Jafar salah Bicara, Anas ambil alih Komando Fraksi
29 March 2012 | 11:27 pm | Dilihat : 398
Berita paling gres di Partai Demokrat, mendadak Kamis tadi (29/3), Ketua Fraksi PD DPR M Jafar Hafsah untuk sementara waktu dinonaktifkan. Posisi Ketua Fraksi dipegang langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum dan Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Dalam pernyataannya Anas mengatakan, "Untuk sementara waktu tugas ketua fraksi diambil alih langsung. Ketua umum mengoordinasi secara langsung tugas Fraksi PD DPR. Saya dan Sekjen bertanggung jawab langsung menjadi panglima di dalam seluruh proses ini," kata Anas.
Pengambil alihan wewenang ketua fraksi, disebabkan karena pernyataan M Jafar Hafsah yang membenarkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang katanya mengusulkan kenaikan harga BBM Rp 2.000. Dengan pernyataan tersebut, Partai Golkar sebagai partai koalisi dari Demokrat meradang dan kemudian memutuskan tidak menyetujui apabila BBM dinaikkan. Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham membacakan empat sikap Golkar tentang penolakan tersebut. "Sikap ini atas arahan dan konsultasi Ketua Umum," kata Idrus dalam jumpa pers di gedung DPP Partai Golkar, Slipi, Kamis (29/3/2012) pukul 19.00 WIB.
Perubahan sikap Golkar tersebut disebabkan karena pernyataan Jafar di Gedung DPR yang mengungkapkan bahwa Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) pada saat pertemuan di Cikeas dengan Presiden SBY justru mengusulkan kenaikan harga BBM lebih tinggi. "Ya ketua umum Golkar mengusulkan agar BBM naik Rp 2000," ujar Ketua FPD DPR M Jafar Hafsah kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3/2012).
Berita tersebut membuat Partai Golkar menjadi sangat marah dan tersinggung. Wakil Bendahara Umum Golkar Bambang Soesatyo menyatakan "Saya sudah konfirmasi dengan Ketua Umum. Statement itu menyesatkan dan upaya menghancurkan Golkar," ujar Bambang kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3/2012). "Saya pastikan pada saatnya Golkar akan menunjukkan sikap yang tegas soal BBM,"tegas Bambang.
Menanggapi dinamika politik yang sulit tersebut, Anas menyatakan "Partai Demokrat mengoreksi pernyataan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI yang menyatakan bahwa Ketua Umum Golkar mengusulkan kenaikan harga BBM dengan angka tertentu yang kemudian menyebabkan dinamika politik," kata Anas dalam konferensi pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3/2012). Anas berharap Partai Koalisi kembali kompak menghadapi voting kenaikan harga BBM. "Partai Demokrat berharap agar seluruh anggota bisa berjalan seiring, solid, kompak, selayaknya sebuah koalisi yang kompak dan koalisi yang berkomitmen, koalisi yang disepakati sejak 2009 lalu," harapnya.
Dengan sikap Golkar yang tidak mendukung PD ini, maka partai yang menolak usulan pemerintah semakin bertambah, selain PDIP, Hanura, Gerindra. PKS secara implisit juga menolak. Bahkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mungkin meninggalkan rakyat miskin yang telah membesarkan PKS dengan mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Jika akhirnya pemerintah bersikukuh naikkan harga BBM, maka terpaksa kami berseberangan," kata Luthfi dalam siaran pers, Rabu (28/3/2012).
Dengan perkembangan situasi tersebut, nampaknya rapat paripurna DPR yang akan dilaksanakan besok Jumat (30/3) akan sulit diprediksi, karena secara resmi kini parpol yang tersisa mendukung adalah PD, PAN, PPP, dan PKB. Sementara dua parpai papan atas PDIP dan Golkar serta Partai menengah PKS menolak. Terlebih ditambah Gerindra dan Hanura, maka posisi pemerintah akan menjadi sulit. Kekuatan pendukung pemerintah di DPR yang semula 423 kursi dibandingkan yang menentang sebanyak 137 kursi akan berubah drastis dengan pindahnya Golkar ke kubu yang tidak setuju.
Posisi terakhir kekuatan dua kelompok, kemungkinan hanya 260 kursi yang mendukung pemerintah yaitu PD (148), PAN(46), PKB(28) dan PPP(38). Sementara yang menentang menjadi 300 kursi terdiri dari PDIP(94), Gerindra(26), Hanura(17), kemungkinan besar ditambah Golkar (106) dan PKS (57). Dengan demikian kesalahan ucapan Jafar bisa mengakibatkan kekalahan parpol pendukung pemerintah. Disinilah langkah Anas mengambil komando Fraksi PD, mencoba menembel kesalahan tersebut. Akan tetapi seperti biasanya yang terjadi di politik, rapat paripurna tidak akan memberikan gambaran riel sepenuhnya, karena didalam parpol yang menolakpun ada anggotanya yang pro ataupun sebaliknya. Bisa saja ada parpol penolak pada saat injury time akan berbalik arah.
