Peringatan FBI Jelang Momen 11 September Kelabu
9 September 2011 | 8:26 am | Dilihat : 289
Serangan pesawat bunuh diri pada peristiwa 11 September 2001 yang meruntuhkan menara kembar WTC merupakan noda hitam yang akan terus membekas di hati warga Amerika Serikat. Setiap mendekati tanggal 11 September, rasa khawatir pasti selalu ada. Tanpa terkecuali ini akan menghantui warga AS, baik mereka yang berada di AS maupun yang berada di negara lainnya. Badan intelijen AS, CIA, FBI, NCTC, semua terus melakukan pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) selama bertahun-tahun tanpa henti terhadap kemungkinan serangan ulang/serupa teroris jaringan Al-Qaeda pada tanggal tersebut. Hal ini dilakukan sebagai preventif agar kebobolan intelijen yang memakan korban jiwa mencapai 2.996 orang terdiri dari 2.977 korban dan 19 pembajak.
Terorisme internasional yang sudah mencanangkan perang dengan AS dan sekutunya lebih dari 14 tahun lalu, dapat dipastikan akan berusaha terus mencoba melakukan serangan. Terlebih setelah pemimpinnya, Osama bin Laden tewas ditembak oleh Navy SEALs AS di Pakistan bulan Mei lalu.
Waspada
Secara teori, tidak tiap serangan teror harus besar, tetapi dampak yang dihasilkan dari serangan tersebut diharapkan besar. Setiap serangan bisa hanya untuk menunjukkan bahwa eksistensi mereka tetap ada dan mereka tidak mati, disamping untuk menimpulkan rasa takut yang sangat. Teroris selalu berusaha agar serangannya diliput media secara besar-besaran, karena itu serangan mereka upayakan sensasional. Menjelang tanggal 11 September 2011, tagline Homeland Security di AS berbunyi "9/11 Ten Years Since, September 11, 2001, Always Remember. Never Forget." Ini adalah peringatan bagi semua warga AS agar tetap siaga dan jangan melupakan terhadap kemungkinan munculnya serangan baru yang serupa. Pada intinya 'warning' tersebut adalah upaya peningkatan kewaspadaan. Otoritas keamanan di AS selalu mengajak warga di AS dan di dunia untuk berpartisipasi dalam memerangi terorisme.
Pesawat Kecil
Pada hari Jumat lalu (2/9), FBI mengirimkan buletin ke Associated Press, sebagai upaya untuk mengantisipasi kemungkinan serangan teroris. Disebutkan adanya indikasi ancaman berupa serangan bunuh diri dengan pesawat kecil yang berisi penuh bahan peledak. FBI menyebutkan bahwa pada awal tahun ini didapat informasi Al Qaeda merencanakan akan melakukan serangan dengan pesawat pribadi yang kecil. Teroris diketahui akan merekrut orang Barat sebagai penerbangnya (mirip kamikaze) untuk menyerang target Amerika. Pejabat sekuriti penerbangan di AS mengatakan, mereka telah memperketat pengawasan pemilik pesawat kecil di AS.
Upaya serangan dengan mempergunakan pesawat kecil pernah dilakukan oleh Al Qaeda terhadap AS. Pada tahun 2002, Al Qaeda pernah berusaha melakukan serangan dengan pesawat kecil terhadap kapal perang AS (US Navy) di perairan teluk. Setahun kemudian Al Qaeda kembali mencoba menyerang kedubes AS di Karachi dengan pesawat kecil yang berisi penuh bahan peledak.
Waspada
Nah, informasi dari FBI tersebut nampaknya perlu dicermati dan diwaspadai oleh para pejabat penanggung jawab keamanan di Indonesia serta khususnya sekuriti yang bertanggung jawab di bandara. Walaupun ada kesan secara umum di tanah air, tidak mungkin teroris mampu berbuat hal seperti itu di Indonesia.
Tetapi, menjelang 11 September 2011, Indonesia sebaiknya juga ikut mewaspadai kemungkinan tersebut. Teroris mungkin saja akan melakukan serangan tak terduga, terlebih apabila jaringan Al-Qaeda kembali masuk ke Indonesia. Umar Patek ditangkap di Pakistan saat akan bertemu dengan dua militan Perancis dan merencanakan akan ke Waziristan untuk bertemu dengan tokoh kedua ("operasional") Al-Qaeda, Atiyah Abd al-Rahman yang kemudian mati terbunuh di serang pesawat UAV dari CIA di Waziristan bulan lalu.
Di Jakarta terdapat kedutaan besar AS serta target-target simbol AS dan sekutu lainnya, seperti JW Marriott (dua kali di bom), Ritz Carlton (satu kali di bom), Kedubes Australia (satu kali di bom), City Bank dan Sekolah Internasional (pernah masuk sebagai calon target dari Noordin M Top dimasa lalu), Kedutaan besar Inggris dan Italy (pernah masuk dalam calon target teroris). Jadi, selain tugas pejabat keamanan yang bertanggung jawab keamanan kantor diplomatik negara lain, apabila terjadi serangan gaya baru tersebut, maka ini jelas akan mempermalukan Indonesia. Demikian informasi intelijen yang perlu kita perhatikan bersama, semoga bermanfaat. Marsda TNI (Pur)Prayitno Ramelan, pemerhati intelijen ( http://ramalanintelijen.net)
Artikel ditayangkan di : Harian Seputar Indonesia tgl. 7 September 2011