Siapa Para Pimpinan DPR Itu?

6 October 2009 | 5:04 am | Dilihat : 161

Pada Kamis (1/10) malam, telah dilangsungkan  Sidang Paripurna Penetapan Pimpinan DPR RI,  di Gedung DPR/MPR, Senayan. Marzuki Alie dari Fraksi Partai Demokrat (FPD), akhirnya dilantik sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Periode 2009-2014. Sesuai Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota, Ketua DPR ditetapkan dari partai politik pemenang pemilu. Ketua Mahkamah Agung (MA), Harifin A Tumpa memimpin acara pengambilan sumpah dan pengucapan janji  ketua DPR yang baru bersama empat wakil Ketua.

Para wakil ketua DPR RI adalah perwakilan dari empat parpol berurutan dengan perolehan suara terbanyak dari hasil pemilu legislatif 2009. Mereka adalah Priyo Budi Santoso dari Fraksi Partai Golkar (FPG), Pramono Anung Wibowo dari Fraksi Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (FPDIP), Anis Matta dari Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), dan Marwoto Mitrohardjono dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN). Dalam sambutannya Marzuki Ali menyatakan "Saya juga mengajak kepada saudara sekali untuk mengedepankan disiplin dan etika politik yang baik dalam menjalankan tugas-tugas nanti." Dia menegaskan  DPR RI tidak anti kritik karena menyadari lembaga legislatif merupakan representasi rakyat.

Apa yang menarik dari pelantikan tersebut? Mayoritas tokoh yang dilantik adalah para elit politik yang boleh dikatakan relatif masih muda, dimana mereka selama ini berada di "second layer" dari parpol dimana mereka bergabung. Marzuki Ali yang disebut sebagai "new comer" di panggung perpolitikan, dikenal sebagai  sosok sederhana dikalangan Partai Demokrat.  Dia adalah caleg terpilih daerah pemilihan  Jakarta-III (Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu), dilahirkan di Palembang, 6 November 1955. Menurut Ketua DPP Demokrat Anas Ubaningrum, ada tiga alasan utama mengapa Partai Demokrat mengusung Marzuki Alie sebagai Ketua DPR RI.  "Pertimbangan kepentingan negara, pemerintah SBY, dan Demokrat sendiri," tegasnya. "The right person, in the right place, in the right time," jelas Anas.  Marzuki saat ini sedang mengikuti program PhD jurusan marketing politik di Universiti Utara Malaysia, Sintokh, Kedah Malaysia ini.

Wakil Ketua DPR RI perwakilan dari Partai Golkar, Priyo Budi Santoso kini masih menduduki jabatan sebagai Ketua Fraksi Golkar periode 2004-2009. Politisi Golkar ini sarat degan pengalaman politik, lahir di Trenggalek pada tanggal 30 Maret 1966. Priyo mulai berkiprah di politik sejak tahun 1993 sebagai Sekretaris Tim Asisten Ketua Umum DPP GOLKAR. Alumnus Sospol UGM ini aktif dalam beberapa organisasi seperti ICMI, MKGR, FORSIS, serta di DPP Golkar. Sejak tahun 1997 dan terus hingga kini, Priyo terpilih menjadi anggota DPR/MPR RI. Dengan umurnya yang 43 tahun, politisi ini termasuk golongan muda di Partai Golkar. Priyo cukup mempunyai  tempat tersendiri di kelompok politisi muda Golkar di samping Yuddhy Chrisnandy.

Wakil Ketua DPR dari PDIP, Pramono Anung Wibowo adalah tokoh yang cukup dikenal namanya di kancah perpolitikan nasional. Pramono tetap setia mendampingi Ibu Mega saat beberapa elit PDIP melepaskan diri dan membentuk partai baru. Pram tetap konsisten pada posisinya dalam perjuangan pahit getir pemilu dan pilpres 2009. Pramono Anung termasuk salah satu dari 15 orang yang terpilih majalah Biografi Politik sebagai  pemimpin muda yang dinilai berpengaruh tahun 2008. Disamping itu yang terpilih diantaranya adalah  Mennegpora Adhyaksa Dault, Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia Denny JA , Wakil Ketua DPD Irman Gusman dan Ketua PKS Tifatul Sembiring.

Pemimpin Redaksi majalah Biografi Politik Yudi Latif mengatakan, kriteria para pemimpim muda yang dipilih adalah berumur 50 tahun ke bawah, melakukan karya nyata, memimpin organisasi dan popularitas. Yudi Latif mengatakan, permasalah yang melanda Indonesia saat ini bukan karena tidak ada pemimpin namun karena media hanya fokus pada masalah yang ada dan bukannya solusi. Saat ini, katanya, yang muncul hanya tokoh-tokoh yang terkenal dibanding tokoh-tokoh muda. Pramono Anung dilahirkan di Kediri, Jawa Timur, 11 Juni 1963, alumnus Teknik Pertambangan ITB, Bandung, serta Magister Management UGM, Yogyakarta. Anggota DPR RI terpilih dari daerah pemilihan 6 Jawa Timur ini cukup mempunyai pengalaman diusianya yang 46 tahun. Sejak 2004 telah menjadi anggota DPR/MPR RI, dan kini masih aktif sebagai Sekjen PDIP.

