Kepala BNPT; 840 Teroris ditangkap, 60 ditembak mati
10 May 2013 | 10:13 am | Dilihat : 1602
[google-translator]
Tersangka Teroris Ditangkap (rimanews.com)
Sejak hari Rabu (8/5) masyarakat dikejutkan dengan operasi besar dari Densus 88 yang melakukan penyergapan kelompok teroris di beberapa kota di pulau Jawa, dan demikian ramai diberitakan media elektronik. Penyergapan terjadi dengan baku tembak selama 8 jam di daerah Bandung, dan tembak menembak juga berlangsung dalam penyergapan teroris si Kebumen. Dalam penyergapan di beberapa daerah tersebut, Menurut Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Kamis (9/5), sebanyak 20 orang terduga teroris telah ditangkap dan tujuh orang diantaranya tewas dalam kontak senjata.
Menanggapi penyergapan tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai mengatakan dalam kurun waktu 13 tahun sudah 840 orang pelaku teror di Indonesia yang ditangkap, dimana sekitar 60 orang diantaranya ditembak mati di lokasi karena melawan petugas. Dikatakannya, masih ada kelemahan di perangkat perundang-undangan terkait pencegahan aksi terorisme.
“Mestinya kalau kita mau betul-betul memberantas terorisme, kegiatan-kegiatan awal yang memprovokasi terjadinya terorisme itu harus bisa kita hentikan dengan dasar hukum. Tapi dasar hukum untuk itu kita belum punya. Jadi dasar hukum kita untuk ini adalah yang paling lembek dalam menghadapi aksi teroris,” tegas Ansyaad.
Kronologis Penyergapan di beberapa Daerah
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Polisi Agus Rianto menjelaskan penggerebekan terduga teroris di kontrakan yang beralamat di RT 02 RW 08 Kampung Baturengat, Desa Cigondewah Hilir, Margaasih, Bandung, Jawa Barat merupakan hasil pengembangan penyelidikan atas tertangkapnya seorang terduga aksi teror berinisial WM alias Acum alias Dadan pada hari Selasa (7/5) pukul 15.30 WIB di Jalan Cipacing Bandung.
Dari penangkapan WM, diperoleh barang bukti berupa satu senjata api rakitan jenis browning, magazin (tempat peluru), 200 butir amunisi kaliber 38 spesial, 80 butir amunisi 9 mm, uang tunai, pisau, kamera, dan dua unit ponsel.
Penyergapan ke Cipancing berawal dari tertangkapnya Boim di Jakarta. Menurut Boy Rafli, dalam penggerebekan di Jakarta seperti di Meruya, Serpong, Pondok Aren dan Ciputat, serta di Tangerang, ditangkap lima orang bernama Faisal alias Boim, Endang, Agung, Agus Widharto, dan Iman. Lalu, berkembang kepada terduga teroris di kawasan Cipacing, Maksum. Dari keterangan Boim dan Maksum, dikembangkan ada beberapa kelompok teroris, baik di Tegal, Jawa Tengah, maupun di Batang dan Kebumen. Termasuk, penangkapan di Cigondewah, Kabupaten Bandung.
Dari tangan Boim diamankan sebuah pistol revolver. Faisal alias Boim terlibat dalam perampokan BRI di Lampung. Dia adalah anak buah dari Abu Roban (alias Bambang Nangka) alias Untung disamping Wagiono, Farel, dan Sugiyono dan Budi (keempat orang yang ditangkap di Kebumen). Mereka ini (termasuk Endang) direkrut langsung oleh Abu Roban. Abu Roban merupakan pimpinan Halaqoh Ciledug (sebelumnya pernah dipimpin Abu Omar). Kelompok Abu Roban ini, merupakan kelompok teroris pencari dana untuk kegiatan aksi teror. Abu Roban pun sudah mengirimkan uang hasil rampokan untuk pendanaan terorisme di Poso, Sulawesi Tengah. Abu Roban adalah kader teroris binaan Santoso (masih buron) eks pelatihan Poso, yang merencanalan pembakaran pusat perbelanjaan Glodok Jakarta.
Setelah mencokok Faisal alias Boim di Pondok Aren, Densus juga menggerebek rumah di Jalan Aria Putra RT 03/03 Nomor 31, Ciputat Induk, Tangerang Selatan. Dalam penggerebekan, seorang pria bernama Endang asal Jawa Tengah, diamankan berikut barang bukti uang sebesar Rp 25 juta. Endang dicokok Tim Densus 88, terkait pencurian dengan kekerasan untuk pendanaan aksi teror.
