Profile Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan
24 May 2011 | 10:20 am | Dilihat : 33942
Pray, alumnus Akabri Udara 1970, sejak 2002 menjadi purnawirawan, dengan jabatan terakhir sebagai Penasihat Menteri Pertahanan Bidang Intelijen (Era Bpk. Matori Abdul Djalil, Alm), dengan pangkat Marsekal Muda TNI. Selama 32 tahun berkarier di TNI, Pray telah menghabiskan sebagian besar masa pengabdiannya dalam jajaran intelijen baik di TNI AU, Bais ABRI ataupun Dephan.
Jenderal TNI LB Moerdani (Alm) adalah tokoh intelijen yang dinilai paling mumpuni olehnya, dimana beberapa ijazah pendidikan intelijen yang pernah diikutinya ditandatangani oleh sang tokoh tersebut. Pray juga mempunyai keahlian dan terdidik dalam masalah intelijen udara, disamping keahliannya baik dari hasil pendidikan maupun pengalamannya sebagai analis intelijen. Pray adalah warga kehormatan dari Korpaskhasau, dan terlibat dalam pembentukan awal pasukan khusus Detasemen Bravo Paskhasau.
Penugasan di Dephan selesai sejak tahun 2005, setelah Menhan dijabat oleh Prof. Juwono Sudarsono. Prayitno Ramelan yang kemudian dikenal dengan nama panggilan Pray semakin produktif sebagai penulis artikel intelijen dan politik. Beberapa tulisan dan wawancaranya selain ditayangkan di beberapa situs yaitu; Kompasiana, RamalanIntelijen, http://search.okezone.com/search/?q=prayitno+ramelan, opini-prayitno.ramelan , http://search.detik.com/search?query=prayitno+ramelanSejak 2008, Pray menulis di Kompasiana, kemudian oleh admin diangkat menjadi Bapak Publik Blog Kompasiana yang menjadi rumah tinggalnya sebagai blogger. "Old Soldier Never Die", itulah semboyan yg memberinya semangat di usia senja. Pada ulang tahun Kompasiana ke-6 Pray mendapat penghargaan berupa "Life Time Achievement" dari Kompasiana.
Pray, putra dari Ran Ramelan (Alm) wartawan tiga jaman yang berasal dari Betawi terus aktif menulis menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya. Tulisannya khusus menganalisa masalah Intelijen, Terorisme dan Isu Keamanan, Politik, Kedirgantaraan, Sosial, dan masalah umum lainnya.
Beberapa artikelnya di Kompasiana kemudian oleh PT Grasindo dicetak menjadi sebuah buku dengan judul "Intelijen Bertawaf", Teroris Malaysia Dalam Kupasan, dengan editor Pepih Nugraha. Tiga tokoh mantan pejabat tinggi memberi tanggapan dan apresiasi, yaitu Jenderal TNI (Purn) DR.A.M.Hendropriyono mantan Kabin, Marsekal TNI (Pur) Chappy Hakim mantan Kasau dan Marsdya TNI (Pur) Ian Santoso Perdanakusuma, Mantan Kabais TNI. Buku tersebut terutama dipasarkan di toko buku Gramedia.
Buku Intelijen Bertawaf termasuk buku yang dijadikan koleksi oleh National Library of Australia, dimasukan dalam kategori Intelligence service - Indonesia, National security - Indonesia, Indonesia - Foreign relations. Kemudian pada awalnya oleh dua stasiun TV Swasta, TV One dan Metro TV, Pray dipercaya menjadi salah satu narasumber dalam membahas masalah-masalah yang menyangkut soal Terorisme, Intelijen, serta kasus-kasus yang terkait dengan keamanan. Kepercayaan sebagai narasumber meluas ke TV lain yaitu Berita Satu TV, MNC News, Global TV, Kompas TV, Trans TV, Net TV dan Jak TV.
Mulai bulan Pebruari 2011, Pray mendapat kepercayaan dan diangkat menjadi salah satu anggota Kelompok Ahli BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). BNPT adalah sebuah Badan yang baru dibentuk, berkedudukan langsung dibawah Presiden, dikordinasikan oleh Menko Polhukkam. Setelah bertugas selama hampir tiga tahun, mulai Februari 2015 Pray diangkat oleh Menhan RI menjadi anggota tim Anstra.