Anis Mata, adalah wakil Ketua DPR dari Partai Keadilan Sejahtera. Pria yang sering dipanggil Ustadz dikalangan PKS ini dilahirkan di Bone pada tanggal 7 Desember 1968. Anis menyelesaikan  S1 di Fakultas Syari’ah, LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab), sebuah lembaga di bawah Universitas Imam Muhammad bin Saud, Saudi Arabia (selesai 1992). Pada tahun 1999 Anis sempat mengikuti Kursus Singkat Angkatan (KSA) IX Lemhanas dan lulus  menjadi peserta terbaik. Pernah Mengikuti program Pertukaran Politisi Muda di Amerika atas undangan American Council for Young Political Leader (ACYPL) tahun 2000. Karir politik Anis mulai menonjol setelah menjabat sebagai Sekjen Partai Keadilan (PK) tahun 1998-2003 dan dilanjutkan menjadi Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  tahun 2003-sekarang. Anis menjadi anggota DPR melalui caleg dapil  DKI, karier politik di DPR sebagai anggota Komisi I, Fraksi PKS dan anggota Badan kerja sama antar parlemen. Selama pemilu dan pilpres 2009, dia termasuk politisi muda yang berani bersuara vokal, bahkan berani mengkritik keras partner koalisinya Partai Demokrat. Terkadang banyak yang menilainya suka melakukan langkah  agak kontroversial.

Wakil Ketua DPR yang keempat adalah Marwoto Mitrohardjono dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN). Marwoto Mitrohardjono adalah calon legislatif terpilih dalam Pemilu 2009 yang maju dari Daerah Pemilihan Jateng-5 meliputi daerah pemilihan Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta. Dalam daftar calon legislatif Partai Amanat Nasional, Marwoto merupakan calon nomor urut satu di daerah pemilihan Jateng-5, yang berhadapan dengan caleg-caleg partai lain seperti Puan Maharani (PDIP), Zaenal Ma'arif (PD) dan Hidayat Nurwahid (PKS). DR. Marwoto Mitrohardjono, SE, MM dilahirkan di Klaten pada tanggal 23 Juni 1944, merupakan alumnus dari beberapa Universitas, S1 UGM, Yogyakarta, S2 UI Jakarta, S3 UNJ Jakarta.

Anggota DPR RI periode 2004-2009 yang bertugas di Komisi-IX ini menginginkan terwujudnya pemerintahan yang bersih dengan cara melaksanakan tata kelola pemerintah yang baik.  Hasil kerjanya yang menonjol adalah saat bertugas di panitia anggaran DPR RI berupa sebuah tulisan berbentuk laporan yang mempermasalahkan   "Cost Recovery " PT Pertamina EP. Cost Recovery yang dipermasalahkan, terkait dengan depresiasi aset-aset PT Pertamina. PT Pertamina mengajukan pembebanan (minta uang) atas depresiasi aset-aset mereka yang bersumber dari APBN untuk tahun 2008 sebesar US$ 333 juta. Periode aset-aset tersebut ialah untuk tahun 2004 s.d. 2008. Untuk tahun 2004 s.d. 2007 sudah direalisasikan pembayarannya. Jumlahnya sebesar US$ 2,327 juta. Sehingga jumlah dari tahun 2004 s.d. 2008 jika dikonversikan ke rupiah sebesar Rp 21,85 triliun. Kejanggalan kasus di atas ialah terkait pengeluaran kas untuk biaya depresiasi. Walaupun untuk tahun 2004 s.d. 2007 kas APBN sudah bocor dan dalam proses untuk ditarik kembali, akan tetapi di tahun 2008 kebocoran sudah di munculkan oleh Marwoto.

Demikianlah sedikit gambaran serta komposisi pimpinan DPR RI periode 2009-2014.  Dari 5 orang pejabat, tiga wakil berusia diantara 41-46 tahun, Ketua DPR 54 tahun dan satu wakil ketua berusia 65 tahun. Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, kedudukan pimpinan dalam DPR bisa dikatakan sebagai juru bicara parlemen. Fungsi pokoknya secara umum adalah mewakili DPR secara simbolis dalam berhubungan dengan lembaga eksekutif, lembaga-lembaga tinggi negara lain, dan lembaga-lembaga internasional, serta memimpin jalannya administratif kelembagaan secara umum, termasuk memimpin rapat-rapat paripurna dan menetapkan sanksi atau rehabilitasi.

Pimpinan DPR berdasarkan UU, bersifat kolektif, artinya kelimanya memiliki hak yang sama di dalam kepemimpinan di DPR. Kelimanya adalah penjuru dari para anggota DPR yang  memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Selain itu anggota DPR juga memiliki hak mengajukan RUU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler. Melihat komposisi dua pertiga pimpinan di DPR termasuk kelompok intelektual muda, berani dan realistis,  maka kita harapkan mereka akan mempunyai "greget" tersendiri didalam berhubungan dengan lembaga eksekutif. Demikian sedikit gambaran pimpinan yang mewakili konstituen di parlemen, semoga informasi sederhana ini bermanfaat.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana.

Sumber: http://politik.kompasiana.com/2009/10/06/siapa-para-pimpinan-dpr-itu/ (Dibaca: 1663 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.