Al-Qaeda Di Indonesia (Dari Dokumen Noordin)
19 September 2009 | 2:13 pm | Dilihat : 578
Mendengar kata Al-Qaeda, kita akan langsung bergidik, karena telah banyak prestasi menteror, kalau boleh dikatakan seperti itu, dimana teror digunakan oleh Al-Qaeda sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana panik, rasa takut yang amat sangat serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk mentaati kehendak pelaku teror.. Terorisme tidak ditujukan langsung kepada lawan, akan tetapi perbuatan teror justru bisa dilakukan dimana saja dan terhadap siapa saja. Dan yang lebih utama, maksud yang ingin disampaikan oleh pelaku teror adalah agar perbuatan teror tadi mendapat perhatian yang khusus.
Amerika Serikat sebagai negara adi daya saja pernah kecolongan diserang dinegaranya. Terkenal dengan terjadinya peristiwa World Trade Center (WTC) di New York pada tanggal 11 September 2001, yang disebut sebagai “September Kelabu.” Empat pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua diantaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Centre dan gedung Pentagon. Yang menjadi korban utama dalam waktu dua jam itu kurang lebih 3.000 orang pria, wanita dan anak-anak. Akibat serangan, menurut Dana Yatim-Piatu Twin Towers, diperkirakan 1.500 anak kehilangan orang tua. Sementara Di Pentagon, Washington, 189 orang tewas, termasuk para penumpang pesawat, dan 45 orang tewas dalam pesawat keempat yang jatuh di daerah pedalaman Pennsylvania. Inilah hanyalah salah satu dari aksi teror internasional dari Al-Qaeda.
Sejak perang dingin usai, blok Timur melemah, maka di dunia terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan yaitu kelompok terorisme yang dipimpin oleh Osama Bin Laden disatu sisi melawan Amerika disisi lainnya. Osama diketahui berasal dari sebuah budaya yang memperkuat rasa permusuhan, rasa tidak percaya dan kebencian terhadap Barat, khususnya Amerika. Budaya tersebut tidak mendewakan terorisme, tetapi menyalakan fanatisme yang sudah ada dihati mereka. Kini yang menjadi masalah dibanyak negara dibelahan dunia, bukanlah bahwa Osama Bin Laden yakin kalau ini adalah perang suci melawan Amerika. Masalahnya adalah jutaan orang di negara-negara Islam kelihatannya setuju (Fareed Zakaria).
Nah, apa yang ditiupkan oleh Osama dengan Al-Qaeda tersebut dalam beberapa tahun terakhir berkembang semakin pesat di Indonesia. Noordin M Top yang warga negara Malaysia telah mampu menghidupkan dan menyalakan fanatisme dikalangan penganut Islam radikal di Indonesia agar melakukan apa yang disebutnya perang suci melawan Amerika, dengan bungkus kata bertuah "jihad dan surga." Jaringan yang dibentuk semakin luas, link-up terjadi dengan beberapa kelompok ekstrimis yang sudah mengakar lama, terutama dikonsentrasikan di Pulau Jawa dan Sumatera, walaupun jaringan tersebut pernah juga diaktifkan di Ambon dan Poso. Oleh karena itu, Noordin yang menurut Kapolri dinyatakan telah menjadi DPO Polri selama sembilan tahun baru dapat dilumpuhkan pada Kamis (17/9) di di Kampung Kepuh Sari, Jebres, Solo. Licinnya Noordin diketahui karena dia mendapat dukungan dan perlindungan dari jaringan Al-Qaeda serta kelompok lainnya seperti Jamaah Islamiyah, NII dan Kompak.
Dari hasil penyergapan terhadap Noordin, Densus-88 menemukan beberapa bukti penting, diantaranya dokumen Al-Qaeda Asia Tenggara (dalam bahasa Arab), Laptop, teropong binokuler, handycam, kamera digital, senjata laras panjang dan pistol baretta milik Noordin. Dari dokumen, terbaca adanya prosedur kaderisasi dan langkah-langkah menyelamatkan organisasi. Dokumen juga menyebutkan tanzhim Al-Qaeda di Afghanistan secara resmi mengakui Noordin, Syahrir, Syaefuddin Jaelani dan Ibrohim sebagai pimpinan wilayah Asia Tenggara. Al-Qaeda juga menyatakan akan memberikan dukungan dan pembelaan terhadap semua tindakan kelompok Noordin di Asia Tenggara. Dari laptop yang disita, juga terdapat dokumen dalam format pdf berisi manual pembuatan bom rakitan. Manual lengkap dari mulai mencari bahan hingga cara meledakkannya.
Informasi intelijen yang sangat penting dari dokumen tersebut adalah benar, posisi Noordin sebagai pimpinan Al-Qaeda Wilayah Asia Tenggara. Ternyata menyempalnya Noordin dari JI, secara resmi telah mendapat pengakuan serta dukungan dari tanzhim Al-Qaeda di Afghanistan. Yang cukup mengejutkan, ternyata Ibrohim yang hanya bekerja sebagai tukang bunga di Hotel JW Marriott dan kemudian mati tertembak beberapa waktu lalu juga seorang tokoh besar, yang duduk menjadi pimpinan wilayah Asia Tenggara. Dari empat nama yang disebut, kini tersisa nama dua orang pimpinan Al Qaeda Asia Tenggara yang masih bebas, yaitu Muhammad Syahrir dan Syaifudin Zuhri. Kedua orang itu adalah kakak beradik, dan juga masih mempunyai tali persaudaraan dengan Alm Ibrohim. Syahrir alias Aing belakangan diketahui sebagai ahli mesin pesawat terbang dan pernah bekerja di Garuda Indonesia. Sementara Syaifuddin Zuhri tercatat pernah mengenyam pendidikan tinggi di Yaman. Dalam berbagai aksi teror bom, dialah yang oleh polisi dicurigai sebagai perekrut ‘pengantin’ atau pelaku bom bunuh diri.
Dari beberapa data serta informasi intelijen dokumen Noordin, memang nampaknya kelompok sempalan Noordin bukanlah kelompok "ecek-ecek." Kelompok ini diakui dan didukung oleh Al- Qaeda Afghanistan agar terus beroperasi di Asia Tenggara. Kini, dengan tewasnya Noordin, mereka jelas kehilangan inisiator organisasi yang sangat berwibawa. Dari rentang kendali serta jalur komando yang telah dibentuk, nampaknya lebih besar peluang dari Syaifuddin Zuhri untuk menggantikan kedudukan Noordin. Syaifuddin pernah mengikuti pendidikan yang cukup, dan mempunyai kemampuan mempengaruhi orang, hingga mirip Noordin.
Kelompok sempalan JI ini kini akan melakukan konsolidasi, menunggu hingga meredanya suhu, baru mereka akan merencanakan serangan baru. Bagi aparat keamanan, nampaknya harus lebih giat untuk menangkap kedua tokoh tersebut. Langkah Densus yang semakin aktif dibantu intelijen jelas akan menyempitkan ruang gerak dari kelompok ini. Khususnya di daerah operasi mereka, Jawa dan Sumatera dimana basis pendukung mereka berada. Jangan beri mereka kesempatan bernafas, kejar terus, hingga mereka tidak sempat menyerang. Itulah prisip bertahan yang efektif.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana.
Sumber: http://umum.kompasiana.com/2009/09/19/al-qaeda-di-indonesia-dari-dokumen-noordin/ (Dibaca: 2391 kali)