Pengalaman Gaib Menarik Pusaka

24 October 2009 | 1:28 pm | Dilihat : 3731

Percayakah kita bahwa sebuah pusaka itu mempunyai kekuatan gaib?. Bagi sebagian besar masyarakat masih banyak yang percaya, bahkan ada yang mengagungkan pusakanya, katanya hebat.  Nah penulis pada suasana liburan, week end ini mencoba menuliskan sebuah pengalaman  yang berhubungan dengan alam gaib itu. Kita mulai,... diawali pada tahun 1983 saat bertugas di kota Jogja, suatu hari penulis diajak seorang teman untuk melihat salah satu keajaiban gaib. Setengah percaya setengah tidak akhirnya ikut juga. Malam hari sekitar pukul 21.00 dengan dipimpin seorang tokoh paranormal yang bernama Mas Dar, rombongan tiga mobil bergerak menuju ke pantai Selatan yaitu Parang Kusumo, Parang Tritis. Sebelum berangkat setiap orang diwajibkan mandi jamas, yaitu mandi wajib, mensucikan diri sesuai agamanya masing-masing.

Sekitar pukul 22.00 rombongan sampai di Parang Kusumo, dimana menurut kepercayaan masyarakat Jogja merupakan tempat petilasan raja-raja jawa (tempat bertapa).  Rombongan berjalan menyusuri pantai, agak jauh, menuju tempat dipinggir pantai. Beberapa pembantunya Mas Dar membawa bambu betung beberapa potong, juga membawa kendi tanah liat dan telur ayam. Sesampainya ditempat yang telah ditentukan kami semua duduk berkeliling, mengarah kelaut dipasang dan dihidupkan 6 buah hio, sekeliling tempat duduk di garis oleh Mas Dar dengan pusakanya yang entah apa. Tiga potong bambu ditanam ditengah-tengah, demikian juga kendi yang sudah diisi air diletakkan degan posisi tegak, disekelilingnya diletakkan telur ayam beberapa buah. Kami disuruh diam menunggu. Dengan hati berdebar-debar penulis yang baru pertama kali melihat ritual ini duduk dengan agak tegang.

Mendadak hio yang tadinya hanya berkelip dan berasap, meledak dan menyala dengan terang. Kemudian pasir yang diduduki terasa bergetar, dan mulailah muncul keanehan-keanehan. Kendi yang berisi air tadi mendadak berputar sendiri, makin lama makin cepat pusingannya, karena berisi air maka terdengar suara clok, oclok, oclok...oclok. Menyeramkan memang dalam suasana yang demikian sepi, terlebih kalau teringat kisah-kisah Nyai Loro Kidul...entah apa yang akan terjadi. Kalau ingat itu, rasanya menyesal ikut, takut dibawa lari kelaut kan cilaka bukan?. Yang aneh lagi, kok telur-telur tadi beberapa buah mendadak terbang, naik, meloncati kendi, dan ada yang merambati kendi. Oleh Mas Dar kemudian ada yang disuruh menangkap telur, tetapi tidak semudah itu, seakan-akan hidup, dia berputar-putar. Akhirnya empat telur tertangkap dan dibungkus kain putih yang sudah disiapkan.

Kemudian mendadak terjadi peristiwa mengenjutkan, bambu yang ditanam bergerak dibawah pasir, ada dua yang bergerak. Yang satu kemudian mendekai salah satu pengikut, mendadak dia naik dan menghantam kepala orang tadi, Mas Dar berteriak "ora jamas kowe" (kamu tidak mandi mensucikan diri). dijawan 'mboten Mas" (tidak Mas), "lungo,lungo" (pergi, pergi...) kata Mas Dar, orang itu bangkit dan lari dari tempat duduknya. Untung hanya kena dua kali pukulan bambu dan bambunya tidak mengejarnya. Keadaan mulai hening, bambu bergerak dan kemudiantergeletak didekat kendi setelah orang itu pergi.

Muncul keanehan ketiga, mendadak tidak jauh dari penulis duduk, pasir bergerak-gerak...eh, kemudian muncul benda, ternyata sebuah keris, yang melayang tegak, terbang berkeliling diantara yang duduk. Rasanya bulu kuduk berdiri, si keris sepertinya mengamati tiap orang. Kemudian keris yang lengkap dengan kerangka dan agak kotor itu jatuh di pangkuan salah seorang yang ikut. Maka seluruh acara ritual selesai. Rombongan kembali ke kota jogja kerumah Mas Dar tadi.Sesampai dirumahnya, bambu dibelah dan ternyata isinya macam-macam, ada besi kuning, ada yang namanya sadak kinang, ada keris kecil (cundrik), ada semacam batu cincin. Pada saat kendi akan dibelah ternyata berubah menjadi semacam besi walau bentuknya tetap dari tanah liat. Dipukul dengan palupun tidak bisa, bersuara "teng-teng"...memang aneh sekali. Dan didalam telur setelah dipecah terdapat masing-masing satu benda pusaka semacam besi kuning.

Nah, itulah pengalaman menarik pusaka yang sangat menegangkan, ternyata keris tersebut setelah dibersihkan dari balutan semacam lumpur, setelah dibuka bagus sekali. Pada saat penulis mencoba meminta keris tersebut, tetapi tidak diberikan oleh Mas Dar. Isinya (qodam-nya) hanya sesuai dan cocok dengan orang dimana dia menjatuhkan diri, kata Mas Dar. Menurut  Mas Dar, bahwa tadi saat penarikan, disekitar yang hadir banyak terdapat para penunggu pantai selatan, dengan bermacam bentuk, hanya mereka tidak bisa masuk karena sudah dibuat garis oleh Mas Dar. Pusaka tersebut menurutnya adalah memang ditakdirkan terbentuk sebagai pusaka, sedang keris adalah buatan empu, hanya karena kekuatan dan kesaktian si empu pembuatnya dia menjadi pusaka yang berisi.

Nah, pembaca sekalian, tulisan ini hanyalah sebagai sebuah kisah pengalaman bahwa di dunia ini ada yang nyata dan ada yang gaib. Menurut Islam, Allah akan membuka ilmu pengetahuan seluas-luasnya, hingga apabila air laut menjadi tintanya hingga dua kalipun tidak akan cukup untuk menuliskannya. Akan tetapi masalah gaib hanya akan dibuka sedikit sekali, biarlah kita percaya bahwa yang gaib itu hanya milikNYA dan hanya orang-orang tertentu saja yang dipilihnya yang bisa mengetahuinya. Kita tidak boleh meminta kepada benda pusaka tersebut, karena akan menjadi syirik dan tidak diampuni Allah SWT.

Memohon hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau hanya pengalaman sekedar ingin tahu  tidak apa-apa bukan, sebagai penambah wawasan pengetahuan. Kalau lain kali diajak lagi, ya takut, salah-salah nanti kalau apes, di bawa para penunggu Laut Selatan kan repot juga. Salam.

PRAYITNO RAMELAN

Sumber : http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2009/10/24/pengalaman-gaib-menarik-pusaka/ (Dibaca: 3165 kali)

This entry was posted in Umum. Bookmark the permalink.