Bisik-Bisik Tentang Nazar Dan Demokrat

4 August 2011 | 10:58 pm | Dilihat : 1102

Baru saja penulis menghadiri undangan berbuka puasa dari seorang pentolan sebuah partai besar, yang dilanjutkan dengan sholat tarawih serta mendengarkan kultum seorang ustadz kondang. Pada acara tersebut penulis sempat  berbisik-bisik dengan  Pak Pentolan  membahas dua kasus yang penting dan saling terkait, yaitu masalah Nazaruddin dan Partai Demokrat.

Pak Pentolan itu mengatakan mendapat informasi dari salah satu petinggi yang ditugasi mencari dan membawa pulan Nazaruddin, buron yang paling diminati. Informasinya mirip seperti yang pernah dikatakan Amir Syamsudin, "Diduga dia ada di sana (Negara Amerika Selatan)," ujar Sekretaris Dewan Kehormatan, Amir Syamsuddin saat ditemui di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/7/2011).

Menurut Amir, negara-negara di kawasan Amerika Selatan memang diketahuinya sebagai tempat pelarian dan persembunyian para penjahat dan orang-orang bermasalah dalam hukum. Terlebih lagi, lanjut Amir, saat wawancara video SKYPE Nazar dengan praktisi Media Iwan Pilliang, terlihat ada sorot matahari di ruangan tempat Nazaruddin melakukan komunikasi video.

Informasi Pak Pentolan tadi semakin menegaskan kalau Nazaruddin kini memang berada di salah satu negara Amerika Selatan. Kabar adanya pembuatan 15.000 buah paspor /bulan dengan alamat yang sama di Desa Tegallega Sukabumi semakin menguatkan indikasi adanya permainan patgulipat soal paspor. Sehingga Nazar walaupun Paspornya dicabut, mobilitasnya tetap tinggi. Bukan tidak mungkin dia punya beberapa  paspor aspal. Gayus adalah contoh yang jelas, dengan status tahanan tetapi bisa jalan-jalan kebeberapa negara dengan parpor aspal.

Pertanyaannya, kalau sudah ketahuan dimananya, kenapa Nazar belum bisa ditangkap juga? Pertama, ketidak mampuan aparat menangkap dan membawa pulang apabila Nazar di Amerika Selatan. Kita tahu bahwa jaringan perkeliruan disana sangat kuat. Selain itu banyak yang tidak punya perjanjian ekstradisi dengan Indonesia. Kedua, ada yang melindungi Nazar dan ketiga dia tidak diharapkan pulang. Kemana sekarang Nazar? Dia menguap, suaranya lenyap, apakah dia bertemu dengan cleaner? Seperti penulis katakan, kalau dia memanfaatkan perkeliruan luar negeri, cepat atau lambat dia akan bertemu team cleaner atau predator.

Kaitannya kemana? Jelas keinduknya. Nah Pak Pentolan itu melanjutkan berbisik-bisik dengan penulis tentang Partai Demokrat yang sempat goyah dengan serangan Nazar. Partai ini ibaratnya sudah jatuh dideru informasi Nazar, kini tertimpa tangga. Selain kasus Andi Nurpati yang dituduh pemalsuan surat, ada Nazar tentang soal permainan proyek yang menuduh keterlibatan Anas dan kini mendadak  ada masalah baru dari pernyataan Marzuki Ali sebagai Ketua DPR. Masyarakat luas dan banyak pihak beramai-ramai menekannya. Sebenarnya, menurut penulis, dalam kondisi unpredictable, sebaiknya elit Demokrat jauh lebih baik untuk silent dahulu, tidak memancing perseteruan atau membuka front baru.

Pak Pentolan mengatakan tidak bisa mengukur seberapa parah kerusakan yang terjadi di Partai Demokrat tersebut. Terdapat dua kerusakan yaitu internal dan ambruknya citra partai dimata konstituennya. Yang bisa diperkirakan,  "banyak konstituen Demokrat yang akan kembali ke Partai Golkar, karena dari sana asalnya". Dan dia memperkirakan kemungkinan besar pada 2014 nanti, Golkar yang akan menjadi pemenang, kembali menjadi  the rulling party. Golkar kembali akan menjadi partai papan atas yang digdaya karena kader-kadernya sudah jauh lebih mapan dan kondang dibandingkan parpol lainnya. Statement ini diangguki oleh penulis. Cukup realistis. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )

Ilustrasi gambar : riaupos.co.id

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.