Fokker-27 TNI AU jatuh di Halim
22 June 2012 | 12:19 am | Dilihat : 795
Kamis (21/6) siang tersebar berita, pesawat TNI AU jenis Fokker-27 telah jatuh di wilayah Pangkalan TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma. Dari hasil pengumpulan informasi, penulis mencoba menyampaikan sedikit informasi yang mungkin dapat meluruskan berita-berita yang berkembang dan ada yang kurang benar. Semoga informasi ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Pesawat TNI AU jenis Fokker-27 yang merupakan kekuatan dari Skadron-2 Lanud Halim, dengan tail number A-2708 sekitar pukul 14.42 WIB telah jatuh di wilayah Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta Timur. Informasi last contact ke tower Halim pada pukul 14.41 WIB, setelah penerbang menyampaikan request turn around. Kejatuhan pesawat tepatnya di daerah Jalan Branjangan Kompleks Perumahan TNI AU Rajawali. Pesawat terbelah menjadi beberapa bagian dan sebagian besar hancur dan terbakar. Kecelakaan tersebut menimpa rumah di kompleks perumahan dinas tersebut, tercatat ada sembilan rumah yang rusak parah dan terbakar serta sebuah aula serbaguna RT setempat juga rusak parah.
Pesawat dengan Captain Pilot Mayor PNB Herry Setiawan (AAU 1998) sedang dalam mission T-6 Profisiency, dengan dua Co Pilot, yaitu Lettu Pnb Paulus (AAU 2007) dan Letda Pnb Syahroni (AAU 2009). Didalam pesawat turut bertugas paket crew F-27, yaitu Kapten Tek Agus Supriadi (Stukpa), Serma Kismulato (JMU-1), Sertu Wahyusi (JMU-2) dan Sertu Purwo (Load Master). Keseluruhannya anggota TNI AU. Ketujuh crew pesawat dilaporkan tewas.
Dari hasil pengecekan terhadap kecelakaan, tercatat beberapa orang keluarga mengalami luka-luka dan meninggal dunia. Yang meninggal yaitu Ny Loren (Orang tua dari Mayor Adm Yohanes), Dian (6 th) anak Mayor Johanes, Marvin (2/4 th) keponakan Mayor Yohanes. Sementara Ny Yohanes yang juga sedang berada dirumah selamat dan mengalami luka-luka. Selain itu tercatat di RS Ernawan Antariksa Halim Perdanakusuma, ada 10 orang lainnya yang mengalami luka-luka.
Setelah mendapat perawatan, jenazah ke sembilan crew di semayamkan di hanggar Skadron-2 Lanud Halim. Direncanakan kesembilan jasad crew akan diterbangkan kedaerah masing-masing esok hari (Jumat). Alm Mayor Herry (Yogya), Lettu Paulus ke Solo, Alm Lettu Syahroni Bandung, Alm Serma Kismulato ke Madiun, Alm Sertu Wahyudi dan Sertu Purwo ke Yogya/Solo. Alm Kapten Agus Supriadi di Jakarta.
Sekilas tentang F-27 Troopship dan CN-295 sebagai Pesawat Pengganti
Pesawat F-27 buatan Belanda ini, pertama kali menjadi kekuatan TNI AU pada bulan September 1976. Pesawat yang dilengkapi dengan dua engine turbo prop Rolls Royce, merupakan pesawat angkut ringan yang laris baik untuk kepentingan komersial (sipil) maupun militer. Pesawat dengan rentang sayap 29 meter, panjang badan 23,56 meter dan tinggi 8,5 meter tersebut mempunyai kelebihan dengan high wing. TNI AU menggunakan F-27 sebagai transport ringan, untuk pasukan 40 pasukan payung baik untuk mission terjun statik ataupun free fall. Juga digunakan sebagai Evakuasi medis, SAR, serta sebagai pesawat Kodal dan pengangkutan pasukan Dalpur (pengendali tempur dari Den Bravo).
Dari sejarah kecelakaan pesawat TNI AU, tercatat pada April 2009, Fokker-27, A-2703 juga mengalami kecelakaan di Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Pesawat saat akan landing, dalam kondisi bad weather telah menabrak hanggar PT Dirgantara Indonesia. Dalam kecelakaan dengan mission latihan terjun tempur siswa Den Bravo, 24 orang (crew dan penerjun) menjadi korban dan tewas. Menurut Kepala Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja (Kadis Lambangja) TNI AU, pesawat F-27 telah mengalami beberapa kali peremajaan dan masih memiliki jam terbang yang cukup lama. Dikatakan masih sangat layak terbang.
TNI AU sudah menetapkan telah memproyeksikan CN-295 sebagai pengganti dari F-27. Pesawat buatan Spanyol tersebut, telah dipesan TNI AU sebanyak enam buah dan tiga buah akan di produksi PT Dirgantara Indonesia, sisanya akan dibuat di Spanyol. PT DI menggandeng Europian Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA Spanyol yang merupakan bagian dari Airbus Military. CN-295 merupakan pengembangan lebih lanjut dari CN-235, dengan perpanjangan body sekitar tiga meter. CN-295 mampu mengangkut muatan hingga 9,2 ton, termasuk medium military lift. Pesawat yang dikenal efisien ini mampu terbang hingga 5.300km, dengan membawa bahan bakar 4,5 ton. Selain sebagai transport, EADS-CASA telah berhasil mengembangkan varian C-295MP (patroli maritim) dan C-295 AEWCS dengan kelengkapan airborne radar.
Demikian sedikit informasi kecelakaan F-27 TNI AU, semoga ada manfaatnya bagi pembaca sekalian. Sebagaimana keharusannya, TNI AU akan membentuk team penyelidik kecelakaan F-27 tersebut, dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar tiga bulan dalam mengungkapkannya. Sebagai bagian dari 'the blues corps', penulis turut berbela sungkawa atas terjadinya kecelakaan tersebut. Semoga para crew dan korban lainnya yang meninggal dunia mendapat pengampunan dari Tuhan Yang Maha Esa. Mohon doa dari pembaca sekalian. Amin.
Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Ilustrasi Gambar : Detik.Com dan koleksi pribadi