Ketika Markas CIA Kabul Diserang

29 September 2011 | 10:18 am | Dilihat : 253

Jakarta - Pada Minggu malam (25/9/2011) sekitar pukul 21.00 waktu setempat telah terjadi penyerangan bersenjata terhadap markas CIA (Central Intelligence Agency) di kota Kabul. Penyerangan yang dilakukan oleh seorang warga Afghanistan yang dipekerjakan sebagai petugas sekuriti lokal telah menewaskan seorang kontraktor CIA dan melukai seorang kontraktor CIA lainnya.

Pejabat Amerika menyatakan bahwa motif serangan sedang dalam penyelidikan, sementara ini diketahui tidak terkait dengan serangan terhadap Kedutaan AS baru-baru ini yang disebutkan sebagai ulah kaum pemberontak. Pria yang tewas dikatakan sebagai orang penting yang bertugas dibagian dukungan pemeliharaan kedubes AS di Kabul. Korban yang luka tidak dinyatakan perannya di kantor CIA tersebut.

Pejabat AS menjelaskan bahwa penyerang termasuk sebagai anggota penjaga keamanan lokal yang memiliki akses kebagian dalam kantor dan diperbolehkan membawa senjata api. Baku tembak di dalam kompleks CIA berlangsung sekitar 30 menit, dan penyerang akhirnya berhasil ditembak mati. Serangan tersebut menunjukkan bahwa situasi serta kondisi keamanan di Kabul semakin membahayakan warga AS, karena CIA sebagai instalasi yang paling sensitif AS di Kabul saja sudah tidak aman dari serangan yang mematikan.

Secara perlahan dan berlanjut, gerilyawan Taliban terus melakukan tekanan dan serangan sporadis terhadap personil dan instalasi AS di Kabul. Serangan yang terjadi menyebabkan rasa tidak percaya beberapa pejabat terhadap proses penyerahan kendali keamanan kepada pemerintah Afghanistan dari pasukan AS. Markas CIA di Kabul yang diserang adalah bekas Hotel Ariana, di mana sejak tahun 2002, CIA telah mempekerjakan sekitar 1000 orang di markas tersebut.

Penyerangan terhadap instalasi CIA di Kabul kali ini bukan yang pertama terjadi. Pada tahun 2009, seorang warga Afghanistan yang menyamar sebagai informan mampu menembus penjagaan dan melakukan serangan bom bunuh diri, membunuh kepala stasiun serta enam karyawan. Pemboman tersebut adalah serangan paling mematikan terhadap badan intelijen terbesar AS tersebut dalam beberapa dekade terakhir.

Serangan terhadap markas CIA tersebut baik langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi psikologis para pejabat AS yang bertanggung jawab terhadap kebijakan penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Seorang mantan pejabat AS menyatakan kekhawatiran atas kebijakan pemerintah AS di Afghanistan dan menyatakan "A transition forced by political exigencies will never survive."

Itulah pandangan dan keraguan terhadap kritisnya kebijakan pemerintahan Presiden Obama terhadap Afghanistan. Dari sisi kepentingan, pemerintah AS merasa bahwa preemtive strike ancaman teror dari Afghanistan sudah selesai. Upaya pengejaran terhadap tokoh nomor satu Al-Qaeda itu telah berhasil dilaksanakan. Al-Qaeda sudah bukan merupakan ancaman potensial langsung terhadap mainland-nya, itulah inti kebijakan tersebut.

Dalam kaitan ini, penulis mengkhawatirkan apabila kemudian Afghanistan jatuh kembali di bawah kontrol Taliban, dan AS pull out seperti di Vietnam, ada kemungkinan hubungan antara Al-Qaeda dengan kelompok teror di Indonesia kembali akan terjalin dan dapat meningkatkan kwantitas maupun kualitas serangan. Kasus tersebut perlu mendapat perhatian serius dari aparat keamanan dan intelijen.

Di Indonesia kini masih terjadi serangan dari teroris baik berupa serangan bom bunuh diri maupun serangan bersenjata terhadap polisi dan masyarakat. Karena itu baik Polri maupun BIN nampaknya perlu melakukan pemeriksaan ulang sekuriti terhadap kemungkinan serangan terhadap markas masing-masing. Setiap serangan teror dilakukan selain untuk membuktikan mereka masih eksis, menimbulkan rasa takut dan kepanikan, pada akhirnya untuk menunjukkan bahwa pemerintahan yang berkuasa tidak kredibel. Kalau serangan terjadi maka stigma negatif 'kecolongan' yang kini berkembang jelas akan sulit dibantah.

*) Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pemerhati Intelijen, Untuk artikel lainnya lihat http://ramalanintelijen.net

Ditayangkan di:  detikNews tanggal 29 September 2011, 09.30

Ilustrasi Gambar : executivegov.com

 

This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.