Kini, melihat perkembangan tekanan publik yang semakin berat, demo yang semakin keras dan militan, parpol-parpol yang kini menolak akan semakin mempertahankan posisinya, demi untuk pencitraan. Seperti biasa, dalam urusan seperti ini, jelas ada parpol yang menunjukkan bahwa mereka adalah parpol yang merupakan bagian dari rakyatnya, terlebih apabila sudah mendekati pemilu dan Pilkada di DKI.
Walaupun sedang melakukan lawatan ke Korea Selatan, Presiden SBY terus memantau perkembangan situasi didalam negeri. Di Hotel Renaissance, Seoul, Korsel, Presiden membuat pernyataan hari ini, Kamis (29/3), "Jika kebijakan populer yang diambil, yaitu tidak menaikkan harga BBM, maka keadaan perekonomian Indonesia akan mandek dan begitu-begitu saja. Kalau kebijakan populer, saya akan merasa bersalah dan berdosa karena tahu ekonomi kita tidak sehat, ekonomi kita akan jatuh."
Presiden SBY meminta semua pihak, tidak melihat kebijakan harga BBM, namun harus melihat kebijakan ini sebagai opsi penyelamatan ekonomi Indonesia. SBY mengimbau para demonstran untuk tidak melakukan aksi yang anarkis dan merusak apapun yang sudah susah payah dibangun bersama. "Marilah kita bangun politik yang cerdas dan rasional. Jangan merusak, jangan membongkar yang sudah kita bangun bersama-sama di negeri ini," kata SBY.
"Mari kita menjaga stabilitas pembangunan termasuk perekonomian kita agar ke depan semakin membaik," imbau Presiden. "Jadi, tidak baik kalau misalkan mereka yang berada di luar kekuasaan lantas melawan apa saja yang sedang dilakukan oleh yang memimpin sekarang. Bukan strategi seperti itu yang kita harapkan," tegasnya.
Nah, itulah situasi dan kondisi politis seputar rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Besok hari penting, hari Jumat, voting akan diambil, sementara hari ini para pendemo di Jakarta ada yang mulai melakukan tindakan anarkis, merusak dan bahkan menyerang petugas, beberapa pendemo diberitakan media elektronik malam tadi telah tertembak dengan peluru karet. Dalam pengamanan aksi demo, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, menyatakan bahwa polisi tidak melakukan penembakan kepada demonstran. "Tidak ada penembakan, yang ada hanya melontarkan gas air mata. Penembakan peluru karet juga tidak ada," katanya.
Kombes Rikwanto menjelaskan bahwa polisi terpaksa melakukan pengamanan situasi, karena ada sekelompok orang yang membakar mobil, merusak pos polisi, menganiaya Kapolsek Senen Kompol Imam Zebua hingga pingsan. Nampaknya Jumat besok para pendemo akan lebih melakukan tekanan ke DPR, menambah kekuatan baik dari dalam maupun luar kota ke Jakarta dan akan menggeruduk DPR.
Inilah sebuah potret kita di Indonesia dalam menjalani sistem demokrasi yang kita tiru dari negara Barat. Berat dan sulit memang, karena dinamika semakin bervariasi dan kadang agak berbahaya. Kewibawaan aparat semakin turun karena ditekan dengan yang namanya HAM. Aparat dalam posisi terus disalahkan, tidak dilihat berapa korban yang jatuh. Penulis melihat adanya ketimpangan dalam pemberitaan. Kita semua semestinya berdoa, semoga dalam masa-masa transisi demokrasi saat ini para politisi dan masyarakat pada umumnya tidak hanya mengikuti panasnya hati belaka.
Jangan kita rusak kesatuan dan persatuan bangsa ini yang telah kita bangun dengan susah payah dalam waktu yang cukup lama. Semoga hanya cobaan dan ujian saja yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita, bukannya musibah. Tapi entahlah, kini yang namanya pragmatisme, kepentingan, ego, oportunisme nampaknya mampu menguasai banyak pikiran diantara kita. Semoga Allah SWT melindungi bangsa ini menuju cita-cita luhurnya gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerta raharja. Amin. Prayitno Ramelan ( www.ramalanintelijen.net )
Ilustrasi Gambar : inilah.com