Gunung Salak Kembali Makan Korban, Kali ini Sukhoi SSJ 100
10 May 2012 | 3:12 am | Dilihat : 1054
Berita mengejutkan dilansir media siang tadi Rabu (9/5), diberitakan sebuah pesawat jenis Sukhoi Super Jet 100, dengan captain pilot Alexander Yablontsev, dan co pilot Alexander Kochetkov, keduanya dari Rusia yang sedang melakukan "joy filght" dari Bandara Halim Perdana Kusuma telah loss contact sekitar pukul 14.33 WIB. Pesawat kehilangan kontak diperkirakan pada posisi disekitar Gunung Salak. Direktur Operasional Badan SAR Nasional, Sunarbowo mengatakan, "Kontak terakhir pada pukul 14.33 WIB, posisi di sekitar Gunung Salak I dengan ketinggian sekitar 6 ribu sampai dengan 7 ribu kaki," katanya.
Menurut Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Marsma TNI A Adang Supriyadi, pesawat Sukhoi itu rencananya hari Rabu hanya melakukan dua kali demo di udara. Mereka melakukan promosi dan presentasi. Pada pukul 14.21 WIB, pesawat itu terbang untuk yang kedua dan pada pukul 14.33 WIB, pesawat lost contact. Kegiatan joy flight itu dihadiri oleh perwakilan pejabat dari Kementerian Perhubungan, diplomat Rusia di Indonesia, dan orang-orang dari maskapai penerbangan. Pesawat itu berada di Indonesia dalam rangka roadshow di Asia Tenggara dan Asia Tengah dan bertujuan memperkenalkannya kepada maskapai pemesan di Indonesia. Pemesan pesawat jenis transport jet Sukhoi ini adalah Kartika Airlines dan Sky Aviation.
Senior Investigator Kecelakaan Transportasi Udara KNKT Mardjono Siswosuwarno menjelaskan kepada media, pihaknya mendapat informasi bahwa penerbang Sukhoi Superjet 100 itu sempat meminta izin mengurangi ketinggian dari 10.000 feet menjadi 6.000 feet. “Jika sudah meminta izin ke pihak air traffic control (ATC) hingga ketinggian 6.000 kaki, mensyaratkan bahwa pesawat itu sudah hampir mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma,” katanya.
Ditambahkannya penjelasan kepada media, dengan ketinggian 6.000 kaki, pesawat masih aman untuk terbang di ruang udara sekitar Gunung Salak, kecuali jika posisi pesawat berada pada posisi di selatan Gunung Salak, Bogor. “Kalau 6.000 kaki di sekitar Gunung Salak masih aman, tetapi kalau adanya di posisi selatan Gunung Salak, baru tidak aman,” katanya.
Hingga dini hari ini lokasi kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat masih belum ditemukan. Yang dapat dipastikan, kordinat pesawat pada saat kehilangan kontak berada disekitar Gunung Salak.
Daftar Manifest Crew dan Penumpang
Daftar nama-nama penumpang yang tercatat di manifest (daftar nama penumpang) adalah :
Crew dan Penumpang Warga Negara Berkebangsaan Rusia; 1. Alexander Yablontsev, pilot, 2. Alexander Kochetkov, kopilot, 3. Oleg Shvetsov, navigator aero, 4. Aleksey Kirkin, teknisi pesawat, 5. Dennis Rakhmanov, pemimpin teknisi tes pesawat, 6. Nikolay Martyshenko, kepala deputi tes penerbangan, 7. Evgeny Grebenshchikov, Direktur Penjualan Sukhoi, 8. Kristina Kurzhukova, manajer kontrak.
Penumpang Warga Negara Indonesia; 1. Ahmad Fazal (IndoAsia), 2. Insan Kamil (IndoAsia), 3. Edward Edo M (IndoAsia), 4. Ismie (TransTV), 5. Aditya Sukardi (Transtv), 6. Indra Halim (PT KAL), 7. Riefyan S (PT KAL), 8. Dody Aviantara (majalah Angkasa), 9. Yusuf (majalah Angkasa), 10.Femi (Bloomberg), 11.Stephen Kamaci (IndoAsia), 12.Capt.Aan Husdiana (Kartika Air), 13.Yusuf Ari Wibowo (Sky Aviation), 14.Maria Marcella (Sky), 15.Henny Stevani (Sky), 16.Mai Syarah (Sky), 17.Dewi Mutiara (Sky), 18.Sussana Vamella (Sky), 19.Nur Ilmawati (Sky), 20.Rossy Withan (Sky), 21.Anggi (Sky), 22.Aditya (sky), 23.Kornel M Sihombing (DI), 24.Edi Satriyo (Pelita Air), 25.Darwin Pelawi (Pelita Air), 26.Gatot Purwoko (Airfast), 27.Budi Rizal (Putera Antha Dirgantara), 28.Syafruddin (Carpedrem Mandiri), 29.Peter Adler (Sriwijaya), 30.Herman Suladji (Air Maleo), 31.Donardi rahman (Aviastar), 32.Eloni (Kartika), 33.Hurdiana Wiyanda (Kartika), 34.Arief wahyudi (TR), 35.Nam Tran (Snecma), 36.Rudi Darmawan (IndoAsia).
