Modus Baru Teroris Abu Omar, Menculik dan Menembak

16 November 2011 | 5:12 am | Dilihat : 889

Dari pengembangan penangkapan tersangka teroris di daerah Tanggerang pada hari Sabtu (12/11/2011), Densus kemudian berhasil menangkap dua orang di daerah Jakarta Timur dan Bekasi pada hari Minggu (13/11/2011). Koreksi terhadap artikel terdahulu yang penulis susun dengan judul "Satu dari Tiga DPO Teroris Ditembak Densus" ( http://ramalanintelijen.net/?p=4310 ), pada hari Sabtu yang berhasil ditangkap adalah empat orang.

Selain itu yang dimaksud Kadiv Humas Polri tentang pimpinan para teroris yang ditangkap di Tanggerang berinisial AO adalah Abu Omar yang telah ditangkap pada tanggal 4 Juli 2011 dan kini meringkuk dalam tahanan. Jadi yang dimaksud bukan Oman Abdurrahman dari  jaringan Cimanggis. "AO (Abu Omar) adalah spesialis pemasok senjata juga berafiliasi dengan jaringan kelompok lain," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution, di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (15/11/2011).

Walaupun Abu Omar sudah ditangkap, jaringan binaannya masih terus beraksi memasok senjata dari Filipina dan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompoknya, kemudian diperdagangkan ke pihak lain yang mampu membayarnya. Uang itu dijadikan dana untuk kegiatan teror kelompoknya.

Keempat tersangka yang ditangkap bewserta barang bukti pada hari Sabtu (12/11)  adalah, pertama, BH alias Dodi, 35 thn, swasta, alamat Jl. Seruni No 1 H , Perum As III, Cibodas, Karawaci Tangerang, Banten. Ia ditangkap dekat rumahnya.  Tersangka kedua, DAP, 34 th, swasta, alamat Perum Poriz, Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh Tangerang. Ia ditangkap di dekat rumahnya.

Ketiga, AA alias Agung, Jakarta, 31 th, alamat Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara. Ia ditangkap saat keluar rumah dengan membawa senjata M16 sehingga dilakukan penembakan kakinyauntuk melumpuhkan. Tersangka keempat, S , Jl Perum Taman Raya Rajek Blok K RT 07 RW 08 No 19, Kec Rajek Tangerang. Saat penangkapan, Densus 88 menyita sepucuk senjata M16 Dan 2 buah magazin serta 313 butir peluru.

Sementara dua tersangka yang ditangkap pada hari Minggu (13/11) adalah DWT, umur  50 thn, penjual sayur, alamat Jl. Benda Jaya RT 05 RW 12 Kel/Kec Duren Sawit, Jaktim. Dan tersangka keenam adalah SGO alias Sugih, pedagang nasi goreng, alamat Jl Masjid Rawa Bacang, Pondok Melati, Jati Rahayu, Bekasi.

Dari penangkapan keenam tersangka tersebut dan hasil pemeriksaan sementara, dapat disita beberapa barang bukti yaitu, dua pucuk senjata api M 16, satu pucuk senjata api Jungle, satu pucuk senjata api FN, 796 butir peluru berbagai kaliber serta enam buah magazin.  Tersangka BH mengaku mendapat senjata serta peluru dari Abu Omar, yakni, satu pucuk Jungle, satu pucuk FN, dan 20 butir peluru.

Dari penjelasan Kadiv Humas Polri, dikatakan bahwa Abu Omar sudah membangun jaringan teror di Jakarta. Jaringan Omar terbentuk berupa kelompok pengajian Halaqoh I, II, dan III, yang menanamkan ideologi radikalisme. "Halaqoh I dimana kita telah berhasil menangkap empat orang di wilayah Jakarta Barat, di Halaqoh II itu tiga orang, Halaqoh III satu orang.  Jadi mereka sudah mempunyai sel-sel kegiatannya," kata Saud.

Kelompok Abu Omar ini  merencanakan melakukan aksinya dengan modus penculikan dan penembakan. Berbeda dengan kelompok teroris lainnya, kelompok Omar tak menggunakan modus bom. Saud menjelaskan, "Mereka juga telah mempersiapkan pelatihan militer, antara lain penculikan, perakitan senjata dengan cepat, bongkar pasang senjata api, dan menembak."

Selanjutnya Kabag Penum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/11/2011) menegaskan, "Target mereka antara lain penyerangan kantor polisi, sudah ada dokumen perencanaannya untuk beberapa kantor polisi." Selain kantor polisi, mereka juga menargetkan serangan kepada organisasi masyarakat tertentu. "Dari beberapa dokumen mereka miliki juga rencana kepada beberapa kelompok masyarakat lain yang masih didalami," kata Boy.

Abu Omar sendiri yang ditangkap pada tanggal 4 Juli 20011 di Bogor,  jauh hari  sebelumnya telah melakukan kejahatan teror terhadap Bapak Matori Abdul Jalil (Alm) pada tahun 2000 yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI, perampokan dan peledakan Bank BCA Hayam Wuruk, Jakarta, tahun 1998, dan rencana penyerangan kantor Polsek Kebon Jeruk dan Kalideres, di Jakarta Barat.

Dengan terbongkarnya jaringan Abu Omar ini, makin terlihat bahwa kini sel-sel terorisme di tanah air semakin berdiri sendiri dan mereka menentukan target sendiri serta cara serangan tersendiri. Berhubung kelompok ini sudah bergerak di lingkungan ibukota, pengembangan selanjutnya sangat perlu dikordinasikan dengan Departemen Agama, dibawah kordinasi BNPT, untuk menetralisir pengaruh negatif dalam rangka kegiatan pengajian yang dijuruskan kearah radikalisme. Fungsi BNPT dalam kegiatan deradikalisasi dipandang sangat perlu lebih diaktifkan. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )

Ilustrasi Gambar : Okezone.com

This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.