Pesawat Latih Jatuh,TNI AU Kembali Berduka

8 January 2012 | 8:52 am | Dilihat : 1672

Sebuah pesawat latih TNI AU, T-34C Mentor, LD-3417 dengan penerbang Kapten PNB Ali Mustofa, pada hari Jumat (6/1) telah jatuh di persawahan Dusun Jetis, Desa Kedungsari, Kecamatan Bandongan, Magelang, Jawa Tengah. Dalam kecelakaan tersebut penerbangnya,  Kapten Ali Mustofa telah tewas. Menurut beberapa saksi mata, kecelakaan  terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.   Kapten PNB Ali Mustofa, 30 dari Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, diketahui sedang melaksanakan misi penerbangan profisiensi rutin.

Menurut seorang  warga Dusun Jetis, pesawat seperti oleng dan menukik akan menabrak pohon kemudian jatuh ke tanah. “Pesawat naik lagi tapi terus langsung menukik ke tanah,” ungkap pria paruh baya yang enggan menyebutkan identitasnya itu, Jumat (6/1/2012). Petani tersebut menambahkan, pesawat langsung hancur berantakan. “sayap patah,” sambung sambil menambahkan saat pesawat jatuh sekira pukul 10.00 WIB sedang kondisi lokasi diguyur hujan (Okezone).

Almarhum Kapten PNB Ali Mustofa, alumnus AAU tahun 2000, meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Yaitu Nabila Ali Mustofa (6), Noval Ali Mustofa (4) dan Aurel Ali Mustofa (2). Almarhum kemudian dimakamkan pada hari Sabtu (7/1) di TMP Giridharmoloyo, Magelang. Prosesi pemakaman  dipimpin   Wakil Gubernur AAU, Marsekal Pertama TNI Sugihardjo  dalam sebuah upacara militer.

Ali Mustofa dilahirkan di Tuban, Jatim, pada tahun 1979, lulusan Sekolah Penerbang (Sekbang TNI AU)  2002 . Karirnya kemudian dilanjutkan di Skuadron Udara 7 dan Skuadron Udara 8 Lanud Atang Senjaya,  sebelum kemudian yang bersangkutan mengikuti sekolah instruktur penerbang dan menjadi instruktur penerbang di Lanud Adisutjipto.

Tim dari Markas Besar TNI Angkatan Udara (Mabesau) mulai mengumpulkan data untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat.  Data awal yang didapat akan menjadi bahan penyelidikan yang dilakukan Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU). Kepala Subdinas Keselamatan Terbang dan Kerja Mabes TNI AU (Kasubdis Lambangja) Kolonel Penerbang Arif Widianto di lokasi kejadian mengatakan, ”Data dan fakta ini akan kami serahkan kepada PPKPU Mabes TNI AU, semacam Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk sipil,” katanya.

Bangkai pesawat pada hari Sabtu (7/1) telah berhasil dievakuasi oleh tim gabungan TNI AU, TNI AD dan Polri. Proses evakuasi bangkai pesawat yang tersebar di pucuk-pucuk pohon itu memakan waktu cukup lama akibat medan yang cukup terjal dan licin. Setelah berlangsung beberapa jam sejak dimulainya pada pagi hari, akhirnya serpihan pesawat  berhasil dikumpulkan. Seluruh serpihahan yang berhasil dikumpulkan akhirnya berhasil diangkut dengan tiga truk ke Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.

Keterangan sementara Kadispenau, Marsma TNI Azman Yunus, “Pesawat itu kondisinya bagus, pesawat Charlie 3417 itu buatan Amerika Serikat dan digunakan sejak 1978,” katanya. Dijelaskan oleh Azman, bahwa pesawat tersebut memang digunakan sebagai pesawat latih. “Pesawat itu yang digunakan setiap latihan,  latihan rutin profesiensi,” katanya.

Pesawat latih T-34C Mentor, LD-3417 yang jatuh tersebut adalah buatan pabrik Beechcraft Amerika Serikat. Pada awal pembuatannya Beechcraft T-34 Mentor yang dibuat dengan gagasan Walter Beech pada tahun 1940-an ke 1950-an adalah pesawat propeller bermesin piston, kemudian di up grade menjadi Turbo Mentor T-34C (turboprop). Mentor ini termasuk jenis pesawat yang  awet dipergunakan oleh banyak negara hingga enam dekade sejak pertama kali diproduksi.

Beechcraft kemudian pada tahun 1973 melakukan redesigned T-34 menjadi T-34C Turbo Mentor dengan didukung oleh Kanada Pratt & Whitney yang mengembangkan   engine turboprop PT6A-25. Pengembangan berjalan atas perintah dari United States Navy (USN). Setelah berhasil dengan  redesignated sebagai YT-34Cs , pesawat  pertama kalinya diterbangkan  pada tanggal 21 September 1973. Mentor memulai di produksi pada Tahun 1975.  Versi T-34C-1 versi bersenjata dijual mulai tahun 1977, versi ini dilengkapi dengan empat underwing hardpoint (dudukan untuk bom seberat 300 hingga 1.200 lbs).

