan kepada wisatawan AS diseluruh dunia,  bahwa jaringan teror Al-Qaeda mungkin akan merencanakan serangan pada bulan Agustus, khususnya di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Jenderal Martin Dempsey, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan kepada ABC News bahwa peningkatan kewaspadaan dan penutupan kedutaan adalah hasil dari "aliran ancaman signifikan yang lebih spesifik, dan dinilai serius," tegasnya. Menurutnya tujuan serangan sangat jelas,  adalah untuk menyerang Barat, bukan hanya kepentingan AS.

Sementara Departemen Luar Negeri lebih menegaskan , "Informasi saat ini menunjukkan bahwa Al-Qaeda dan organisasi-organisasi afiliasinya terus merencanakan serangan teroris baik di wilayah ini dan sekitarnya, dan bahwa mereka dapat memfokuskan upaya untuk melakukan serangan dalam periode antara sekarang dan akhir Agustus."

Interpol mencatat bahwa kekhawatiran gangguan keamanan tertinggi bertepatan dengan hari-hari terakhir Ramadhan, liburan Muslim yang semarak, mengatakan "Itu adalah waktu yang menarik bagi teroris." Minggu lalu adalah juga ulang tahun simultan pemboman kedutaan AS di Nairobi dan Dar es Salaam, Tanzania, tahun 1998, yang menewaskan lebih dari 200 orang. Dan peringatan serangan 11 September (911) terhadap WTC hanya beberapa minggu lagi.

Di Washington, analis di CIA, Pusat Kontraterorisme Nasional dan lembaga-lembaga lainnya terus menekuni sinyal, penyadapan dan data lainnya, untuk mencari petunjuk yang lebih spesifik. "Komunitas intelijen terus mencari informasi tambahan untuk memberikan wawasan yang lebih baik dan lebih spesifisitas berkaitan dengan ancaman yang ada," kata seorang pejabat intelijen senior AS kepada media.

Mengapa mendadak muncul ancaman serius terhadap AS? Operasi peniadaan para tokoh Al-Qaeda dan Taliban selama ini terus dilakukan oleh AS dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drones), yang dikendalikan oleh CIA.

Rep. Michael McCaul (R-Tex.), Ketua dari House Homeland Security Committee menyatakan "Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP, Al-Qaeda in the Arabian Peninsula) mungkin adalah ancaman terbesar bagi AS. Mereka faksi Al-Qaeda yang masih berbicara akan terus menyerang Barat dan memukul tanah air (Amerika). Jadi kita berada pada keadaan siaga tinggi," kata McCaul, dan dia  menekankan bahwa ancaman "sangat dekat."

Mengapa Yaman? Perwakilan Al-Qaeda di Yaman, yang tokohnya telah menjadi target diserang oleh Amerika dalam beberapa tahun terakhir, disimpulkan sangat mungkin untuk membalas  dendam tersebut. Mereka yang merupakan afiliasi dari Al-Qaeda kini menjadi kelompok teroris yang peling berpotensi melakukan serang, dibantu kelompok luar lainnya. Kelompok ini menyatakan bertanggung jawab atas kegagalan upaya meledakkan sebuah pesawat terbang dari Detroit pada hari Natal tahun 2009.

Kemungkinan Imbas Serangan ke Indonesia

Pada masa lalu, antara tahun 2002 s/2009 Indonesia telah menjadi ajang medan perang antara teroris dengan AS serta negara-negara Barat lainnya. Dari beberapa dokumen yang terungkap saat perencanaan serangan ke JW Marriott Jakarta, terungkap dua tokoh teroris asal Malaysia DR Azhari (Alm) dan Noordin M Top (Alm), menyebutkan target di Jakarta adalah Negara AS, Inggris, Australia dan Italy. Akhirnya yang dipilih adalah hotel Marriott dan Ritz Carlton sebagai simbol AS, serta Kedutaan Besar Australia. Target lainnya, Sekolah Internasional dan kantor City Bank Jakarta batal diserang.