Secara serentak, Densus 88 melakukan penangkapan pada Rabu (8/5), mulai pukul 15.00. Lantas, tertangkaplah terduga teroris di wilayah Batang, Jawa Tengah. Pada pukul 17.00, Densus menciduk terduga teroris di wilayah Kebumen. Terakhir, sekitar pukul 18.00, Densus saat menyergap teroris di Cigondewah mendapat perlawanan dan terjadilah tembak menembak.
Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menjelaskan, "Yang di Cigondewah melakukan perlawanan. Kami negosiasi, dibalas ledakan-ledakan, baik senjata api maupun bom pipa. Sehingga, kami nego sekitar tiga jam setengah, untuk mengurangi korban yang tidak perlu, baik dari pihak petugas maupun pihak teroris. Tapi, mereka terus melawan, hingga akhirnya harus dilakukan penegakan hukum,"katanya.
Boy Rafli Amar menjelaskan dalam penyergapan di Cigondewah, Di Bandung, "tertangkap dua orang bernama William Maksum alias Acum alias Dadan, dan Haris Fauzi alias Jablud. Tiga lagi tewas tertembak bernama Budi alias Angga, Junet alias Encek, dan Sarame,” ujarnya. Di Bandung lanjut Boy, ditemukan barang bukti berupa pistol jenis browning rakitan, satu buah magazin, amunisi kaliber 3,8 special sebanyak 200 butir, amunisi kaliber 9 mm 80 butir, uang tunai Rp 6 juta, pisau, dua telepon genggam, satu unit kamera, modem dua unit, dan satu pistol jenis revolver. Kelompok teroris Bandung ini terkait juga dengan perampokan toko emas Harapan Jaya di Pasar Seroja, Kecamatan Bekasi Utara, Rabu (27/3/2013.
Dalam penyergapan di Kendal, Abu Roban alias Untung kemudian ditembak mati Densus, merupakan pentolan kelompok teroris yang melakukan perampokan di Tambora, Jakarta Barat (Baca: Kader Aktif Teroris Mencari Fa'i dengan Merampok Toko Emas, http://ramalanintelijen.net/?p=6604). Selain itu pelaku teroris di Batang, pernah merampok di Pringsewu, Lampung, mereka menggasak uang Rp 466 juta dari BRI Unit Tambahrejo, Senin (24/4/2013). Mereka pun juga terlibat dalam perampokan di Kantor Bank BRI Cabang Reban, Batang, Jawa Tengah. Jumat (18/1/2013). Dari perampokan tersebut mereka berhasil mengguasai uang ratusan juta rupiah.
Roban yang membawa senjata api pistol jenis FN tersebut menyerang petugas sampai akhirnya petugas menembaknya hingga tewas. "Keterlibatan tersangka ini merupakan pimpinan Halakoh Ciledug, mereka termasuk dalam kelompok Abu Omar (Baca : "Teroris Solo, Depok dan Ambon Saling Terkait dengan Abu Omar", http://ramalanintelijen.net/?p=5741) dan juga terlibat pendanaan teror yang ada di Poso," kata Kombes Pol Agus Riyanto. Bersama Roban ditangkap hidup tersangka teroris bernama Sugiyanto.
Sebetulnya ada satu orang yang masih menjadi buruan dalam kelompok ini atas nama Autad Rawa merupakan orang yang menjadi buruan dalam kelompok ini. Ia merupakan tangan kanan Santoso yang menggerakan kelompok Mujahid Indonesia Timur. Autad Rawa merupakan penghubung antara Abu Roban dengan Santoso. Namanya sempat mencuat saat Densus melakukan penggerebakan teroris di Enrekang, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. Saat itu masih ada orang-orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). "(Nama Autad Rawa) Baru terungkap nih. Kalau yang lama kan Santoso ya," Kata Boy Rafli Amar. Autad Rawa bukan pemain lapangan, ia lebih menjadi penggerak kelompok teroris ini dalam melakukan aksinya.
Tiga terduga teroris di Kebumen,Jawa Tengah ditembak mati dalam baku tembak selama 14 jam dengan Densus 88. Total yang ditangkap dalam keadaan tewas dan hidup dari penggerebekan di Kebumen berjumlah tujuh orang. Penyergapan di Kebumen terjadi tepatnya di Dusun Kembaran, Desa Ungaran, Kecamatan Kutowinangun, Kebumen, Jateng. Dalam operasi Densus di Kebumen tersebut, barang bukti yang ditemukan berupa tiga pistol jenis revolver serta 54 butir peluru, tiga bom pipa, satu granat manggis, empat sepeda motor, laptop, lima telepon genggam, dua handy talky, peta dan denah sketsa target.
Densus awalnya menangkap dua orang terduga teroris di depan BRI Kutowinangun. Setelah itu pada hari Rabu (8/5/2013), Densus menggerebek sebuah rumah yang dikontrak tujuh terduga kelompok teroris di dusun Kembaran tersebut. Pada penggerebekan di rumah yang baru dikontrak 10 hari itu, satu terduga menyerahkan diri pada Rabu malam. Empat teroris terus melawan dan terjadi baku tembak hingga Kamis pagi pukul 08.00 WIB.
