Kata PKS, Jatah Menterinya Empat Tuh

26 August 2009 | 11:53 am | Dilihat : 91

PKS adalah partai cerdas dan berani, kadang agak nekat. Pada saat kampanye pemilu legislatif, berani mengusung nama Almarhum Pak Harto, Mbak Tutut, kemudian juga beberapa tokoh diluar partainya. Bahkan berani menyatakan "SBY Presidenku." Semua itu ya sah-sah saja, karena dalam berpolitik ya begitu itu. Langkah kontroversi PKS yang diawaki tokoh-tokoh pintar dan cerdas mampu menarik para pemilih muda yang kadang suka dengan suatu yang kontroversi, istilah masa kininya "berani tampil beda." Dengan berbekal nama partai yang bersih,peduli, profesional, serta gerakan militan kader dan simpatisannya, ternyata hanya PKS sebagai satu-satunya partai Islam yang mampu mempertahankan perolehan suaranya diangka 7% lebih. Sementara kita lihat partai-partai Islam lainnya "kedodoran," terjun bebas perolehan suaranya dibandingkan pemilu 2004.

Pada saat pilpres, tanpa ragu-ragu PKS langsung merapat ke SBY, menyatakan berkoalisi, maka jadilah PKS pendukung SBY dengan modal 7%. Jelas jasanya dinilai SBY tidak kecil, dimana saat itu justru partai nasionalis yang semestinya sama chemistry-nya dengan Demokrat  menjauh. Walau sebagai partner koalisi, tetap saja PKS berani unjuk gigi, tokoh-tokoh mudanya keras mengeritik Partai Demokrat (jelas dengan SBY-nya), protes keras saat SBY menetapkan Boediono menjadi cawapresnya. PKS konon sudah mengajukan empat nama cawapres ke SBY, merasa bahwa cawapres PKS yang pantas. Tetapi SBY menunjuk yang lain? Bukan itu yang mereka permasalahkan katanya, tetapi sebagai partner tidak diajak berunding.

Nah, kini yang menarik. Pada saat Pak SBY sedang memikir-mikir dan menimbang-nimbang siapa yang akan didudukkan sebagai pembantunya di Kabinet, mendadak PKS kembali membuat pernyataan yang berani dan menggigit. Wakil Sekjen PKS Agus Purnomo mengatakan kepada wartawan di gedung DPR Selasa (25/8) bahwa PKS mendapat jatah empat menteri. "Soal menteri, ya kira-kira kita dapat empatlah. Posisinya itu konon Menkominfo. Menteri Pertanian itu juga hampir fix. Mensos ada cerita begitu dan Menristek juga. Bahkan untuk Menristek orangnya adalah Suhara (anggota Majelis Partai). Tapi saya belum bisa mengkonfirmasi," katanya.

Selanjutnya Agus menyatakan "Yang bisa saya konfirmasi hanya dua pos menteri. Pertama Mentan, apakah akan diisi Pak Suswono atau Pak Anton Aprianto lagi. Semua itu belum pasti. Kedua, posisi Menkominfo dijabat Pak Tifatul dan itu fix." Agus menambahkan, keempat kader yang diajukan PKS itu merupakan keinginan kuat. Tetapi jika SBY nanti mengumumkan formasi kementerian dalam kebinetnya, ternyata tidak melibatkan PKS, Agus menyatakan tidak akan menerima hal itu.  Selanjutnya Agus berujar "Kalau tiga janganlah. Kalau bisa sih empat, syukur-syukur dapat lima. Kalau dapat menteri pendidikan, kesehatan, mendag lebih seru."

Seperti pada saat pencalonan cawapresnya SBY, kini PKS konon mengajukan kepada SBY 8 nama dengan pos kementeriannya. Kedelapan nama yang diajukan adalah Menkominfo Tifatul Sembiring, Mensos Salim Sagaf Aljufri, Mendiknas Prof Irwan Prayitno, Menakertrans Soeripto, Menristek Suharna, Menperin DR Zulkiefliemansyah, Menta Ir Suswono dan Menkokesra DR Hidayat Nurwahid.

Jadi pertanyaannya, apakah tuntutan PKS akan dipenuhi? Sebaiknya PKS mengukur dengan penekanan Presiden  SBY pada saat memberikan pidato kemenangannya. Dalam pidatonya, SBY menjanjikan orang-orang yang dipilih untuk menduduki kabinet yang akan dibentuknya adalah figur yang memiliki kompetensi, bersih, gigih, dan penuh dedikasi. Mereka akan dipilih dari kalangan profesional maupun partai politik. 'Kontrak politik dan pakta integritas akan menjadi bagian yang sangat penting di sini,' kata SBY. Hal penting sebagai syarat Presiden disini adalah pertama, kompetensi,  yaitu kemampuan seorang Menteri dalam menguasai pekerjaan yang bersifat operasional dan manajerial. Sehingga perkembangan usaha yang dikelola oleh Departemennya dapat terus berkembang, bermanfaat dan diterima oleh mayarakat.

Kedua, yang ditekankan adalah fakta Integritas. Integritas berasal  dari kata "integrity", berarti "soundness of moral principle and character honesty". Dengan perkataan lain, SBY menginginkan Menterinya memiliki integritas, yang lazimnya memiliki hati nurani yang bersih, mempunyai prinsip moral yang tangguh, adil serta jujur.   Tidak ada menterinya yang pernah terlibat masalah korupsi dan perbuatan tidak terpuji lainnya. Menterinya adalah orang yang gigih dan penuh dedikasi,  mempunyai track record yang selalu bersemangat pantang menyerah,  mengedepankan tugasnya.

Demikian, sebuah informasi ringan tentang berita yang dilansir oleh elit PKS, mengenai kebenarannya, hanya Pak SBY dan Pak Boediono saja yang mengetahui. Tetapi nampaknya, seperti biasa yang terjadi dalam ranah politik, sebuah "pressure" kadang masih dianggap sebagai upaya dalam mencapai tujuan. Tetapi jangan juga dilupakan bahwa Pak SBY kini posisi politisnya berbeda dengan tahun 2004. SBY 2009 adalah sosok yang sudah jauh lebih piawai, lebih confident, partainya menguasai mayoritas di parlemen. Jangan berfikir SBY akan bisa ditekan secara politis, apa yang dipandang pantas dan bermanfaat dalam pengelolaan negara akan diputuskannya bersama Pak Boediono.

Jadi kasus pemilihan Menteri kini bisa mirip dengan kasus pemilihan cawapresnya. Walaupun demikian,  ada hal yang positif di PKS itu, rata-rata kader yang diajukannya relatif masih muda, ini yang sejalan dengan salah satu kebijakan Pak SBY dalam menentukan pembantunya, kata bertuahnya adalah regenerasi. Nampaknya akan banyak menteri yang relatif muda di kabinet nanti. Kita tunggu saja.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana

Sumber: http://politik.kompasiana.com/2009/08/26/kata-pks-jatah-menterinya-empat-tuh/ (Dibaca: 2578 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.