Rahasia Umur Panjang–Dzikir, Ikhlas & Rajin Minum Susu

29 December 2009 | 7:30 am | Dilihat : 184
Foto

Kalau ditanya siapa orang yang penulis sangat takuti, hormati serta banggakan, jawaban hanya satu, Ibu kandung. Dalam kepercayaan agama yang penulis anut, Allah tidak akan memberi ridho apabila kita tidak mendapat ridho orang tua. Ibu adalah sumber dari segala sumber dari anak. Jangan durhaka kepada ibu, Tuhan tidak akan mengampunimu....peluklah dia selama anda masih bisa memeluknya. Bagi mereka yang Ibunya sudah meninggal, terus dan terus doakan dia, jangan lupa, dia akan tersenyum dan  membalas dengan doa.

Nah, sekali ini penulis mendapatkan foto dan kisah Ibu kandung tercinta, Hj Pariah Ramelan yang dijadikan profile tokoh kesehatan pada situs para dokter, www.klikdokter.com . Sementara Ayah penulis Ran Ramelan telah meninggal tahun sembilan belas tahun yang lalu. Penulis mencopas artikel tersebut, untuk diposting di Kompasiana, selain merupakan kebanggaan, mudah-mudahan kiat-kiat beliau untuk sehat, tegar diusianya yang sudah cukup tinggi bagi ukuran orang Indonesia, bermanfaat bagi  kompasianer dan pembaca lainnya. Sekali-kali kita bahas kesehatan dan umur panjang deh, tinggalkan dahulu politik yang "pabaliut" itu. Selamat mengikuti kisah "my lovely mother".

Kesan pertama yang muncul saat bertemu dengan Ibu Hj.Pariah Ramelan adalah kita tidak akan menyangka bahwa beliau sudah memasuki usianya yang ke 89 tahun. Dengan perangai yang sangat ramah, warm serta sangat welcoming, Ibu Pariah atau yang kerap dikenal dengan nama ‘Anti’ oleh keluarganya dapat berkomunikasi leluasa dengan siapa saja tidak peduli status atau jabatan.

Nama panggilan beliau sendiri dulunya dibuat oleh cucu pertama yang pada saat masih kecil agak kurang fasih memanggil nama ‘eyang putri’ akhirnya dengan segala keluguan terciptalah nama panggilan ‘Anti’ yang hingga kini menjadi nickname resmi beliau baik bagi seluruh anggota keluarganya maupun kerabat-kerabat dekatnya.

Tidak ada yang tahu pasti tanggal kelahiran Anti, karena hingga kini bila ditanya, beliau hanya menjawab “dulu Anti lahir pas ada pladu Kutardjo” yang setelah ditilik balik sejarahnya yakni pada saat kejadian banjir besar di kota Kutoardjo, Jawa Tengah sekitar tahun 1920an. Pada era tersebut memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Jawa untuk mengingat kelahiran anak dengan suatu kejadian di tempat tinggalnya.

Anti kemudian tumbuh sebagai seorang anak layaknya anak-anak Jawa lain pada masanya, bermain di sungai, ikut bekerja di sawah dan mengenyam pendidikan hingga kelas 3 SD, karena memang pada saat itu Belanda membatasi pendidikan bagi suku pribumi. Tiba usia 16 tahun, sebagaimana sudah menjadi ‘custom’ masyarakat Jawa, Anti diharuskan memasuki jenjang pernikahan, tentunya dengan dijodohkan oleh orangtuanya yang memilih seorang pemuda dari Jakarta bernama Ran Ramelan. Anti akhirnya resmi menjadi istri di usianya yang masih sangat belia pada tahun 1936.

Perkawinan tersebut membuahkan 7 orang anak yang kemudian berkembang lagi menjadi 15 cucu dan sekarang telah memiliki lebih dari 20 cicit, menjadi sebuah keluarga besar yang sangat harmonis & sukses lahir batin. Hebatnya, Anti hingga hari ini masih sehat walafiat tidak seperti seseorang yang berusia hampir 90 tahun, apa sih rahasianya?

Ketika pertanyaan ini keluar, Anti menjawab dengan ramah bahwa beliau sejak kecil rajin mengkonsumsi susu hingga saat ini. Mungkin itulah yang menjelaskan mengapa postur tubuh Anti tidak bongkok dan masih berdiri tegak tanpa perlu bantuan tongkat atau kursi roda untuk berjalan. Hal tersebut juga bisa menjadi alasan mengapa Anti masih mempunyai gigi yang lengkap dan utuh dimana biasanya orang yang berusia lanjut identik dengan gigi yang sudah ‘ompong’ sehingga harus menggunakan gigi palsu. Beliau juga bilang bahwa masih sanggup untuk berjalan jauh, apalagi dalam keadaan yang senang dan dikelilingi oleh anak cucunya yang memang menjadi kebanggaan Anti. Bagi beliau, melihat anak cucu bahagia lahir batin merupakan dorongan yang sangat kuat setiap harinya bagi Anti untuk terus beraktivitas. Itu terlihat dari kegiatan sehari-hari Anti yang masih setia melayani pelanggan di usaha Minyak Tanahnya setiap pagi mulai jam 6 hingga 10 hingga akhirnya minyak tanah distop penjualannya setahun yang lalu.

Satu hal yang menakjubkan lagi dari sang nenek adalah kemampuan ingatannya yang luar biasa, terutama untuk tanggal ulang tahun masing-masing anak & cucunya. Beliau dengan fasih menjelaskan satu persatu tanggal tersebut dan terlebih lagi sejarah detil mengenai peristiwa pun masih melekat dengan sangat baik di memorinya. Sangat istimewa bagi seseorang yang sudah melewati asam garam kehidupan selama beliau.

Namun yang menjadi kombinasi mujarab bagi kesehatan di usia senja menurut penuturan beliau adalah kombinasi dzikir dan easy going yang selalu dilakukannya setiap saat. Walaupun mengalami hidup yang berat dari usia muda, melewati jaman penjajahan, mengurus suami & 7 anak seorang diri, menjalankan usaha untuk membantu ekonomi keluarga semua dilakoninya dengan tabah dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, tidak pernah mengeluh & putus asa. Beliau juga selalu berusaha ikhlas terhadap segala hal, sekalipun cobaan datang. Sebagai contoh, Anti masih ingat ada banyak orang yang berhutang bayaran minyak tanah yang hingga kini belum terbayarkan dan yang berhutang sudah meninggal dunia, namun semua itu diikhlaskan tanpa pamrih, beliau malah mendoakan yang berhutang supaya diterima amal ibadahnya. Hal yang sangat jarang kita temui di kehidupan modern saat ini, dimana setiap orang mementingkan kepentingan dirinya terlebih dahulu. Mudah-mudahan perilaku dan langkah hidup Anti dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca semua.[](TR)

PRAYITNO RAMELAN, Yang demikian mencintai Ibunya.

Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/29/rahasia-umur-panjang%E2%80%93dzikir-ikhlas-rajin-minum-susu/ (Dibaca: 1395 kali)

This entry was posted in Umum. Bookmark the permalink.