Alhamdulillah, Pray sangat bersyukur kepada Allah Swt, karena pada 10 Juni 2011 berhasil mewujudkan sebuah blog pribadi dengan judul "Ramalan Intelijen bersama Prayitno Ramelan," dengan bantuan para sahabat di Kompasiana (Isjet dan Iqbal) serta programmer Saepulloh dan Dede. Web dibuat dengan tujuan sebagai wadah menuangkan pemikiran serta untuk mengumpulkan baik tulisan-tulisan, wawancaranya serta beberapa rekaman talk show di TV. Disinilah Pray terus berkarya menyusun artikel dengan memosisikan diri sebagai seorang indy blogger.
Pada bulan Juli 2014 buku kedua Pray dengan judul "Misteri MH370" telah terbit dan beredar di Toko Buku Gramedia. Buku tentang raibnya pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines sejak tanggal 8 Maret 2014 yang hingga kini belum ditemukan menjadi obyek analisis intelijen penulis yang sejak awal penulis posting di blog ramalanintelijen.net. Penulis membahas tentang terjadinya pembajakan terhadap pesawat sebagai latar belakang menghilangnya pesawat tersebut.
Pada tanggal 20 Juli 2017, Pray merilis buku ketiga hasil ngeblog, dengan judul Ancaman Virus Terorisme. Buku ini merupakan kumpulan artikel-artikel yang penulis buat selama bertahun-tahun yang merupakan sebuah pengamatan intelijen terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan ancaman terorisme serta keamanan baik di dunia internasional maupun Indonesia, khususnya mengamati banyaknya kasus-kasus ancaman dari kelompok teroris ISIS atau Islamic State (Negara Islam) dan Al-Qaeda, termasuk mencantumkan penjelasan dari para pejabat negara, kepolisian dan lembaga-lembaga lain yang sedang menjabat saat artikel tersebut dibuat.
Buku ini merupakan pula rangkaian dari dua buku penulis yang telah diterbitkan lebih dahulu yaitu “Intelijen Bertawaf, Teroris Malaysia Dalam Kupasan” serta “Misteri MH-370”.
Penulis menyertakan perkiraan unsur evaluatif spekulatif. Menurut Sherman Kent’s Strategic Intelligence pada situs CIA, intelijen mengutamakan basic intelligence atau dasar intelijen yang terdiri dari “the basic descriptive element, current reporting dan estimates of the speculative evaluative element”. atau bahasa sederhananya sebuah ramalan dengan menggunakan dasar intelijen yaitu menganalisis fakta dan data elemen dasar masa lalu dikaitkan dengan kejadian masa kini.
Pada bulan bulan Nopember 2017, Pray bersama dua penulis lainnya, ProfDR Obsitar Sinaga, Guru Besar UNPAD serta DR Ian Montratama merilis sebuah buku hasil kolaborasi dengan judul :Terorisme Kanan Indonesia, Dinamika dan Penanggulangannya".
Terkait dengan judul, disepakati menggunakan terminologi terorisme kanan, yang dipilih untuk membatasi topik kajian pada kelompok teroris yang perilaku terornya dilandasi faktor agama. Tim penulis menghindari pelabelan terorisme atau gerakan radikal pada agama Islam. Hal ini karena nilai-nilai Islam sejati justru tidak membenarkan terorisme. Namun faktanya, kelompok terorisme di Indonesia hampir seluruhnya mengaku beragama Islam. Sehingga yang dimaksud terorisme kanan di dalam buku ini adalah terorisme yang dilakukan oleh kelompok masyarakat (yang mengaku) muslim. Secara umum ada enam hal yang dibahas dalam buku ini, yaitu mengenai: - Jejaring internasional dari terorisme kanan Indonesia - Lingkungan teroris di Asia Tenggara umumnya dan di Indonesia khususnya - NII sebagai akar terorisme kanan di Indonesia dan paham salafi jihadi ISIS menjadi sumber terorisme kanan kontemporer di Indonesia - Aktor dan aksi teror di Indonesia sejak tahun 2000 - Penanggulangan terorisme kanan di Indonesia melalui penyelarasan persepsi atas premis utama kaum salafi jihadi.
Demikian sedikit tentang Pray, mengingat usia yang semakin lanjut, dengan niat menyumbangkan sedikit ilmu dan pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya, Pray Insya Allah akan terus menulis yang diyakininya sebagai bagian dari ibadahnya. Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran. Pray mencintai bangsa dan negara Indonesia dengan segenap jiwa raganya.
Salam hangat kepada para pembaca serta para netters sekalian. Sebelumnya Pray minta maaf apabila dalam menuliskan suatu artikel, ada hal-hal yang kurang pas ataupun ada perasaan tersinggung. Selamat membaca, semoga ada manfaatnya. Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net