Dinegara asalnya Amerika Serikat, T-34C masih digunakan sebagai primary training aircraft oleh  Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dan Korps Marinir pilot (Marine Corps Pilot). T-34C saat ini sedang dalam proses digantikan oleh pesawat T-6 Texas II . NAS Pensacola telah menyelesaikan transisi ke T-6 dan salah satu dari tiga skadron latihnya  di Pangkalan Whiting juga sudah dilakukan penggantian.

T-34C hingga kini masih demikian populer sebagai pesawat latih primary, tercatat 26 negara termasuk Indonesia menggunakan pesawat ini.  Menurut Kadispenau Marsma TNI Azman Yunius kepada pers, pesawat Charlie 3417 tersebut dipergunakan TNI AU sejak Tahun 1978. Dari sejarah panjangnya, jenis kecelakaan pesawat Charlie ini, tercatat  sembilan kasus kecelakaan pesawat sejak Tahun 1980.

Kasus kecelakaan T-34C yang tercatat (borobudur TV) ; November 1980, LD 3401, mendarat darutrat di kolam renang Tirto Adi, Lanud Adisutjipto. Instruktur, dan siswa selamat, pesawat rusak berat. Tanggal 14 April 1986, LD 3418 mendarat darurat di ujung runway 27, di sawah Desa Kalitirto, Berbah, Sleman, instruktur dan siswa selamat. Tanggal 22 Mei 1987, LD 3413 terbang terlalu rendah, sayapnya menyambar pohon kelapa di Delanggu, Klaten, pesawat menukik ke bawah, siswa penerbang bernama Dody tewas,  instruktur selamat. Tanggal 6 Maret 1990,  LD 3425 jatuh di perbukitan wilayah Kaliurang, instruktur Kapten pnb Sasongko dan siswa Sekbang Heru meninggal.  LD 3422 pada 23 Desember 1992 jatuh di lapangan sepak bola Wonocatur, Yogyakarta, instruktur meninggal dunia, dan siswa penerbang mengalami luka bakar. Pada 26 Juli 1994, LD 3424 jatuh dan hancur  di belakang restoran Borobudur.

Tanggal  24 Februari 1997, LD 3406 mendarat darurat di sawah dekat sungai. instruktur meninggal dunia,  siswa penerbangnya selamat. Tanggal 20 Februari 1998, Charlie LD 3414 jatuh di ujung runway 27, Lanud Adisutjipto, instruktur dan siswa meninggal dunia. Tanggal 1 Desember 2000, LD 3415 jatuh di Purworejo, instruktur dan siswa meninggal dunia.Terakhir, 6 Januari 2012, LD 3417 jatuh di Dusun Jetis, Desa Kedungsari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang,  penerbang Kapten Ali Mustofa meninggal dunia di lokasi kejadian.

Kecelakaan pesawat sekecil apapun akan menarik perhatian publik. Menurut survei, moda transportasi udara sebetulnya yang paling teraman dibandingkan moda transportasi lainnya. Hanya ada yang perlu dicatat. Pada saat masih aktif di TNI AU, penulis saat menjabat sebagai Kepala Dinas Pengamanan dan Sandi TNI AU (Kadispamsanau) selalu mengingatkan saat memberikan ceramah, bahwa ada yang perlu disadari oleh insan TNI AU dan penerbangan. Terbang adalah hal yang menyalahi kodrat manusia, manusia kodratnya berada di atas tanah, tidak bisa terbang dan tidak di air.

Oleh karena itu bagi insan dirgantara, dengan akal manusia yang bisa terbang dengan menggunakan pesawat, perlu dipatuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh pembuat pesawat, disamping aturan terhadap yang menerbangkan pesawat itu, yang disebut airman ship. Nah apabila kedua kriteria pokok tadi dilanggar, maka manusia akan bertemu dengan kodratnya, kecelakaan sulit dihindarkan. Dalam sebuah kecelakaan, maka hal yang akan dipakai sebagai dasar penyelidikan meliputi lima M, yaitu manajemen, manusia, media, material  dan misinya, disamping cuaca. Human error biasanya di dunia penerbangan merupakan yang terbanyak menjadi penyebab.

Demikian tulisan ini dibuat. Sebagai purnawirawan TNI AU, penulis menyampaikan rasa ikut berbela sungkawa atas meninggalnya Kapten PNB Ali Mustofa, semoga Allah mengampuni semua dosa dan kesalahannya selama hidup, dan semoga kepada keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan lahir bathin. Amin. Juga ikut bela sungkawa kepada korps kecintaan TNI AU. Salam. Prayitno Ramelan (www.ramelanteddy.com)

 

 

 

 

 

 

This entry was posted in Kedirgantaraan. Bookmark the permalink.