Kisah Calon Menteri (Session-II)
30 September 2009 | 12:49 am | Dilihat : 91
Partai Demokrat akhirnya menetapkan Marzuki Alie untuk menggantikan posisi Ketua DPR Agung Laksono sebagai Ketua DPR RI dalam periode 2009-2014. Anas Urbaningrum saat ramahtamah calon anggota DPR terpilih di Hotel Borobudur Selasa (29/9) malam mengatakan .“Sudah diputuskan kemarin (minggu 27/9) Pak Marzuki sebagai Ketua DPR. Beliau adalah pilihan tepat.” Menurut Anas, penetapan Marzuki Alie untuk menggantikan posisi Ketua DPR Agung Laksono tersebut merupakan pilihan Partai Demokrat yang dimandatkan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono. Sesuai sesuai dengan UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang berhak menjadi Ketua DPR adalah anggota DPR dari partai politik yang memenangkan Pemilu Legislatif 2009. Sementara empat Wakil Ketua DPR ditunjuk dari perwakilan masing-masing partai politik di urutan kedua hingga pemenang kelima Pemilu 2009.
Dengan demikian maka posisi Wakil Ketua DPR dijabat sesuai urutan parpol pemenang pemilu, adalah wakil dari Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Partai Golkar masih menggodok sejumlah nama yang akan diusung menjadi Wakil Ketua DPR di antaranya Rully Chairul Azwar, Priyo Budi Santoso, Enggartiasto Lukita, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang. Nampaknya peluang Priyo Budi Santoso lebih besar. Sedangkan PDIP masih menunggu hasil rapat pleno pekan mendatang. Ada empat calon yang dijagokan di antaranya, Panda Nababan, Pramono Anung, Puan Maharani,dan Tjahjo Kumolo. Untuk PKS telah menunjuk Sekjen DPP Anis Matta dan PAN telah menetapkan Marwoto Mintrohardjono.
Nah itulah para pejabat di parlemen, kini bagaimana dengan pejabat eksekutif?. Tadi siang, saat penulis sedang membuka Face Book, ternyata ada pesan dari Mariska Lubis, penulis/konsultan seks di Kompasiana. Dia memberi note " Saya pernah bermimpi dan menanyakan kepada Pak SBY, apakah pemilihan pembantunya sudah benar?". Kemudian dia menegaskan lagi "Tulis ya Pak." Ini pertanyaan ringan tetapi dalam artinya. Mariska merasa sayang dengan Pak SBY karena saat masa kampanye pemilu, dia menonton perdebatan di Televisi, dimana ada dua tokoh Partai Demokrat, yang menurutnya kurang tepat dan kurang ada kelasnya, saat berdiskusi seperti pokrol bambu. Kenapa mereka menjadi petinggi? Demikian kira-kira pertanyaannya. Maka Mariska meminta penulis menuliskan pemilihan para pembantu serta kepemimpinan Pak SBY.
Ada suatu hal yang perlu diketahui, menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat saja tidaklah cukup. Sumber daya manusia yang ada dan terpilih, tetap perlu dimotivasi dan digerakkan ke arah tujuan penyelenggaraan program-program pemerintahan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Terus bagaimana kalau yang dipilih tidak tepat? Ini yang akan banyak dipertanyakan publik kebutuhan akan profesionalisme pejabat dikaitkan dengan tekanan politik.
Nah, itulah sebuah teori dalam manajemen pemerintahan. Tetapi hal yang lebih menarik lagi apabila kita bahas siapanya. Mari kita bahas sedikit beberapa calon menteri pembantunya Presiden SBY. Nampaknya Pak Hatta Rajasa (Mensesneg) sebagai mantan ketua tim sukses kemungkinan besar akan menduduki pos sebagai salah satu Menteri Koordinator (Menko), kemungkinan pos Menko Kesra. Kalau pilihan tidak berubah, maka Pak Purnomo Yusgiantoro (Menteri ESDM) yang akan duduk sebagai Menko Perekonomian, pesaingnya adalah Sri Mulyani. Kedua tokoh tersebut merupakan tokoh senior yang dikenal banyak jasanya. Untuk posisi Menko Polhukam kelihatannya tetap terfokus diduduki mantan Panglima TNI Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto.
Berita lainnya yang menarik, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, kelihatannya akan diplot menjadi Menteri Tenaga Kerja, nampaknya Cak Imin akan mendapat tugas fokus menangani masalah tenaga kerja (TKI) di Arab Saudi serta negara-negara Timur Tengah lainnya dan Malaysia sebagai penghasil devisa yang besar. Kemudian Meneg BUMN yang kini diduduki Sofyan Djalil, nampaknya akan digantikan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo. Kalau Pak Purnomo Menteri ESDM bergeser, maka kemungkinan yang menggantikannya adalah Sekjen Departemen ESDM Waryono Karno.
Jadi, demikian dahulu informasi atau kisah calon menteri yang merupakan session-II, semoga bermanfaat. Maaf kalau ada yang dirasa kurang pas, nanti kita tulis lagi yang lainnya.
PRAYITNO RAMELAN, Guest blogger Kompasiana
Sumber: http://politik.kompasiana.com/2009/09/30/mariska-dan-kisah-calon-menteri-session-ii/ (Dibaca: 1892 kali)