Korea Utara sukses bergabung di ICBM Club
16 December 2012 | 4:35 am | Dilihat : 1288
[google-translator]
Para analis militer menyebutkan bahwa ICBM Club adalah negara-negara di dunia yang mempunyai peluru kendali antar benua. ICBM (Inter Continental Balistic Missile) adalah peluru kendali berkepala nuklir yang mampu mencapai benua atau negara manapun di dunia, hingga disebut sebagai kekuatan deterent yang sangat ampuh dan ditakuti karena efek serangannya dapat menghancur leburkan negara sasaran. Hingga kini tercatat baru empat negara yang tergabung dalam club bergengsi itu, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Perancis dan China.
Dengan suksesnya Korea Utara meluncurkan roket Unha-3 yang mampu mengirimkan satelit Kwangmyongsong-3 (kedua kali setelah yang pertama gagal) di orbit ruang angkasa, Korea Utara cepat atau lambat akan masuk dalam ICBM Club. Unha-3 yang diluncurkan Korea Utara pada hari Rabu (12/12) tersebut, menurut teori apabila dipersamakan dengan ICBM, dapat menjangkau jarak sekitar 8.000 hingga 10.000 kilometer (4.970 sampai 6.210 mil). Rudal Unha-3 ini dapat menjangkau Hawaii dan pantai barat laut daratan Amerika.
Upaya keras Korea Utara selama sekitar 14 tahun yang menguras biaya besar demikian sangat membanggakan rakyatnya. Setelah diumumkan peluncuran sukses, rakyat kemudian berpesta bersama. Menurut beberapa ahli, masih dibutuhkan banyak lagi percobaan peluncuran roket tiga tingkat yang lebih besar agar dapat membombardir mainland Amerika, apabila tujuannya demikian. Masih dibutuhkan waktu yang panjang, disamping kemampuannya dalam mengembangkan hulu ledak nuklirnya. Hingga kini beberapa roketnya baik jarak pendek maupun jarak sedangnya dinilai sudah merupakan ancaman terhadap beberapa negara tetangganya. Jepang misalnya, sebagai sekutu AS sudah masuk dalam garis ancaman rudal Korea Utara.
Berita pers Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan bahwa Roket yang diluncurkan pada pukul 09.59 waktu setempat, mampu mencapai orbit dalam waktu 9 menit dan 27 detik. Satelit kemudian mengorbit pada kecepatan normal 7,6 kilometer (4,7 mil) per detik. Sementara North American Aerospace Defense Command (NORAD) melaporkan bahwa roket tersebut telah menempatkan satelit kedalam orbit.
Peluncuran roket tiga tingkat Unha-3 merupakan sebuah prestasi tersendiri dari kepemimpinan Presiden Kim Jong-Un yang meneruskan kepemimpinan otoriter ayahnya Kim Jong-Il yang menempatkan program pengembangan peluru kendali (rudal) serta senjata nuklir sebagai program prioritas. Memang kesulitan yang akan terus dihadapi oleh Korea Utara adalah persoalan kesulitan ekonomi serta tekanan masyarakat internasional.
Beberapa analis militer mengatakan bahwa roket berbahan bakar cair Unha-3 dengan panjang 32 meter rentan apabila menjadi sebuah senjata ICBM. Dibutuhkan waktu beberapa hari untuk merakitnya dan dibutuhkan waktu beberapa jam untuk mengisi bahan bakar. Rudal jenis ini sangat mudah diserang oleh serangan udara (pre-emptive strike). Terlebih apabila dilakukan oleh pesawat tempur yang berkemampuan anti radar (stealth) seperti F-35 seperti yang dimiliki oleh Jepang. Amerika serta Rusia telah menggunakan roket berbahan bakar padat untuk ICBM-nya, dimana rudal diletakkan diatas kendaraan pengangkut yang mobile, sehingga lebih mudah disembunyikan dan ditembakkan hanya dalam hitungan menit.
Terlepas dari pendapat bahwa peluncuran roket Unha-3 belum merupakan ancaman langsung bagi Amerika Serikat, tetapi paling tidak Korea Utara masuk menjadi the next ICBM Club member, karena keberhasilannya meluncurkan roket tiga tingkatnya. Memang Amerika serta sekutunya yang tadinya memandang ringan Korea utara sebagai negara yang masih memiliki kesulitan tinggi untuk memiliki rudal (ICBM), menyusul kegagalan Korea Utara saat meluncurkan roket tiga tingkatnya pada 13 April 2012. Kini nampaknya negara ini harus sudah sangat diperhitungkan, ancamannya suatu saat akan menjadi nyata. Hanya waktu saja yang menentukan. Inilah keberhasilan dari upaya gigih dan nekat pemimpin otoriter Kim Jong-Un.
Kekhawatiran Amerika Serikat pernah tercermin dari ungkapan Menteri Pertahanan AS Robert Gates pada tahun 2010 yang memperingatkan bahwa dalam waktu lima tahun, Korea Utara bisa mengembangkan rudal balistik antar benua yang mampu mencapai Amerika Serikat. Inilah yang disebut sebuah persaingan hidup antar negara, yang terkait dengan harga diri serta tidak ingin disepelekan. Berbahaya memang untuk kelangsungan kehidupan di dunia yang fana ini. Semoga informasi ini bermanfaat menambah sedikit wawasan kita bersama.
Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Ilustrasi gambar : Koreaherald.com