PDIP,Golkar,Hanura,Gerindra, disukai Pemilih Pemula
6 May 2013 | 8:15 am | Dilihat : 1297
Menjelang pemilu 2014, partai berbasis ideologi nasional masih menguasai panggung perpolitikan di Indonesia khususnya bagi pemilih pemula. Dari hasil survei yang dirilis Lembaga Survei Nasional (LSN) pada hari Minggu (5/5/2013) memperlihatkan posisi PDIP tetap sebagai parpol favorit anak muda dengan elektabilitas tertinggi 19,5 persen, posisi kedua Golkar 19,3 persen, disusul Hanura di posisi ketiga dengan 12,8 persen, diikuti Gerindra 12,8 persen, Nasdem 10,8 persen, Demokrat 4,6 persen, PAN 3,6 persen, PKS 1,8 persen, PKB 1,6 persen, PPP 1,1 persen dan PBB 0,4 persen. Sementara 11,7 responden tidak memberikan jawaban.
Dari hasil survei tersebut Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) membuat kejutan bertengger di urutan ketiga partai politik (parpol) yang paling diminati di kalangan pemilih pemula. Survei dilakukan pada 1 - 7 April 2013 di 33 provinsi dengan jumlah sampel 1.230 responden dengan populasi survei berusia 16 - 20 tahun dengan menggunakan pengambilan sampel "purposive random sampling".
PDIP dan Golkar tetap berada di urutan teratas. Peneliti Utama LSN Dipa Pradipta mengatakan, "Menurut survei, kedua partai memiliki basis massa yang sama besar, namun PDIP memiliki simpatisan yang lebih loyal dibandingkan Partai Golkar," katanya. Elektabilitas PDIP menduduki peringkat teratas karena sosialisasinya dinilai lebih efektif, di mana para bakal calon anggota legislatif dan simpatisan berinisiatif memperkenalkan partai kepada pemilih pemula dan masyarakat tanpa komando dari ketua partai.
"Sosialisasi yang efektif kepada masyarakat secara umum mampu mendongkrak elektabilitas PDIP di kalangan pemilih pemula," ujar Dipa. Menurutnya, prosentase tipis yang ditunjukkan PDIP dan Golkar mencerminkan bahwa Golkar juga melakukan sosialisasi yang sama efektifnya dengan PDIP, Golkar memiliki program internal partai untuk bersosialisasi ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia dan berupaya menjaring suara dari pemilih pemula, itulah kelebihannya.
Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry mengatakan, tingkat keberhasilan parpol meraih simpati para pemilih pemula bergantung pada tingkat agresivitas dalam melakukan pendekatan dengan cara yang tepat. Dia melihat PDIP dan Golkar berhasil meraih dukungan pemilih pemula karena punya program yang secara khusus ditujukan kepada pemilih pemula. Bahkan, PDIP juga melakukan survei tentang afiliasi khusus menyasar pemilih pemula.
Menurut Umar Bakry, Hanura bisa diterima di kalangan masyarakat pemilih pemula karena isu yang diangkat cukup ringan dengan metode pendekatan yang tepat. Dengan begitu, pemilih pemula yang terdiri atas kalangan remaja tidak merasa berat untuk mencerna isu yang disampaikan. Bergabungnya CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menjadi salah satu faktor Hanura mulai diminati kalangan para pemilih pemula. Kelebihan Hanura karena imej yang dikenal masyarakat sebagai partai yang bersih, tidak terlibat masalah korupsi.
“Jadi isu korupsi ini menjadi pertimbangan utama bagi pemilih pemula ketimbang isu lain. Parpol bersih menjadi daya tarik pemilih pemula,”katanya. Umar juga menjelaskan bahwa parpol lain yang dianggap agresif membidik masyarakat pemilih pemula adalah Partai Gerindra. Namun, isu yang dilontarkan dinilai kurang tepat. Alasannya, isu yang diangkat Gerindra mengandung pesan ideologis dan sulit dicerna para pemilih pemula seperti anti-new liberalism yang tidak difahami pemilih pemula.
Kesimpulannya, sosialisasi PDIP dinilai lebih efektif dibandingkan parpol lainnya, karena calon legislator (caleg) dan simpatisan PDIP selalu memperkenalkan partai kepada para pemilih pemula. Golkar menjadi pesaing dengan langkah ke kalangan pemilih pemula melalui jalur sekolah. Partai Hanura dinilai sudah menemukan alur yang benar dengan imej sebagai partai yang bersih. Pertarungan pada pemilu 2014 mendatang adalah pertarungan kepercayaan masyarakat kepada parpol bersih.
Sementara Partai Demokrat sebagai the rulling party posisinya masih dibawah, hanya mendapat apresiasi persepsi pemilih pemula di posisi keenam dengan 4,6 persen. Khusus parpol berbasis agama nampaknya kurang diminati para pemilih pemula, posisi tertinggi diantaranya diraih oleh PAN dengan 3,6 persen.
Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net