Nah, kini dalam rangkaian informasi intelijen yang diterima oleh badan intelijen AS, Homeland security, CIA, FBI dan NSA, memang mereka menyatakan kemungkinan serangan lebih fokus ke Timur Tengah dan Afika Utara. Akan tetapi sebaiknya pemerintah dan aparat keamanan di Indonesia juga waspada, karena bukan tidak mungkin Al-Qaeda atau organiosasi afiliasinya bisa saja menyerang di Indonesia dimana kasus pemboman pernah terjadi disini.

Kini, didalam penjara di tanah air masih ditahan beberapa nama besar pelaku teror yang pernah mengikuti pendidikan di Afghanistan, mereka umumnya dahulu tergabung dalam kelompok Jamaah Islamiyah. Misalnya Abu Tholud yang dihukum 8 tahun penjara, dia adalah inisiator pembentukan Al-Qoidah Serambi Makkah bersama Amir Abu Bakar Ba’asyir (ABB) yang dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (16/6/2011), divonis 15 tahun penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuduhan terlibat terorisme. Juga Tony Togar alias Indra Warman (tertangkap dan divonis 20 tahun),  yang juga merupakan eks peserta pelatihan militer di Jalin Jantho.

Selain itu tercatat nama Fadli Sadama (tertangkap di Malaysia), dipenjara dan berhasil melarikan diri dari Tanjung Gusta beberapa waktu lalu, terlibat perampokan CIMB Niaga Medan. Terungkap bahwa uang hasil dari merampok tersebut akan digunakan untuk mendanai teror untuk menyerang aset-aset asing beserta warga negara asing  yang berada di wilayah Pekanbaru dan Lampung. Nama besar lainnya yang kini dipenjara adalah Umar Patek, anggota Jemaah Islamiyah, diyakini menjabat sebagai asisten koordinator lapangan pada saat pemboman klub malam di Bali, Indonesia pada 2002, yang menewaskan 202 orang, termasuk tujuh warga negara AS. Patek adalah ekstraksi Arab Jawa.

Selain yang tertangkap, ada tokoh yang kini masih bebas dan dinilai sangat berbahaya. Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud, menurut catatan NCTC (National Counter Terrorism Center), Zulkarnaen adalah salah satu tokoh Al-Qaeda di Asia Tenggara dan merupakan salah satu dari sedikit orang di Indonesia yang memiliki kontak langsung dengan jaringan teror Osama Bin Laden.

Dia salah satu dari militan Indonesia pertama yang pergi ke Afghanistan untuk pelatihan  menjadi ahli  sabotase. Zulkarnaen diketahui memimpin sepasukan Laskar Khos disebut militan, atau "pasukan khusus," yang anggotanya direkrut dari sekitar 300 orang Indonesia yang dilatih di Afghanistan dan Filipina Zulkarnaen adalah anak didik Abdullah Sungkar, pendiri JI dari pesantren Al-Mukmin dimana Zulkarnaen dan militan senior lainnya mengikuti pendidikan. Kepala Zukarnaen dihargai oleh pemerintah AS USD 5 juta.

Zulkarnaen, yang nama aslinya adalah Aris Sumarsono juga disebut Daud oleh sesama kelompok militan. Pejabat intelijen AS dan pejabat Indonesia menyatakan bahwa Zulkarnaen menduduki jabatan sebagai kepala operasi  Jemaah Islamiyah (JI) setelah  Riduan Isamuddin (Hambali) ditangkap di Thailand. Dia diyakini telah membantu mengatur pertempuran di kepulauan Maluku pada 1990-an. Dia diyakini sebagai pemimpin tim elit yang membantu melaksanakan serangan bom bunuh diri di Hotel JW Marriott Jakarta yang menewaskan 12 orang pada tahun 2003 dan membantu mempersiapkan bom yang menewaskan 202 orang di Bali tahun 2002.

Para tokoh yang masih dipenjara dan yang belum tertangkap bukan tidak mungkin masih berhungan, mengingat dari beberapa kasus di Lapas, para bandar Narkotika juga terungkap mempunyai alat komunikasi. Dari beberapa informasi sejak 2009, memang telah terjadi pergeseran target teroris, mereka tidak menyasar AS dan negara Barat, tetapi lebih fokus menyerang polisi yang disebut sebagai thagut.