Daftar manifest menurut kepastian sedang dilakukan cross check, karena terdapat ada calon penumpang yang batal naik. Diantarnya adalah Mantan Menteri Perumahan Rakyat Manoarfa, isteri dan anaknya selamat karena batal ikut dalam joy flight kedua tersebut. Pangkalan TNI AU Halim telah mempersiapkan tempat apabila benar terjadi kecelakaan dan pesawat crash di Gunung Salak. Penulis penah mempunyai pengalaman serupa saat sebuah pesawat Hercules TNI AU jatuh di condet dan menyebabkan jatuh korban 132 orang anggota TNI AU.
Sekilas Tentang Sukhoi Super Jet 100 (SSJ 100)
Pesawat Superjet Sukhoi 100 adalah pesawat yang modern, fly-by-wire di kelompok pesawat angkut sedang jet di kategori 75 hingga 95 penumpang. Mulai tahun 2000 pesawat ini dirancang oleh sebuah divisi pesawat sipil dari perusahaan penerbangan Rusia Sukhoi. Pesawat dirancang bekerjasama dengan mitra Barat. Penerbangan perdananya dilakukan pada tanggal 19 Mei 2008 dan pesawat itu disertifikasi oleh Interstate Aviation Committee pada Januari 2011 dan oleh Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (European Aviation Safety Agency) pada bulan Februari 2012.
Pada tanggal 21 April 2011, dilakukan penerbangan komersial berpenumpang pertama, di Armavia rute dari Yerevan ke Moskow. SSJ 100 ini dirancang untuk bersaing secara internasional dengan perusahaan Embraer dan Bombardier mitra, Superjet 100 dijual lebih murah dibandingkan pesawat sekelasnya, dengan harga US$35 Juta, dan kelebihan lainnya biaya operasinya juga jauh lebih murah.
Perakitan akhir dari Superjet 100 dilakukan oleh Komsomolsk-on-Amur, Asosiasi Produksi Pesawat , dimana engine SSJ 100 (SaM-146) dirancang dan diproduksi oleh French-Rusian Power Jet joint Venture. Untuk pemasaran pesawat secara internasional dilaksanakan oleh the Italian-Russian SuperJet International joint venture.
Proyek SSJ 100 digambarkan sebagai program pesawat yang paling penting dan sukses bagi dunia sipil penerbangan Rusia. SSJ 100 mendapat dukungan istimewa dari Russian Ministry of Industry and Trade (Departemen Perindustrian dan Perdagangan) , yang menganggapnya sebagai proyek prioritas utama. SSJ 100 adalah pesawat sipil pertama yang dikembangkan Rusia pasca pecahnya Uni Soviet. Sejak sukses dalam uji terbangnya, sebanyak 240 pesawat telah dipesan oleh banyak negara, termasuk perusahaan penerbangan Indonesia. Kartika Airline memsan 30 pesawat, Sky Airlines memesan 12 pesawat.
Pesawat SSJ 100 mereka sebut sebagai pesawat suoer teknologi. Perusahaan Sukhoi dalam situsnya menjelaskan kelebihan SSJ100. Teknologi maju menjadi bahan inti dari Proyek Sukhoi Superjet 100, mulai dari desain dan pengembangan untuk perakitan akhir, memberikan pesawat ekonomis efisien, dan modern. SSJ100 mudah dan aman dikendalikan oleh penerbang. Desain kokpit dilengkapi dengan “passive” side stick and “active” engine control levers. Konsep Desain Human Centered sempurna mengatur tuas kontrol dan on-board peralatan. SSJ100 dapat didaratkan oleh satu pilot saja. Cockpit berwarna gelap, tenang, nyaman dan handal.