Teroris yang Tertangkap dan Tewas Pada Operasi Mei 2013
Penyergapan di wilayah Jakarta, Densus 88 meringkus lima terduga teroris di kawasan Jakarta dan Tangerang Selatan. Mereka adalah Faisal alias Boim, Endang, Agung, Agus widharto, dan Iman.
Penyergapan di wilayah Bandung, Jawa Barat, Densus 88 meringkus lima terduga teroris. Mereka adalah William Maksum alias Acum alias Dadan, Haris Fauzi alias Jablud, Budi alias Angga (meninggal dunia), Junet alias Encek (meninggal dunia), dan Sarame (meninggal dunia).
Penyergapan Densus 88 di wilayah Batang, Jawa Tengah, dua terduga teroris ditangkap, yakni Abu Roban (meninggal dunia) dan Puryanto. Di Kendal, Jawa Tengah, Densus menangkap Iwan. Dalam penyergapan disertai baku tembak yang terjadi di Kebumen, Jawa Tengah. Mereka yang ditangkap ialah Farel, Wagiono, Slamet, Budi, Bastari (meninggal dunia), Toni (meninggal dunia), dan Bayu alias Ucup (meninggal dunia).Korban meninggal dunia di Bandung dikirim ke RS Polri Kramat Jati Jakarta, sementara yang meninggal di Jawa Tengah dikirim ke RS Polri di Semarang.
Analisis
Nampaknya para terduga teroris eks pelatihan Poso masih terus mengembangkan diri, merekrut kader baru, dimana menurut kepolisian beberapa dari mereka adalah muka baru. Apabila melihat data yang disampaikan Kepala BNPT, dalam kurun waktu 13 tahun, jumlah yang ditangkap sangat besar hingga 840 orang dan 60 diantaranya ditembak mati. Baca : "Kepala BNPT, Ada Belasan Kelompok dengan 100 Teroris Yang Terpencar" http://ramalanintelijen.net/?p=4131. Dalam penergapan minggu kedua Mei 2013 ini, sebanyak 13 ditangkap dan tujuh tewas ditembak.
Memang sulit menangani teroris yang sudah cukup lama terbentuk di sebuah negara. Kelompok teror di Indonesia lebih kepada pengaruh ideologi, dimana para rekruiter selalu menggunakan akidah-akidah yang menurut mantan anggota Jamaah Islamiyah terus berkembang dan sulit ditahan. Mereka mencari pembenaran dan aksi sesuai dengan arahan pimpinan kelompok, misalnya pimpinan Halaqoh Cileduk (Abu Omar atau Abu Roban), baca : Modus Baru Teroris Abu Omar, Menculik dan Menembak, http://ramalanintelijen.net/?p=4323. Dari penyergapan bulan Mei ini para teroris yang relatif muda tersebut berani menyerang polisi, melawan dengan senjata api. Dan tercatat seorang tokoh teroris yang kini menghilang yaitu yang bernama Upik Lawanga.
Sebagai ideologist, Abu Omar yang kini dipenjara tidak dapat berbuat banyak, tetapi akidah yang diajarkannya tetap berkembang dan diajarkan oleh pengikutnya dalam mencari kader. Musuh yang mereka sebut Thogut mengalami pergeseran, kalau dahulu Amerika aktif diserang, dan akan menjadi musuh abadi (Baca : Teroris di Indonesia kembali menjadikan AS sebagai target", http://ramalanintelijen.net/?p=5856, kemudian pimpinan nasional (Presiden SBY) dan kemudian pihak Polri, dan Gereja, kini yang perlu diperhatikan terungkapnya rencana Abu Roban yang akan membakar Glodok. Pertanyaannya apakah kini mereka akan menyasar ke ruang publik akan dijadikan sasaran? Ini yang perlu dijawab oleh aparat keamanan.
Menarik yang disampaikan teman penulis yang juga pengamat intelijen Wawan H Poerwanto, bahwa para teroris itu mengalami tiga kekosongan yaitu kekosongan pemikiran, kekosongan hati dan kekosongan perut. Dengan demikian maka pemerintah mempunyai pekerjaan yang lebih complicated dalam menyelesaikan masalah tersebut. Penulis selalu menyampaikan bahwa setiap konflik apapun yang terjadi di negara ini harus segera diselesaikan, karena konflik yang berlarut akan menumbuhkan mereka-mereka yang bersedia melakukan perang dan aksi teror, apakah demikian? Penulis mengingatkan adanya pendapat yang mengatakan "A Terorist in one side is A Patriot on the other." Ini yang perlu disadari bersama.
Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net