Informasi AS dan Barat lainnya kembali menjadi target sebenarnya terungkap saat penangkapan kelompok teror yang menamakan dirinya Haraqah Sunny untuk Masyarakat Indonesia (HASMI) dengan  pimpinan jaringan  adalah Abu Hanifah (sudah tertangkap di Solo). Menurut Kadiv Humas Polri (saat itu Irjen Pol Suhardi Alius), menjelaskan,  "Orientasi kelompok ini adalah Konsulat Jendral Amerika di Surabaya, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Plaza 89 di depan Kedutaan Besar Australia di mana ada Kantor Freeport di sana, dan Mako Brimob di Jalan Srondol, Jawa Tengah," katanya.

Dari fakta penyerangan fasilitas AS dan negara Barat lainnya, serta masih adanya tokoh teror yang bebas, serta adanya dokumen ancaman terhadap fasilitas AS, nampaknya kewaspadaan terhadap keamanan Kedutaan Besar perlu ditingkatkan. Kelabihan kelompok teror menurut teori perang karena inisiatif ditangan mereka, sehingga dengan langkah desepsi, mereka sulit dijejaki. Peledakan terahir terhadap Vihara Ekayana adalah bukti, mereka bisa menyerang target apapun.

Kini diperlukan kesadaran bersama bahwa antisipasi Polri dan BNPT dalam menghadapi ulah terorisme saja tidak cukup, law enforcement tidak bisa menyelesaikan masalah terorisme. Yang dibutuhkan adalah kesadaran dan keterlibatan masyarakat sebagai early warning. Para tokoh (key informal individual) perlu dilibatkan untuk menyadarkan mereka yang sudah terkontaminasi.

Kekerasan bersenjata tidak cukup menyelesaikannya, Amerika dengan teknologi tingkat tinggi (drones) memang berhasil membunuh para tokoh teror termasuk Osama bin-Laden, tetapi kini terbukti jaringan Al-Qaeda serta organisasi afiliasinya kembali menyuarakan ancaman keras yang meresahkan dan mengusik rasa aman warga AS. Terorisme belum selesai bagi AS, bahkan kini muncul ancaman baru Home Grown Terrorism. Kita berdoa semoga tidak ada fasilitas asing kembali diserang di tanah air, yang pasti kita tidak suka Indonesia kembali menjadi ajang tempur mereka.

Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Artikel Terkait :

-Bom di Vihara Ekayana untuk Solidaritas Rohingya?, http://ramalanintelijen.net/?p=7179

-Mencermati Bom Panci Rajapolah dan Teroris yang Tewas Ditembak, http://ramalanintelijen.net/?p=7070

-Fadli Sadama Napi Narcoterrorism Lolos dari Tanjung Gusta, http://ramalanintelijen.net/?p=7032

-Betapa Cerobohnya, 250 Batang Dinamit Hilang, http://ramalanintelijen.net/?p=7001

-Law Enforcement tidak Mampu Menyelesaikan Akar dari Terorisme, http://ramalanintelijen.net/?p=6881

-Teroris di Indonesia kembali menjadikan AS sebagai target, http://ramalanintelijen.net/?p=5856

-Umar Patek dan Teroris Indonesia yang Semakin Pintar, http://ramalanintelijen.net/?p=5474

-Pengadilan Terhadap Abu Bakar Ba’asyir dan Umar Patek, http://ramalanintelijen.net/?p=4892

-Abu Tholut Dijatuhi Hukuman 8 Tahun, http://ramalanintelijen.net/?p=4148

-Anwar Al-Awlaki Propagandis AS-Qaeda Tewas Disergap, http://ramalanintelijen.net/?p=4061

-Zulkarnaen, Dikejar Pemerintah AS Dengan USD 5 Juta, http://ramalanintelijen.net/?p=3896

-Kaitan Umar Patek Dan Al Qaeda, http://ramalanintelijen.net/?p=3869

                 
This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.