Sistem kontrol jarak jauh (RCS) didasarkan pada tiga dua channel komputer tingkat atas (PFCU - Penerbangan Actuator Control Unit Primer) menambahkan komputer tingkat dua channel yang lebih rendah (ACE - Actuator Kontrol Elektronik). Proses sinyal perintah PFCU yang datang dari kokpit, avionik dan autopilot. Selain itu, mengoptimalkan kinerja piloting dalam semua mode penerbangan. Fungsi yang tak tertandingi hasil PFCU dari pengalaman Biro Desain Sukhoi.
Sukhoi Superjet 100 dilengkapi dengan sistem built-in deteksi kegagalan yang dapat menemukan kegagalan termasuk di tingkat LRU dari setiap sistem dalam pesawat. Selain itu, konfigurasi dasar avionik menawarkan fungsionalitas yang lebih luas, termasuk tiga ultra gelombang pendek sistem komunikasi dengan fungsi ACARS, generasi kedua sistem T2CAS dirancang untuk mencegah tabrakan serta IIIA ICAO kategori kemampuan pendekatan.
Berdasarkan Perjanjian kerjasama jangka panjang yang ditandatangani pada tanggal 19 Desember 2002, Boeing berkonsultasi Perusahaan Sukhoi Pesawat Sipil di bidang sistem pemasaran, desain dan manufaktur, sertifikasi dan kualitas, manajemen pemasok, dan dukungan purna jual. Kontribusi oleh Boeing, ide langkah-demi-langkah manajemen proyek sepenuhnya dieksplorasi dan diterjemahkan ke dalam realitas bisnis oleh SCAC.
Gunung Salak, Cantik Tapi Berbahaya
Sesuai dengan informasi dari berbagai pihak yang menganalisa kemungkinan jatuhnya SSJ 100, sangat mungkin diperkirakan di Gunung Salak. Pernah terjadi sebuah pesawt Cassa TNI AU C-212, tail number A-2106 juga jatuh dan menabrak lereng Gunung Salak pada bulan Juni 2010. Keseluruhan 18 penumpang serta crew meninggal dunia. Nah rupanya Gunung yang terlihat canti dan anggun itu menympan misteri bahaya karena telah memakan korban, menelan pesawat yang melintas diatasnya.
Gunung Salak merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di pulau Jawa, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Gunung ini mempunyai beberapa puncak, di antaranya Puncak Salak I dan Salak II. Letak astronomis puncak gunung ini ialah pada 6°43' LS dan 106°44' BT. Tinggi puncak Salak I 2.211 m dan Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl. Secara administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Gunung Salak lebih populer dikenal sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang kita temukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu, beruntung di puncak Gunung ( 2211 Mdpl ) ditemukan kubangan mata air.Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.
Kesimpulan
Nampaknya, kemungkinan besar SSJ 100 itu jatuh di lereng gunnung salak. Mengingat Captain Pilot minta ijin turun keketinggian 6.000 feet, kemungkinan pesawat crash pada lokasi yang agak tinggi, puncak Salak I ketinggiannya serkitar 6.600 feet, sementara puncak Salak II sekitar 6.540 feet. Setiap siang hari lereng hingga puncak pada umumnya diselimuti oleh awan. Hanya masalahnya, SSJ 100 merupakan pesawat dengan teknologi canggih, dilengkapi dengan sistem radar canggih, mengapa bisa mengalami error yang fatal. Seperti pada penyelidikan kecelakaan pesawat selama ini, maka error terbanyak adalah human error. Untuk kasus ini apakah demikian?
Kita tunggu semoga kalaupun toh kecelakaan, lokasi dapat segera ditemukan, tetapi jelas evakuasi akan jauh lebih sulit. Sebuah pelajaran yang dapat dipetik, bahwa terbang bagi manusia adalah menyalahi kodratnya, hanya manusia mempunyai akal membuat pesawat, sehingga bisa terbang. Karena itu yang tidak boleh dilanggar dan tanpa toleransi, setiap dia terbang manusia hgarus berpegang kepada prosedur penerbangan, aturan2 serta airman ship. Apabila kedua hal ini dilanggar maka manusia yang terbang itu akan bertemu dengan kodratnya. Kalau sudah kejadian, kemampuan kita bersama hanya dapat mendoakan yang terbaik bagi para penumpang dan crew.
Prayitno Ramelan (www.ramalanintelijen.net)