KTT ASEAN Ke-19 di Bali dan Kemungkinan Ancaman
9 November 2011 | 12:27 am | Dilihat : 1846
Berita menarik yang banyak dibahas media kini ada dua, pertama kemelut Freeport, dimana selain masih terjadinya serangan runduk terhadap petugas dan pegawai Freeport, masalah uang 'jago' yang disampaikan ke aparat keamanan di Freeport kini menjadi topic yang mulai ramai dibahas di Amerika Serikat. Nampaknya hal ini akan menjadi berita dunia, karena seperti kasus Lockheed dengan PM Jepang Tanaka, pejabat perusahaan pembuat pesawat terkenal AS tersebut kemudian masuk penjara dan pemerintahan menjadi jatuh.
Berita kedua yang sebentar lagi akan menjadi primadona media adalah kegiatan KTT Asean ke-19 dan rangkaiannya, yang akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 17 s/19 November 2011. Menurut jadwal, pada tanggal 17 November 2011 akan diselenggarakan KTT ASEAN. Tanggal 18 November, akan dilaksanakan ASEAN Plus Three (Jepang, China dan Korea Selatan).
Untuk KTT Asia Timur ke-6 yang akan dihadiri oleh para pemimpin ASEAN beserta para pemimpin dari negara-negara Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, dan Amerika Serikat, dijadwalkan tanggal 19 November 2011. Semua kegiatan tersebut dipusatkan di Bali Nusa Dua Convention Center, di kompleks Nusa Dua Resort.
KTT ASEAN ke-19 mendatang merupakan KTT ASEAN kedua yang diselenggarakan Indonesia setelah KTT ASEAN ke-18 di Jakarta pada bulan Mei 2011 lalu. Pada KTT ke -19 ini akan hadir sekitar 20 orang pemimpin dunia. Diantara pemimpin yang dijadwalkan akan hadir dalam pertemuan puncak tersebut adalah Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama dan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev serta Sekertaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon.
Untuk meliput KTT tersebut, diperkirakan lebih dari 2.000 wartawan dari seluruh dunia akan hadir. Presiden AS Barrack Obama sendiri dilaporkan akan membawa sekitar 150 orang wartawan dari AS. Selain menghadiri KTT Asia Timur, Presiden Obama juga akan menghadiri KTT ASEAN-AS pada tanggal 18 November. ASEAN kini menjadi sebuah kekuatan yang sangat diperhitungkan oleh dunia internasional. Negara anggota ASEAN terdiri dari pendiri ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. pada tanggal 7 Januari 1984, Brunei Darussalam kemudian bergabung, Vietnam pada 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada 23 Juli 1997, serta Kamboja pada 30 April 1999.
Nah dengan 20 kepala negara yang hadir, pertanyaannya bagaimana dengan keamanannya? Terlebih dengan kehadiran Presiden AS Barrack Obama yang selalu membuat heboh. Sudah pasti kordinasi keamanan antara Pam VVIP Paspampers serta Polri dan TNI jelas sudah disiapkan, bekerja sama dengan tim pengamanan masing-masing kepala negara yang hadir.
Tim Secret Service dari AS yang akan mengamankan Presiden Obama mulai mendatangkan keperluan logistik pengamanan. Pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat jenis transport berat C-17 tiba di Lanud Bandara Ngurah Rai, Bali pada hari Senin (9/11) sekitar pukul 13.30 WIT. Setelah mendarat, sejumlah peralatan kemudian dibawa dengan empat mobil kontainer menuju lokasi KTT Nusa Dua Bali. Selain logistik, rencananya dua pesawat angkut lainnya juga akan datang mengangkut personel keamanan lainnya. Tetapi seketat apapun langkah pengamanan, celah lemahnya kordinasi bisa membahayakan pengamanan terhadap subyek. Disinilah pentingnya nilai informasi intelijen terhadap kemungkinan potensi ancaman.
Siapa yang paling mungkin mendapat ancaman? Yang utama jelas Presiden AS Barrack Obama. Kita ketahui bahwa musuh AS paling utama adalah kelompok teroris Al-Qaeda, ditambah kelompok Taliban dan Haqqani dari wilayah Pakistan dan Afghanistan, Harakat al-Shabaab al-Mujahideen dari Somalia, serta Jamaah Islamiyah dan JAT dari Indonesia. Yang paling sakit hati terhadap AS adalah Al-Qaeda dimana tokoh utamanya berhasil disergap dan ditembak mati pasukan khusus AL Navy Seals di Pakistan beberapa bulan yang lalu.
Memang Presiden Obama pernah menyatakan bahwa Al-Qaeda semakin lemah dengan meninggalnya Osama dan beberapa tokoh besarnya. Dikatakannya mereka tidak akan mampu menyerang masuk ke wilayah AS seperti masa lalu. Dengan ketatnya pengamatan Badan Intelijen AS, memang kecil kemungkinan teroris mampu menyerang obyek vital di AS. Akan tetapi justru bukan tidak mungkin dengan serangan terbatas diluar AS, teroris mampu membuat serangan kejutan di Bali?. Tujuan teror adalah melakukan serangan spektakuler yang mempunyai nilai berita yang hebat dan mahal bagi media.
Organisasi Al-Qaeda di Pakistan pernah menyatakan akan membalas dendam dengan terbunuhnya Osama bin Laden. Karena itu kini di Indonesia, dengan adanya event internasional yang sangat besar dan diliput oleh 2000 insan pers ini akan sangat menarik para teroris. Sebuah serangan yang hanya dilakukan beberapa orang saja, nilai beritanya akan menggetarkan dunia. Sangat perlu diwaspadai kemungkinan serangan jarak jauh seperti penembak runduk (sniper), karena kecil kemungkinan penyerang mampu mendekat terhadap target untuk sebuah serangan bom.
Sebuah sniper kecil saja dapat merusak suasana seperti yang terjadi beberapa kali di jalan menuju ke Freeport, terlebih lagi apabila yang digunakan kaliber besar (misal cal.12,7) yang kini merupakan senjata runduk jarak jauh yang sangat mematikan. Yang perlu diingat, teroris sering melakukan serangan yang mengejutkan, seperti kasus runtuhnya menara kembar WTC dan Bom Bali pada tahun 2002. Demikian sedikit ulasan yang perlu diperhitungkan dengan seksama. Semoga bermanfaat. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )