Nazar Dipecat, Amankah Pengurus?

19 July 2011 | 6:27 am | Dilihat : 660

Akhirnya proses pemecatan Nazaruddin mulai berjalan. Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum saat peletakan batu pertama pembangunan Training Center Wirausaha Tani di Kecamatan Tamansari, Ciapus, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin 18 Juli 2011 menyatakan "Pemecatan) Sudah diputuskan. Sudah menjadi kebijakan, tetapi prosedur administrasi harus dipenuhi." Surat pemecatan Nazaruddin memang belum dikeluarkan karena masih melalui proses administrasi.

Anas meminta semua pihak untuk menunggu. surat peringatan terakhir atau SP3 kepada Nazaruddin sudah ditandatangani. Sikap partai jelas dan tegas, tegas Anas, "Sudah. Yang jelas, partai punya kebijakan untuk menarik yang bersangkutan dari DPR dan mencabut keanggotaannya." 

Menurut Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah, berdasar UU MPR, DPR, DPD dan DPRD, proses penggantian antar waktu (PAW) diajukan oleh partai kepada pimpinan DPR. Kemudian, pimpinan DPR menyampaikan ke KPU. "Kemudian dari situ diajukan ke Presiden. Nah dari Presiden kan keluar penetapannya," ujar Jafar.

Salah satu Ketua Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, menyatakan perihal pemecatan Nazaruddin sudah pasti. Ramadhan menyebut, dukungan pemecatan datang dari Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sampai ke pengurus-pengurus daerah.  Menurut Ramadhan  bila persoalan Nazarudddin telah selesai, beban Demokrat lebih ringan. “Nazaruddin selesai, sebagian persoalan Demokrat telah selesai."

Menghilangnya Nazaruddin rupanya mengimbas saudara sepupunya yang juga anggota DPR dari Komisi III, Muhammad Nasir.  Menurut informasi sudah cukup lama meninggalkan tugasnya sebagai anggota anggota DPR. Hampir 3 minggu saudara M Nazaruddin ini tidak pernah hadir dalam rapat paripurna maupun rapat di komisi III. Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah pun mengaku tidak tahu menahu soal alasan absennya Nasir.

M Nasir juga termasuk yang disebut-sebut dalam kasus Nazaruddin. M Nasir, saudara dari Nazaruddin adalah salah satu komisaris di PT Mahkota Negara yang menjadi rekanan dari Kemenakertrans dan Kemendiknas pada tahun 2007-2008 lalu. PT Mahkota Negara pernah memenangkan proyek di kedua kementerian tersebut. Namun kemudian hari ditemukan fakta bahwa proyek tersebut bermasalah.

Langkah berani Anas rupanya didasari oleh ketegasan Pak SBY sebagai Ketua Dewan Pembina  saat menggelar jumpa pers di kediamannya di Cikeas, Jawa Barat, Senin (11/07/2011), yang menginstruksikan agar Anas mengambil langkah tegas terhadap pelanggaran di  Partai Demokrat.  "Partai demokrat tidak merencanakan kongres luar biasa. Diadu domba pula, ada yang bilang mengusulkan kepada saya untuk menurunkan Anas urbaningrum. Usulan itu tidak ada, yang ada adalah rencana Rakornas. Diedarkan pula, katanya Anas Urbaningrum ingin menggulingkan SBY, berita itu bohong besar," tegas SBY.

Dengan penjelasan elit Demokrat, maka berakhirlah karier Nazaruddin di panggung politik Indonesia. Berakhir pula pertemanannya dengan para teman-temannya di Partai Demokrat. Sangat terasa ketegasan Pak SBY saat melakukan jumpa  pers pada sebelas Juli lalu, khususnya terhadap kader PD. Pak SBY menyatakan  akan memberikan sanksi organisasi dan sanksi hukum yang paling tegas terhadap kader yang melakukan perbuatan tercela yaitu korupsi.

Kini, apakah langkah pengurus partai benar telah menyelesaikan sebagian persoalan partai? Atau bukankah masalah atau ancaman baru akan muncul? Nazaruddin dan keluarganya sudah tiarap, termasuk Nasir. Serangan BBM dan SMS sudah menghilang, kontrol partai sudah normal. Citra mulai dibangun. Terlepas dari kemelut Nazaruddin, satu hal yang menarik, Pak SBY dalam istilah militer telah menunjukkan bahwa komando dan kendali  terhadap Partai Demokrat masih berada di satu tangan.

Perintahnya kepada Anas adalah dominasi politik internal yang tak terbantahkan, dia menunjukkan dirinya sebagai tembok yang sulit ditembus kadernya yang mencoba main-main dengannya. Memang itu yang harus dilakukannya. Kewaspadaan SBY sebagai icon politik di Partai Demokrat harus tetap terus dijaga, jangan sampai kendur. Pengalaman menunjukkan bahwa Gus Dur yang demikian  perkasa, pemilik PKB dan sebagai Ketua Umum Dewan Syuro akhirnya lumpuh dan berhasil ditelikung oleh Ketua Umum Partai dan Sekjennya serta kader-kadernya yang relatif masih muda.

Mahir berpolitik dan memainkan strategi, itulah rumus agar seseorang bisa tetap selamat berkiprah di politik. Sebagai penutup, mari kita tunggu apakah Nazar atau ada  orang lain yang mungkin memanfaatkannya akan kembali menyerang. Amankah pengurus Demokrat? Yang paling betul  adalah siapa yang tersenyum pada akhir kisah dibandingkan senyum di awal dan menangis di akhir cerita. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net

Ilustrasi gambar : republica.co.id

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.